Mohon tunggu...
Andre VincentWenas
Andre VincentWenas Mohon Tunggu... Politisi - Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta

Merilis kajian di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tak Mau Dekat dengan Kelompok Intoleran, Dipelintir Jadi Anti-Islam, Ngawur!

31 Agustus 2023   20:19 Diperbarui: 31 Agustus 2023   20:41 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah pribadi dari Sumber foto: Media Indonesia 

Tak Mau Dekat dengan Kelompok Intoleran, Dipelintir jadi Anti-Islam. Ngawur! 

Oleh: Andre Vincent Wenas

Kita sampai berulangkali mendengar ulang video Grace Natalie saat perbincangannya di Podcast Total Politik (13 Agustus 2023) dengan host Arie Putra.

Sama sekali tak ada pernyataan Grace yang bilang bahwa Prabowo menyesal pernah dekat dengan kelompok Islam, yang ada pernyataan Grace soal kemungkinan penyesalan Prabowo pernah dekat dengan kelompok yang intoleran.

Kelompok Islam jelas beda dengan kelompok intoleran. Sehingga kalau sampai isu itu berkembang jadi ngawur seperti sekarang, jelas itu ada upaya pemelintiran fakta yang insinuatif.

Terkesan ada gerakan untuk mendiskreditkan nama Prabowo Subianto dan Gerindra, termasuk Grace Natalie dan PSI.

Kita coba transkripkan dialog di podcast itu persis di segmen yang dipelintir, begini persisnya:

Arie Putra: "Kalau kita lihat Pak Prabowo juga dulu dekat dengan kelompok-kelompok intoleran tuduhannya. Bagaimana PSI dianggap menerima orang yang dekat dengan orang yang berseberangan dengan ideologinya PSI?"

Grace Natalie: "Ya itu memang kita kritisi. Tapi beliau dalam sebuah percakapan santai begitu ya, tersiratnya, saya lupa kata-kata persisnya, tapi tersiratnya (tapi ada eksplisitnya juga, cuma word by word-nya saya lupa) kurang lebih beliau ...eemmm menyiratkan... penyesalanlah pernah mengambil langkah itu gitu."

Lanjut Grace. "Jadi ketika ada salah satu tokoh yang tadinya nggak kesitu... beliau guyonnya begini... saya sekarang kesini kenapa dia kesana? Kata dia gitu. Jadi kurang lebih itu tuh ya. Jadi berarti itu tersiratnya... mungkin ada penyesalan, saya nggak tahu nih, saya juga tidak berusaha mendalami, saya juga nggak nanya lebih jauh, yang saya tangkap begitu."

Begitu, dan jelas tidak ada pernyataan seperti yang dituduhkan, bahwa Pak Prabowo maupun Grace anti-Islam, yang ada adalah kemungkinan penyesalan pernah dekat dengan kelompok intoleran. Kelompok intoleran jelas bukan kelompok Islam.

Kedua kelompok itu jelas berbeda. Kita kira hal ini jelas sudah terang benderang, tak perlu berpanjang-panjang membahas soal ini.

Memasuki tahun politik, rivalitas antar bacapres, persaingan antar parpol maupun antar bacaleg semakin tajam, ini tak bisa dipungkiri. Black-campaign (kampanye hitam) yang mendiskreditkan (baca: menjelek-jelekan) lawan politik terbukti kerap terjadi.

Black-campaign dilakukan oleh mereka yang berhati hitam (black-heart) dan bermuka-tebal (thick-face).

Sejatinya mereka tak punya gagasan cemerlang yang bisa dibanggakan untuk dijadikan tema kampanye. Berdebat dalam forum publik. Tak berani untuk saling adu-gagasan dalam diskursus yang mencerahkan.

Sehingga memelintir isu untuk mengadu domba lawan politik jadi jalan pintas. Ini ciri khas sikap para pengecut. Maaf.

Jakarta, Kamis 31 Agustus 2023

Andre Vincent Wenas,MM,MBA, Direktur Eksekutif, Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun