Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kritisnya PSI dan Kisah Kotak Pandora

14 Januari 2020   12:37 Diperbarui: 14 Januari 2020   13:48 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Kritisnya PSI dan Kisah Kotak Pandora*

Oleh: *Andre Vincent Wenas*

Generasi sekarang ini seperti terlempar dalam situasi kekinian dan terperangkap di dalamnya . Semacam 'Caught in the act' kata Jacques Derrida. Lalu berusaha mencerna dan memahami apa arti semuanya ini? Apa sih akar penyebabnya dan siapa saja yang bertanggung-jawab? Kemudian bagaimana cara keluar dari kemelut ini?

Investigasi peristiwa sejarah, memahami masa kini, serta upaya mencari solusi sambil menerka dan merekayasa masa depan. Serentak dan sekaligus ketiga dimensi ini berkecamuk dalam diri generasi ini sekarang (at this present moment).

Faktisitas, situasi keterlemparan (Sartre), dimana sekaligus kita juga sedang mengarahkan hidup ke masa depan. Ada semacam keresahan sebagai hasil interpretasi (hermeneutika) dari faktisitas itu sendiri.

Kisah kotak Pandora.

Mahadewa Zeus memerintahkan Haphaestus untuk menciptakan perempuan bernama Pandora. Perempuan ini (Pandora) sebetulnya "dicetak dari bumi" sebagai bagian dari hukuman Zeus terhadap manusia lantaran ulah Prometheus yang mencuri rahasia api dan memberikannya kepada umat manusia.

Mitologi Yunani kuno menceritakan bahwa Pandora memperoleh banyak hadiah seduktif dari dewa-dewi lain seperti Aphrodite, Hermes, Hera, Charites dan Horae.

Cerita selanjutnya, karena takut akan petaka lainnya, maka Prometheus (sang pencuri rahasia api) menasehati saudaranya Epimetheus agar jangan mau menerima hadiah apa pun dari Zeus.

Tapi sayang Epimetheus keras kepala dan malahan menikahi putri Pandora yang sebelumnya telah menerima hadiah kotak besar, yang dikenal dengan pandora-box, dengan instruksi dari Zeus supaya dijaga jangan sampai pernah dibuka. Namun selain itu, Zeus juga memberi Pandora satu hadiah lain, yaitu: Hasrat Ingin Tahu.

Sehingga di dorong hasrat ingin tahu yang kuat Pandora membuka kotaknya, namun seketika itu pula ia ingat perintah Zeus, maka secepatnya ia menutup kembali kotaknya.

Akibat ulahnya yang sekejap membuka kotak itu telah menyempatkan segala isinya yang terdiri dari banyak hal yang belum pernah diketahui manusia berloncatan keluar, yaitu: kejahatan-kejahatan, sakit penyakit, wabah, dan kerja berat.

Namun hikayat menceritakan pula bahwa di dasar kotak itu ada sesuatu yang juga diletakkan Zeus, yaitu: Harapan.

PSI Yang Nekat Buka Kotak Pandora.

Adalah Grace Natalie sang Ketua Umum PSI (Partai Solidaritas Indonesia) yang nekat membuka. Ini misalnya:

Dalam "The Politics of Shari'a Law" yang ditulis Michael Buehler, Guru Besar Ilmu Politik Nothern Illinois University, penelitiannya menyimpulkan bahwa PDI Perjuangan dan Golkar terlibat aktif dalam merancang, mengesahkan, dan menerapkan 58 Perda Syariah di seluruh Indonesia. Penelitian Robin Bush juga menyimpulkan hal yang sama.

Ini saya kutipkan sumbernya:

Quote: "... In reality, however, secular nationalist parties like Golkar and PDI-P have also played the religious card. Scholars have long noted, for example, how these parties often supported local ordinances known collectively as perda syariah (local Sharia regulations) ( Bush 2008;Buehler 2016). Many Islamic organisations, on the other hand, have been keen to highlight that their predecessors played a major role in the Indonesian nationalist struggle. ..." (Vedi R. Hadiz) Source.

Lalu kampanye politik PSI selama pileg habis-habisan dibully. Banyak yang kebakaran jenggot rupanya. Negative-campaign sampai Black-campaign bak selang semprotan pemadam api tak henti menyembur hoaks. Firehose of falsehood istilah kerennya. Ini demi menutupi kebenaran (truth) dan mengalihkan publik dari kebenaran sejati dengan narasi bohong bentukannya sendiri.

Lantaran terus menerus disemprotkan, narasi kebohongan itu pun akhirnya dianggap jadi yang benar oleh publik yang ignorance (dungu). Ini peristiwa yang melampaui kebenaran (post-truth) katanya.

Namun perjalanan sejarah politik kontemporer ternyata telah menempatkan kader-kader PSI di berbagai parlemen tingkat daerah (DPRD), walau tidak di tingkat pusat (DPR-RI). Lalu apa yang terjadi?

Lalu peristiwa 'kita bikin rame' (ala Jokowi) dimulai lagi di parlemen Jakarta. Persis pada pemerintahaan Gubernur Anies Baswedan yang telah dua tahun berkuasa tanpa kritik dari legislatif. 

Kalau pun ada kritik, sama sekali tidak esensial apalagi signifikan. Fraksi PSI di parlemen Jakarta bukan cuma mengintip isi kotak Pandora tapi membuka dan membongkar isinya. Apa kotak itu: APBD! ...yang ujung-ujungnya soal duit.

Rupanya mengutak-atik APBD itu seperti shinshe yang menusuk jarum akupunturnya langsung ke pusat syaraf. Akibatnya rejim kleptokrasi dan para konspirator yang empunya kepentingan langsung melonjak berteriak kesakitan. Segala siasat licik, kasar, dan serangan balik dengan brutal terus dilancarakan. Sampai sekarang.

Intoleransi dan Korupsi APBD adalah Kotak Pandora, sedangkan PSI adalah Putri Pandora yang kepo dan nekat.

Anak-anak muda PSI adalah generasi yang terlempar dalam kekinian namun tak mau terperangkap di dalamnya . Walau mereka semacam 'Caught in the act' seperti kata Jacques Derrida mereka tak tinggal diam dan nrimo dengan keadaan. Mereka berusaha mencerna dan memahami apa arti semuanya ini? Apa sih akar penyebabnya dan siapa saja yang bertanggung-jawab? Dan lalu bagaimana Indonesia bisa keluar dari kemelut ini?

Dalam penafsiran situasi kekinian Indonesia, dua isu utama yang berhasil dicerna adalah isu intoleransi (cikal bakal radikalisme) dan tentu saja korupsi. Keduanya adalah patologi sosial yang sudah menahun (kronis) dan semakin parah (akut) diderita bangsa ini.

Celakanya, atau untungnya, seperti cerita di mitologi Yunani tadi, putri Pandora ini telah pula dianugerahi oleh Mahadewa Zeus hadiah yang penting, yaitu: Hasrat Ingin Tahu! ...Lalu akibat kekepoannya, maka putri Pandora... eh PSI pun nekat membuka kotak berisi dua isu (penyakit sosial) itu.

Akibat ulah kekepoannya yang sekejap membuka kotak itu ternyata telah menyempatkan segala ular beludak, kecoa, tikus, dan lain-lain kejahatan yang ada di dalamnya berhamburan keluar. Bahkan banyak hal yang belum pernah diketahui manusia lantaran gelap dan ditutup-tutupi ikut berloncatan keluar.

Ribut dan heboh sampai ke skala nasional, bahkan jadi perhatian Universitas Harvard di Amerika sana, jadi atensi dunia. Dan gara-gara bikin heboh dan bikin malu bagi mereka yang ditelanjangi, maka putri Pandora...maksudnya PSI (dan para kadernya) pun  terus dicaci-maki, didera bully dan hoaks dari mereka yang marah, iri dan oportunis.

Dunia perpolitikan kontemporer di Indonesia terus gonjang-ganjing. Ada keresahan meluas, apakah intoleransi (radikalisme) dan korupsi yang sudah membudaya ini bisa hilang dari bumi pertiwi? Kapan kita bebas korupsi? Utopiskah ini.

Kotak pandora sudah dibuka, dan segala ular beludak, kecoa, tikus sudah berhamburan keluar. Jangan takut, kalau kita  ingat hikayat tadi juga menceritakan bahwa di dasar kotak itu ada sesuatu yang juga diletakkan Zeus, yaitu: Harapan.

Dan harapan adalah syarat untuk kita terus berjuang.

"You may say I'm a dreamer, but I'm not the only one. I hope someday you'll join us. And the world will live as one." John Lennon

14/01/2020

*Andre Vincent Wenas*, Sekjen *Kawal Indonesia* - Komunitas Anak Bangsa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun