Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kurtoglu Hizir Reis ke Aceh

2 Februari 2016   17:09 Diperbarui: 3 Februari 2016   07:54 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang utusan dari negeri Timur mendekat. Ia tidak lebih tinggi dari orang kebanyakan Turki namun ia mengenakan pakaian seperti layaknya orang Turki.Menggenakan sorban yang besardiatas kepalanya. Ia mengucapkan salam dan menyerahkan sepucuk surat. Ia membawa hadiah dari Tanah timur tersebut.

Sultan Sulaiman membacanya dengan seksama dan iapun memahami permintaan dalam surat tersebut. Ia mempersilahkan si utusan untuk duduk di tempat yang sudha disediakan.

“Kami akan mengirimkan bantuan untuk mengatasi masalah kalian.Aku akan mengutus Kurtoglu Hizir Reis dan para ahili militer sehingga kalian akan mampun melawan Prtugis”

“Terima kasih khalifah. Satu lagi Aku ingin meminta izin agar setiap kapal Kesultanan Aceh dapat menggunakan bendera Khalifah Utsmaniyyah”

“hmm. Tentu saja hal itu aku izinkan. Sesama muslim haru saling bahu membahu menghadapi musuh.

**

Kurtuglu berlayar ke suatu yang jauh dari tempat asalanya. Ia mendengar bahwa tempatnya tidak ada salju sepanjang tahun. Ia membawa para ahli milter , dai dan ahli bidang lainnya. Dalam kapal etrsebut jua ada prajuirt Aceh yang belajar pelayaran dari pelaut Ahli Kurtoglu Hizir Reis.

Da sebuah kapal Portugis yang terlihat dari layar bergambar bendera Portugis. Kapal tersebut hendak menyerang sebuah kapal dagang Aceh. Kurtoglu segera mengarahkan kapalnya menuju kapal Portugis tersebut .

Para awak pasukan sudah berda di belakang meriam. Mereka tinggal menyulut dan bakal menghancurkan kapal musuh tersebut. Prajurit Portugis geger melihat Kapal perang Ustmaniyyah yang jauh sekali berlayar ke arah Timur. Tidak seperti biasanya mereka berlayar ke Malaka.

Kurtoglu menembakan peluru meriamnya. Puluhan meriam terbang dan mencoba untuk menghantam kapal Portugis. Sebagain besar melayang dan menyelam dekat kapal Portugis. Satu buah mengena ke bidik kapal dan menghancurkan sebuah meriam Portugis yang sudah siap menyerang.

Portugis tidak tinggal diam dan mereka segera mengambil posisis kapal untuk menyerang kapal Kurtoglu. Mereka menembaki kapal Kurtoglu dan dengan kepadaiannya meriam-meriam tersebut hanya merusak geladak atas. Tidak ada korban yang terluka karena serangan Pasukan Portugis tersebut.

Para prajurit Utsmaniyyah dan beberapa orang Aceh mengisi kembali meriam mereka. Mereka menunggu perintah Kurtoglu untuk menembak. Nakhoda sibuk mencari posisi yang tepat untuk menghancurkan Portugis tersebut namun Kapal Portugis tersebut tampak menghindar dan mereka sudah bersiap dengan meriam yang terisi.

Kurtoglu mengisyaratkan menyerang dan meriam kapalnya menyala diikuti juga dengan salakan meriam dari Portugis. Keduanya sama-sama menembak dan menimbulkan korban di masing-masing pihak. Lebih dari separuh meriam hancur karena pertarungan yang sedemikian dekat.

“Tuan lebih baik kita harus mendekat mereka. Kita tidak akan mampu jika melawan dengan sedikit meriam dan awak”

“Baiklah, lakukan hal itu”

Nakhoda Turki mengejar kapal Portugis yang juga sedang mengisi meriamnya. Mereka juga mengalami hal yang tidak jauh berbeda. Kapal mereka sebagian hancur namun mereka beruntung karena mempunyai meriam yang lebih banyak dan pasukan yang lebih banyak.

Kurtoglu juga terluka akibat serangan meriam musuh. Seorang prajurit membantunya membalut luka-lukanya. Ia harus bertempur dengan Portugis yang lebih banyak awaknya. Ia tidak ragu. Pasukannya sudah siap bertempur dan mereka barada di belakang perisai sambil bersiap untuk menembak musuh. Kapalpun menghantam Pasukan Aceh dan Turki melompat dan mereka menyerang Pasukan Portugis mereka sudah bersiap dan menembak pasukan Turki dan Aceh Pasukan Tukri kembali menembaki Pasukan Portugis.

Para perwira Turki mengayunkan scimittarnya dan menghancurkan musuh Tidak lama. Kurtgolu menyerang kapten Kapal yang bernama Pedro. Ia tidak sanggup menghadapi Kurtoglu yang sudah luka dan ia menyerah. Para prajuirt Portugis pun menyerah.

Ia melihat ada harta yang banyak sekali untuk membiayai perang Portugis di Malaka.  

 

Photo by flickr

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun