Jika melihat cara Obama sewaktu pertama kali maju di pemilihan presiden melakukan kampanye door to door. Tim kampanye mendatangi rumah-rumah warga dan mengajak mereka untuk memilih atau sekedar menjelaskan mengenai calon yang mereka dukung.
Hal ini mungkin memerlukan waktu dan tenaga yang banyak, namun akan meninggalkan pesan tersendiri karena bersifat personal. Strategi yang bisa dilakukan adalah memilih beberap spot di Jakarta dan menargetkan beberapa lokasi yang padat penduduk atau padat anak-anak muda.
11. Buat sistem sanksi & Jalankan
Seperti yang sudah dikatakan diatas, anak-anak muda tidak menyukai janji-janji yang kosong. Kami sudah mengetahui bahwa banyak program yang dijanjikan diawal tidak akan semuanya dijalankan ketika mereka menjadi gubernur.
Untuk itu coba tantang diri sendiri dengan membuat sistem sanksi, jika hal-hal yang di janjikan di kampanye tidak terlaksana, maka calon gubernur akan memberikan hukuman bagi diri mereka. Hal ini akan memberikan pesan ke anak-anak muda, bahwa calon gubernur ini bertanggung jawab dengan apa yang mereka janjikan
12. Jangan Mengandalkan Partai Politik
Partai politik merupakan pilar demokrasi, namun partai politik saat ini memiliki kesan yang sangat negatif di anak-anak muda Jakarta. Sangat sedikit anak-anak muda Jakarta yang memilih gubernur atau presiden dengan melihat partai politik yang mendukung mereka. Anak muda memilih karena melihat kualitas diri dari pasangan tersebut.
Sehingga, untuk calon gubernur, jangan terlalu mengandalkan mesin partai politik untuk memenangkan pilgub 2017. Fokus terhadap citra diri dan terobosan-terobosan yang dimiliki.
13. Buat pencitraan yang tidak berlebihan di Sosmed
Di poin pertama banget udah pernah dibilang bahwa calon gubernur harus mengoptimalkan media sosial, sebagai media kampanye. Tapi perlu diingat bahwa kampanye yang dilakukan di media sosial harus sesuai dengan karakteristik media sosial.
Para calon gubernur tidak boleh terlalu berlebihan ketika melakukan kampanye. Berlebihan bisa dalam arti, jumlah postingan yang terlalu banyak, konten yang terlalu narsis, dan juga bentuk kampanye yang terlalu terlihat palsu.