Jujur, maksudnya agar semua pihak yang terkait dengan proses pemilu bertindak dan bersikap jujur. Taat pada peraturan yang berlaku. Dan akhirnya mesti adil, dimana pelaksanaan pemilu baik pemilih dan setiap kontestan dalam pemilu mendapatkan perlakuan yang sama, bebas dari kecurangan dari pihak manapun.
Wajah demokrasi diawali dengan pemilu. Kita tahu bahwa semua negara demokrasi modern melaksanakan pemilihan umum. Namun sayangnya tidak semua pemilihan umum adalah demokratis. Dua kasus besar tadi adalah bukti dosa besar terhadap demokrasi yang jurdil.
Pemilihan secara demokratis bukanlah sekedar simbol atau jargon kampanye murahan. Sudah wajar dan selayaknyalah suatu  pemilihan itu bersifat kompetitif, berkala, inklusif (mencakup semua), dan definitif untuk menentukan pemerintahan dan wakil rakyat yang sah.
Pemilu itu seperti kontestasi putri kecantikan. Tunjukan saja rekam jejak prestasi dan gagasan cemerlang sebagai unjuk kecantikan yang hakiki. Biarkan voters yang akan memilih. Ada sorak-sorai kegembiraan. Suatu politik kegembiraan, politik selera tinggi, politik cerdas, politik akal sehat.
Pemilu bukanlah seperti adu gladiator di arena pasir colosseum, berdarah-darah dan penuh caci-maki. Menjadi ajang pertaruhan judi antar bandar. Semua demi uang, ambisi kekuasaan dan kesombongan. Sebuah arena yang pekat dengan aroma kematian. Ajang kemunafikan, politik uang, politik hitam, politik kematian.
Kalau 'Vox Populi Vox Dei' yang artinya suara rakyat adalah suara Tuhan, sekali lagi kita mau bilang bahwa skandal KPU dan Partai Politik yang menyelingkuhi suara rakyat adalah berarti juga menyabot suara Tuhan. Kualat!
Menyelingkuhi suara rakyat artinya agak luas. Selain memanipulasi di tingkat KPU, juga dengan menyuap rakyat, janji politik bohong, mengancam atau mengintimidasi bawahan untuk memilih anaknya atau saudaranya, dan seterusnya.
Begitulah, kita memaknai skandal kecurangan di proses pemilu. Kedua kasus besar di atas adalah yang ketahuan dan terbongkar di tingkat pusat.
Masih adakah kecurangan-kecurangan pemilu di daerah lain? Jangan-jangan...
27/03/2020
*Andre Vincent Wenas*, Sekjen *Kawal Indonesia* - Komunitas Anak Bangsa