Data Kementerian Pariwisata pada Februari 2018 mencatat bahwa pengeluaran (spending) turis asing Timur Tengah per orangnya mencapai USD1.918 per kunjungan.
Jumlah spending ini mengalahkan wisatawan dari Eropa sebesar USD1.538/wisman/kunjungan. Sedangkan wisman dari Tiongkok  mengeluarkan USD1.019. Jika urutannya ialah Timur Tengah, Eropa, lalu Tiongkok.
Lalu setelah kondisi pandemi Covid-19 ini apakah ada perkiraan perubahan pasar sasaran? Itu yang mesti dideteksi bersama dengan para pemangku kepentingan industri wisata.
Segmentasi adalah cara kita membaca pasar, dan targeting adalah memilih sasaran yang bisa kita kuasai dengan segala kemampuan yang kita miliki. Kemudian, berdasarkan pembacaan dan pemilihan itu kita menentukan posisi (positioning) seperti apa yang ingin dirumuskan.
Kalau Hong Kong ingin memebangkitkan industri wisatanya lewat wisata wellness, mungkin kita juga bisa mempertimbangkannya.
New normal dengan segala protokol kesehatannya adalah fenomena yang mendunia (global). Pandemi ini telah "mendidik" seluruh penduduk bumi jadi semakin sadar akan pentingnya kesehatan dan kebugaran.
Muncul kesadaran yang semakin meluas bahwa kesegaran/ kebugaran jasmani bakal meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan bakteri atau virus.
Oleh karena itu, demi bangkitnya industi pariwisata Indonesia, segala protokol yang diperlukan demi kebangkitan industri wisata wellness ini mesti disokong penuh.
Prakarsa bisa dipicu oleh pemerintah (kemenpar) bekerjasama dengan banyak asosiasi di lingkungan pariwisata.
Kita tidak bisa tinggal diam, keep going, moving forward!
01/07/2020