Mohon tunggu...
A Kurniawan
A Kurniawan Mohon Tunggu... Buruh - Pemerhati Seni dan Soal Sosial

Akhirnya, kau temukan diriku. Orang kampung, yang ingin terus belajar sampai.......... mati.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kisah Ajaib, Bahasa Burung

13 Februari 2020   22:15 Diperbarui: 13 Februari 2020   22:58 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ufuk Timur mulai memutih berseri. Sinar mentari memberkas di lorong kabut embun yang turun menyelimuti bumi. Menerangi hamparan sawah, menyambut pagi.

Sekawanan burung Emprit, bergelayut di sepanjang tangkai padi. Mengucap salam, sembari menikmati bulir-bulir padi. Bercerita, tentang suatu kisah keajaiban Illahi...

:::.

Lebih dari 500 tahun, berlalu..

Nuansa alam di lembah pegunungan Turki, masih saja tetap asri dan menyejukkan hati. Pepohonan rindang tampak kehijauan, menghiasi bukit-bukit kebun milik petani.

Suara 'siulan burung' melengking, saling bersahutan. Tertiup angin, hingga kejauhan. Menyapa setiap petani desa, yang tengah merawat tanaman.

Suara siulan burung? Ya.

Itulah, bahasa isyarat para petani penduduk desa Kuskoy, di sebelah Utara pegunungan Pontic, Turki. Meniru bahasa burung untuk berkomunikasi, yang hingga kini, masih ada.

:::.

Ribuan tahun yang lalu..

"...Mengapa aku tidak melihat Hud-Hud, apakah ia termasuk yang tidak hadir? Pasti akan aku hukum dia, dengan hukuman yang berat. Atau, kusembelih dia, kecuali jika dia datang kepadaku dengan alasan yang jelas."

Maka, tidak lama kemudian (datanglah burung Hud-Hud), lalu dia (Hud-Hud) berkata,

"Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba', membawa suatu berita yang meyakinkan."

Begitulah, cuplikan dialog orang sholeh dengan burung Hud-Hud. Adalah Nabi Sulaiman, yang memiliki ilmu bahasa burung. Kisahnya, nyata. Yang hingga kini, masih dapat dibaca.

:::.

Bahasa burung,,,

Telah sampai, kabar Emprit; Telah sampai, kabar "bahasa burung" Kuskoy; dan Telah sampai, kabar Hud-Hud...

Kabar-kabar itu, menyampaikan pesan, keber-ada-an Tuhan. Bahwa, semesta ini memiliki banyak keajaiban yang menakjubkan.

Tinggal pada akhirnya, berpulang kepada manusia, bagaimana ia dapat menafsirkan, siapa pencipta keajaiban-demi-keajaiban.

@kur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun