*Kritisnya PSI dan Kisah Kotak Pandora*
Oleh: *Andre Vincent Wenas*
Generasi sekarang ini seperti terlempar dalam situasi kekinian dan terperangkap di dalamnya . Semacam 'Caught in the act' kata Jacques Derrida. Lalu berusaha mencerna dan memahami apa arti semuanya ini? Apa sih akar penyebabnya dan siapa saja yang bertanggung-jawab? Kemudian bagaimana cara keluar dari kemelut ini?
Investigasi peristiwa sejarah, memahami masa kini, serta upaya mencari solusi sambil menerka dan merekayasa masa depan. Serentak dan sekaligus ketiga dimensi ini berkecamuk dalam diri generasi ini sekarang (at this present moment).
Faktisitas, situasi keterlemparan (Sartre), dimana sekaligus kita juga sedang mengarahkan hidup ke masa depan. Ada semacam keresahan sebagai hasil interpretasi (hermeneutika) dari faktisitas itu sendiri.
Kisah kotak Pandora.
Mahadewa Zeus memerintahkan Haphaestus untuk menciptakan perempuan bernama Pandora. Perempuan ini (Pandora) sebetulnya "dicetak dari bumi" sebagai bagian dari hukuman Zeus terhadap manusia lantaran ulah Prometheus yang mencuri rahasia api dan memberikannya kepada umat manusia.
Mitologi Yunani kuno menceritakan bahwa Pandora memperoleh banyak hadiah seduktif dari dewa-dewi lain seperti Aphrodite, Hermes, Hera, Charites dan Horae.
Cerita selanjutnya, karena takut akan petaka lainnya, maka Prometheus (sang pencuri rahasia api) menasehati saudaranya Epimetheus agar jangan mau menerima hadiah apa pun dari Zeus.
Tapi sayang Epimetheus keras kepala dan malahan menikahi putri Pandora yang sebelumnya telah menerima hadiah kotak besar, yang dikenal dengan pandora-box, dengan instruksi dari Zeus supaya dijaga jangan sampai pernah dibuka. Namun selain itu, Zeus juga memberi Pandora satu hadiah lain, yaitu: Hasrat Ingin Tahu.
Sehingga di dorong hasrat ingin tahu yang kuat Pandora membuka kotaknya, namun seketika itu pula ia ingat perintah Zeus, maka secepatnya ia menutup kembali kotaknya.