*Komunikasi Hi-Tech dan Hi-Touch, Berjalan Seiring untuk Memanusiakan Manusia*
Oleh: *Andre Vincent Wenas*
Orang bilang tekonologi komunikasi bisa mendekatkan yang jauh, tapi juga bisa menjauhkan yang dekat. Ya, mungkin saja terjadi. Ini soal jarak fisikal maupun jarak emosional. Tergantung bagaimana kita memperlakukan teknologi (alat) tersebut.
Memang teknologi sudah kita akui perkembangannya sangat pesat, dan bisa menjadi salah satu change-driver utama dalam tata kehidupan privat maupun sosial.
Werner Heisenberg, seorang fisikawan Jerman dan penemu quantum-mechanics, menjelaskan sifat alamiah mendasar dari teknologi dengan sebuah analogi jaring laba-laba. Katanya, sama seperti teknologi, jaring laba-laba adalah alat dimana sang laba-laba itu hidup dan tinggal di dalam kerangka itu.
Maknanya, "The day will perhaps come when the relations of much of  technology becomes part of our organism." Teknologi jadi semacam organ tubuh tambahan bagi kita.
Tapi dimana manusia akan tetap menjadi tuannya, sementara jaring laba-labanya bisa setiap saat diperbaiki oleh tuannya. (Seperti dikutip oleh Wang Miaoyang, dalam buku: Filsafat Teknologi, Don Ihde Tentang Manusia dan Alat, Penerbit Kanisius, 2008).
Ada kesalingtergantungan antara manusia dengan teknologi. Manusia hidup dengan mengandalkan alat (teknologi) tapi teknologi juga senantiasa bisa diperbaiki dan ditingkatkan kemampuannya oleh manusia. Oleh karenanya manusia (seyogianya) tetap menjadi tuan dari alat yang dari padanya ia banyak bergantung juga.
Kalau kita bicara dalam lingkup teknologi yang berkaitan dengan aktivitas komunikasi manusia, maka di era saat ini kita tak lepas dari platform teknologi internet. Dimana trilyunan data berseliweran di dunia maya dengan segala macam pesan (kata-kata, kalimat, simbol, gambar, grafis, film, dll) yang disampaikan secara audio maupun sekaligus visual. Beragam sekali variasinya.
Indera pendengaran dan indera penglihatan aktif distimulasi sebagai gerbang masuknya data/informasi untuk kemudian dicerna (komprehensi) dan ditafsirkan (interpretasi) sesuai lapangan-pengalaman dan kerangka-acuan masing-masing si penerima pesan.
Hanya saja jangan dilupakan, bahwa teknologi dan setiap pesan yang berseliweran di dunia maya saat ini juga tidak bebas-nilai, tidak pernah netral. Senantiasa ada perspektif penyampaian, ada sebentuk narasi besar maupun narasi kecil yang ingin disampaikan, apa pun itu.