Jadi sudah jelas dan terang benderang sesat pikir dari administrasi gubernur Jakarta ini, dan aroma penyelewengan anggaran terasa sangat menyengat! Kritik dan argumentasi yang logis yang disampaikan Anthony Winza Prabowo direspon dengan nada tuduhan dari fraksi PDI Perjuangan (Cinta Mega), dan adu mulut pun terjadi. Hasilnya Anthony diminta minggir dulu (diusir?), dan akhirnya rapat ditutup dengan koferensi pers Komisi C tanpa kehadiran fraksi PSI. Ini suatu pengkhianatan demokrasi yang sangat degil! Tak ada lagi rasa malu.
Dialektika dalam demokrasi memang ramai (dan berisik kata Tsamara Amany), namun itulah dinamika dan indahnya demokrasi substansial, bukan sekedar demokrasi prosedural. Argumentasi logis hendaknya direspon dengan argumentasi logis lainnya, thesis dijawab dengan antithesis sampai terjadi sinthesis yang lebih tinggi mutunya. Kebiasaan menyerang pribadi lawan diskusi (disebut argumentum ad hominem) mesti ditinggalkan oleh para anggota dewan yang seyogianya intelektual.
Asumsi dasar yang memandang rakyat sebagai tuan yang sebenarnya dalam sistem demokrasi mengandaikan bahwa mereka sekelompok masyarakat yang bisa berpikir, cerdas dan kritis. Bukan sekawanan makhluk DUMMY!
7/12/2019
*) *Andre Vincent Wenas*,DRS,MM,MBA. Sekjen *Kawal Indonesia*- Komunitas Anak Bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H