Prabowo-Gibran Berjuang di Aras Eksekutif dan PSI-KIM di Aras Legislatif, Indonesia Lepas dari "Middle-Income Trap"
Oleh: Andre Vincent Wenas
Kaesang Pangarep, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kemarin memimpin Konsolidasi Akbar PSI dengan para Relawan Jokowi. Ini agenda politik yang sangat penting.
Dihadiri ribuan anggota relawan dan kader PSI di kawasan Sentul, Bogor. Rapat akbar berpuncak pada dekarasi dan tekad dukungan untuk bersama memenangkan Prabowo-Gibran dalam sekali putaran sekaligus meloloskan PSI ke Senayan (DPR-RI). Sentul saat itu begitu meriah dan aura optimisme dan semangat tinggi begitu pekat terasa.
Memang, DPR-RI perlu mendapat suntikan darah segar yang akan menggolkan RUU Perampasan Aset Tindak Pidana korupsi dan RUU Pembatasan Transaksi Uang Kartal yang selama ini dijegal di parlemen oleh sejawat para koruptor. Mereka berkerudung parpol-parpol tua.
Dirasakan aura negatif para anggota perlemen yang lama, dimana mereka kompromistis dengan nafsu kebegalan mereka untuk dengan cara halus (maupun kasar) menggagalkan pengesahan RUU itu. Sangat jelas dari pernyataan Bambang Pacul (legislator PDIP) saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Menko Polhukam waktu itu.
Dia bilang percuma bicara di parlemen, karena "korea-korea" itu cuma dengar apa kata Ketua Umum parpolnya. Harus bicaranya dengan Ketum Parpol dulu, barulah "korea-korea" itu nurut.
Bambang Pacul pun dengan lantang  bilang kalau ia ditelpon "ibu" supaya berhenti bicara maka ia pun akan setop. Lalu para "korea-korea" itu pun tertawa riuh-rendah, sementara agenda pemberantasan korupsi mangkrak lagi, dan lagi-lagi mangkrak. Korupsi berjamaahnya pun berlanjut terus, tanpa malu.
Menyedihkan memang, wakil rakyat yang katanya dipilih lewat sistem yang luber-jurdil masih bersikap bak "orang suruhan" (petugas partai?) yang tak punya martabat sama sekali.
Di pemilu 2024 ini mereka pun berkampanye agar dipilih kembali. Selama ini mereka mengangkangi parlemen hanya demi kepentingan Ketum Parpol dan kroni-kroninya. Apakah rakyat rela memberikan mandatnya kepada "orang-orang suruhan" ini?
Hal-hal seperti itulah yang membuat Pak Jokowi bersama para relawan akhirnya mau bersanding dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk menjadi mitra perjuangannya di parlemen kelak.
Kebijakan-kebijakan eksekutif yang progresif demi keluar dari "middle-income trap" harus di kawal lewat di parlemen. Jangan sampai terjadi penjegalan atau pembegalan konstitusi (perundang-undangan).
Para relawan Jokowi yang direpresentasikan oleh Budi Arie Setiadjie, Silfester Matutina, Putri Kus Wisnu Warhani dan Utje Gustaaf Patty  mewakili ratusan organ relawan Jokowi dan ribuan relawan yang hadir bertekad meloloskan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ke parlemen pusat.
Bersamaan waktunya, dibelahan utara Indonesia Brigjen (Purn) Yorry Tuwaidan dalam ceramahnya saat Rakorda Komunitas Relawan Prabowo-Gibran Sulut di Kota Manado mengatakan, "Kalau hanya mengetahui kemampuan lawan lawan, tapi tidak tahu kemampuan sendiri, maka kita akan hancur." Semua harus kerja keras dan kerja cerdas.
Know yourself, know your enemies and know your battlefields. Kenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri, demikian juga dengan rivalmu, dan tentu saja mengenali seluk-beluk medan perangnya. Niscaya presentase terbesar kemenangan sudah di tangan. Bertindak secara taktis-strategis serta bersikap rendah hati seperti selalu diajarkan Pak Jokowi.
Maka PSI dengan parpol di Koalisi Indonesia Maju bersama para relawan Jokowi bertekad untuk memenangkan paslon nomor urut 02 Prabowo-Gibran untuk nantinya berkiprah di aras eksekutif, dan PSI (bersama parpol Koalisi Indonesia Maju) di aras legislatif.
Cirebon, Senin 22 Januari 2024
Andre Vincent Wenas,MM,MBA., Direktur Eksekutif, Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H