Mampu mencerna informasi secara tuntas (tidak cuma baca judul, apalagi yang bernuansa 'click-bait'), sambil meningkatkan kemampuan analisis yang tajam. Berpikir secara integratif dan konseptual, menalar secara rasional. Sehingga tidak diliputi ketakutan-ketakutan yang irasional (komoditinya para pengasong surga-neraka).
Suatu hal yang membuat kita lebih sedih dan prihatin adalah tragedi ini terjadi di sebuah lembaga pendidikan yang mesti melahirkan para pendidik.
Selain itu kita juga jadi bertanya-tanya, apakah praktek gratifikasi berselubung nama-nama religius seperti itu sudah jadi kebiasaan? Tahu sama tahu. Ada supply lantaran ada demand? Dan apakah kasus di UNJ ini hanya pucuk dari gunung es?
Bahwa sesungguhnya ada banyak kasus sejenisnya di berbagai lembaga lainnya seperti rincian siapa saja wajib lapor gratifikasi di atas tadi.
Sehingga kita meminta, demi program SDM Unggul Indonesia Maju, bongkar habis praktek gratifikasi semacam itu. Itu penyakit menular yang mendidik orang jadi hipokrit. Harus tuntas.
"Si kancil anak nakal, suka mencuri ketimun, ayo lekas dihukum, jangan diberi ampun." - lagu anak-anak jaman dulu (yang sempat diprotes).
23/05/2020
*Andreas Vincent Wenas*, Sekjen 'Kawal Indonesia' -- Komunitas Anak Bangsa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H