Inilah salah satu kelebihan wisata kawasan Danau Toba, ramah untuk pengunjung MICE, ramah juga untuk traveller muda.
3. Tempat Parkir Yang Jadi Bahan PikiranÂ
Pengalaman ini penulis alami sendiri ketika main ke Danau Toba. Setelah lelah berjam-jam mengemudi dari Medan, penulis kemudian memilih lokasi istirahat di Panatapan, Parapat. Ada puluhan warung makan di area ini sehingga kami harus memilih salah satunya.
Kami pun memutuskan ke salah satu warung yang kami pikir memiliki spot view paling strategis. Sedang asyik berbincang-bincang, salah satu pekerja warung kemudian menginterupsi pembicaraan, "Bapak parkir dimana?"
"Kami parkir di sebelah sana," tutur penulis. Â
"Nanti pemilik warung A marah, Pak kalau parkir di situ. Tolong pindahkan mobilnya di depan warung kita, Pak."
Kami pun harus memindahkan mobil tepat di depan warung yang sedang kami tempati. Padahal jaraknya hanya dua tiga meter saja. Dalam kondisi lelah, siapa yang tidak mudah terpancing emosi jika lokasi parkir pun harus dipermasalahkan seperti ini?
Penulis pikir, ada baiknya pemerintah ikut terlibat dalam mensosialisasikan lokasi parkir ini. Karena berbeda halnya ketika makan di warung kaki lima, apa yang dicari dari Panatapan, Parapat adalah view Danau Toba-nya. Kita turun dari mobil dan memilih warung dengan pemandangan paling menarik.Â
Jadi, wajar saja jika pengunjung tidak parkir mobil tepat di depan warungnya. Hal ini sama seperti kita makan di sebuah food court. Pengunjung meletakkan mobilnya di satu lokasi, setelah itu bebas memilih mau makan di lokasi manapun. Penulis pikir konsep kolaborasi dan saling dukung antar pemilik warung adalah kunci kenyamanan bagi pengunjung yang makan di Panatapan, Parapat dan ini bisa menjadi program ke depannya.
Isu ini seharusnya juga menjadi tantangan bagi pemilik warung untuk menghadirkan dukungan view yang menarik. Baik dengan hiasan-hiasan lampu maupun ornamen lain yang bisa memberi nilai tambah bagi pengunjung.