Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Dinasti: Apa Bedanya Jokowi dengan Soeharto, Megawati, dan SBY?

19 Juli 2020   15:52 Diperbarui: 21 Juli 2020   08:08 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah tulisan ini dengan intensi kebencian? Tidak sama sekali. Ini kritik! Kritik dari pendukung Jokowi. Kita mungkin saja mengambil posisi yang berbeda dengan pendukung Jokowi yang lain. Tidak mengapa. Berbeda pendapat khan hal yang biasa saja.

Kita memilih untuk mengkritik ketimbang menjilat. Loyalitas kita pada NKRI dan demi tatanan NKRI yang lebih baik bagi generasi masa depan. Tatanan yang menghargai meritokrasi, keadilan dan keberadaban.

Dan kita semua pun paham, bahwa berbagai keputusan politik penting untuk itu hanya bisa diambil dalam kondisi bebas tanpa beban. Tanpa ada kondisi 'tersandera' secara politik.

Apakah kita takut bahwa kritik ini bakal digoreng-goreng oleh kadrun? Hahaha... ada kritik atau tidak ada kritik kepada Jokowi, yang namanya kadrun bakal selalu menggoreng apa pun dengan menu Salawi (semua salah Jokowi). Biar saja. Kita tetap memilih untuk jadi pendukung yang kritis.

Maka jelas kita akan terus menjaga Jokowi sampai 2024, agar beliau bisa menuntaskan tugas konstitusionalnya dengan sebaik-baiknya. Kita mendukung dalam bentuk kritik untuk menjaga, bukan ujaran kebencian untuk menjatuhkan.

Kepada Pak Purnomo, tetaplah semangat di medan perjuangan yang lain. Dan kepada Mas Gibran, selamat berjuang.

Kita masih optimis, pemimpin visioner yang adil dan beradab akan datang untuk membawa Bangsa Indonesia menuju Masyarakat Adil dan Makmur.

Pemimpin yang juga bisa mewarisi keteladanan (legacy) tentang politik bersih yang bebas dari KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme). Pemimpin yang berbeda dari yang sudah-sudah, yang akhirnya toh terjebak juga dalam politik dinasti.

Mari terus 'Kawal Indonesia', jangan pernah lelah mencintai bangsa ini.

"Amicus Plato, sed magis amica veritas." - Aristoteles.

19/07/2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun