Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Shalahuddin versus Richard I

2 Juni 2016   09:58 Diperbarui: 2 Juni 2016   10:26 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Hanya saja,kita perlu untuk merubah sejarah. Ummat muslim tidak boleh minder dengan sejarah mereka”

“Kau tidak perlu khawatir karena muslim peranh berjaya dan mempunyai negeri-negeri yang hebat dan menunjukan perekomian dan tehnologi yang maju sekali. Kau mungkin mendengar kota-kota musim masa lalau maju dengan pesat dan mempunyai bangunan-bangunan yang megah dan kalau bisa disandingkan dengan kota-kota metropolitan zaman dahulu. Begitulah kehidupan manusia dan semuanya dipergilirkan sesuai dengan janji Allah dalam Al Qur’an”

“Ya, aku rasa perlu untuk memperbaiki sejarah tersebut”

“Aku juga sependapat denganmu”, kata Ihsan

Pelayan tersebut datang membawa baki yang tercium bau semerbak kopi luwak berwarna hitam.

“Silahkan di minum”, aku mengajak Ihsan utuk meminum

Ia meminum dan akupun meminum. Rasanya kopi luwak yang sangat mahal tidak tertandingi.

“Apakah kau percaya Shalahuddin kalah dalam perang Salaib terutama dengan Richard”

“Richard ini memang menarik bagi peminat sejarah terutama sejarah timur tengah.  Ia memang menjadi inspirasi bagi bangsa Inggris. Sebenarnya cerita-cerita tersebut mereka lakukan untuk menghibur mereka sendiri”

“Menghibur mereka sendiri?”, tanyaku dengan wajahku yang penuh dengan tanda tanya

“Yah, kau tau mereka merasa kalah karena mereka tidak mendapatkan Al Quds atau Jerusalem  karenanya mereka mengarang banyak cerita dan salah satunya adalah Arthur the round table knight. Kalau kita mencari mengenai mereka, kita tidak akan temukan di literatur melainkan itu hanya semata-mata dongeng saja”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun