Ini kesalahan yang fatal. Surat resmi langsung kepada para camat bukanlah hal yang dibikin seketika. Bukan sesuatu yang impulsif. Ada waktu untuk mempertimbangan dengan pihak-pihak tertentu pula. Dan ini jelas fatal!
Lalu ruang publik pun gaduh. Setelah gaduh ia pun minta maaf. Lewat surat juga, tapi kali ini tidak pakai kop surat resmi.
Lalu ada lagi Tenaga Ahli Utama KSP, Donny Gahral Adian, yang menyatakan, "Yang bersangkutan sudah ditegur keras dan sudah meminta maaf secara terbuka juga melalui surat yang sudah diviralkan yang kita tahu belakangan ini. Jadi saya kira itu kesalahan yang tidak bisa atau tidak boleh diulang lagi yang bersangkutan juga sudah mengaku salah dan meminta maaf secara terbuka."
Seperti dilaporkan media, Tenaga Ahli Utama KSP Donny Gahral Adian menyebut bahwa mundur-tidaknya Andi Taufan bergantung pada Jokowi. Yang jelas, katanya, Andi Taufan sudah meminta maaf.
Tambah runyam. Kombinasi Staff Khusus dengan Tenaga Ahli Utama yang berkolaborasi tidak elok sama sekali. Kok malah melempar bola panas ke atasannya.
Bukankah Staff Khusus dan Tenaga Ahli Utama KSP seyogianya meringankan tugas-tugas atasannya? Bukan seperti anak kecil yang melempar tanggungjawab.
Jadi kalau sudah runyam begini, bagaimana sarannya?
Begini, ini khan juga kantor publik, jadi ada tanggungjawab publik disitu. Kalau bikin kesalahan (apalagi yang fatal), langsung mengundurkan diri saja. Tak perlu presiden yang suruh-suruh lagi. Tahu diri!
15/04/2020
*Andre Vincent Wenas*, Sekjen *Kawal Indonesia* - Komunitas Anak Bangsa
Sumber: