Ada kecenderungan (tendensi) yang diyakini sejak dulu, bahwa pemegang kekuasaan itu punya kecenderungan untuk korup. Maka pemegang kekuasaan yang absolut, maka kecenderungan untuk korupsinya juga absolut.
"Power tend to corrupt, absolute power corrupt absolutely", kata Lord Acton dulu. Maka perlu dibuat perimbangan dalam pemegang kekuasaan. Ada "check and balances", saling periksa satu sama lain. Ini untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan.
Konsep "trias-politica" dimaksudkan untuk itu. Baron de Montesquieu pada tahun 1748 bicara tentang pemisahan kekuasaan dalam kehidupan bernegara. Berasal dari bahasa Yunani, kata "tri" berarti tiga, "as" berarti pusat atau poros, dan politica berarti kekuasaan. Ketiganya mestinya saling periksa.
Jalannya sistem saling periksa (check and balances) ini sangat ditentukan oleh kesadaran politik serta kepemimpinan politik yang baik dari suatu bangsa.
Maka pendidikan politik menjadi tugas yang tak pernah usai dari kaum cendekiawan. Dan memilih kepemimpinan politik adalah tugas warga negara, alias rakyat di suatu masa, untuk memilih yang terbaik.
Vox populi vox dei. Kita yakini, suara rakyat adalah suara tuhan.
Selamat memilih dalam: Pilpres, Pileg, Pilkada dan Pilkades. Sudah pantaskah kita menjadi eksekutor suara tuhan?
Jakarta, Minggu 15 Oktober 2023
Andre Vincent Wenas,MM,MBA., Direktur Eksekutif, Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H