"Warga miskin di Jakarta harus membayar air bersih 10 kali lipat lebih mahal daripada air bersih di hotel bintang 5," begitu kata Anthony Winza, dari Fraksi PSI di DPRD DKI Jakarta barusan.
Misalnya di Kecamatan Koja, Jakarta Utara, dimana warga miskin yang belum mendapatkan akses PAM harus membayar Rp 125.000 per meter kubik untuk membeli air bersih dari penjual keliling. Sementara tarif PDAM untuk hotel bintang 5 saja hanya sebesar Rp 12.500 per meter kubik.
Warga miskin Jakarta ini terpojok oleh kondisi sosialnya dan tidak punya pilihan, sehingga mereka terpaksalah membayar air hampir 10 kali lipat lebih mahal daripada penikmat hotel bintang 5 itu
Ini tanggungjawab siapa? Ya siapa lagi kalau bukan Pemprov DKI Jakarta. Ia adalah eksekutif yang diberi kepercayaan untuk mengurus hajat hidup warga Jakarta.
Sayangnya, saat ini Pemprov DKI yang hanya menganggarkan instalasi air bersih sebesar Rp 200-an miliar per tahun. Bandingkan dengan dana Formula-E yang hampir seribu milyar dan sedang raib tak berbekas sampai sekarang!
Yang mana peruntukkannya yang lebih esensial bagi warga Jakarta? Air bersih, atau cerita kosong tentang balapan mobil listrik Formula-E? Apakah kasus Formula-E ini bakal jadi warisan utang dari Anies Baswedan kepada penggantinya nanti? Walahuallam.
Menurut pandangan Anthony Winza, sebetulnya Pemprov DKI Jakarta butuh dana sekitar Rp 28 trilyun kalau mau membangun instalasi air bersih yang bisa memenuhi kebutuhan segenap warga Jakarta.
Jadi, hitugan sederhananya, kalau anggaran air bersih cuma Rp 200-an milyard per tahun, maka butuh 100 tahun agar segenap warga Jakarta bisa menikmati air bersih.
Berdasarkan data dari PAM Jaya, hingga kini baru sekitar 60% keluarga Jakarta yang punya akses saluran air bersih langsung.
Dan baru pada tahun 2023 cakupan air bersih ini bisa mencapai 82%.
Maka, jika isu soal air bersih ini memang dianggap penting dan jauh lebih esensial bagi kehidupan warga, maka seyogianyalah Gubernur DKI Anies Baswedan memprioritaskannya. Dan parlemen Jakarta mestinya dengan keras memperingatinya terus menerus.