Di situ kita melihat bagaimana para Bapak Bangsa kita mampu mengapitalisasi kebhinekaan (keragaman) justru sebagai kekayaan, kelebihan dari manusia Indonesia yang berbudaya luhur. Bukan sebagai halangan untuk bersatu. Luar biasa memang. Di situlah kerap kita merasa salut!
Terbitnya rasa identitas kebangsaan yang terus diperjuangkan dalam masa-masa sulit di bawah tekanan sosial-politik-ekonomi. Dan mungkin juga ada musuh-musuh dalam selimut, pengkhianat antek penjajah. Namun toh pergerakan jalan terus, sampai sekarang kita bisa ada, di jaman kita ini.
Setiap jaman selalu ada tantangannya. Tantangan dari luar maupun dari dalam, 'same game, with different players'.
Tantangan yang sama-sama sedang kita hadapi saat ini adalah musuh bersama umat manusia sedunia, pandemi Covid-19. Menghadapi ini kita tetap optimis bakal bisa menanggulangi dan melewati masa-masa tersulit sekali pun.
Sebagai bangsa pada dasarnya kita adalah bangsa petarung, bukan golongan cengeng.
Bahwa sebagian kecil ada yang manja (kelompok nyinyir) dan/atau musuh dalam selimut (pengkhianat bansos misalnya), anggaplah itu sebagai 'musuh bersama'. Juga semacam 'vitamin', 'sparring-partner' atau vaksin untuk memperkuat daya tahan dan daya juang Persatuan Indonesia.
Mereka toh anak bangsa juga, cuma mungkin salah asuhan saja. Ya tinggal diasuh ulang atau kalau perlu dibina di lembaga pemasyarakatan.
Selamat merayakan dan memperingati bangkitnya kesadaran nasionalisme Indonesia. Bersatulah! dan maju terus.
20/05/2020
*Andreas Vincent Wenas*, Sekjen 'Kawal Indonesia' -- Komunitas Anak Bangsa