Mohon tunggu...
R. ANDRY DANOESUBROTO
R. ANDRY DANOESUBROTO Mohon Tunggu... Wiraswasta - Antivirus Analyts

Tinggal di Lampung, CEO sebuah perusahaan Internasional Freight Forwading

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ketika Anak Ingin Menjadi Monster

7 Maret 2012   02:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:25 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Anak Ingin Menjadi Monster

Anak adalah masa depan dan generasi penerus, bukan hanya untuk kita sebagai orang tua, namun juga untuk bangsa dan negara, bahkan dunia ini.  Usia terentan bagi anak dimana pengaruh disekitar langsung diserap tanpa adanya penyaringan mungkin di usia 3 hingga belasan tahun.

Masa-masa tersebut, dimana mereka akan meniru, mencontoh, melakukan serta mencoba untuk menjadi apa yang di imajinasikan dari visual dan kondisi yang ada. Mungkin kebanyakan dan umum bila kita menanyakan keinginan masa depan mereka, jawaban yang kita terima umumnya adalah, mereka ingin menjadi profesi-profesi yang menurut mereka hebat, kuat dan tak terkalahkan.

Biasanya dan umumnya keinginan mereka bila sudah besar nanti, menjadi tentara yang mereka imajinasikan dari seragam dan senjatanya, pilot karena mereka merasa takjub bisa terbang, ataupun dokter karena dapat menyembuhkan dirinya jika sakit, serta profesi-profesi umum lainnya. Tentunya hati dan diri kita berbunga, mendengar keinginan mereka itu.

Namun, tentunya akan berbeda bila kenginan atau imajinasi mereka bila kita tanyakan mengenai keinginan mereka nantinya tidaklah rasional dan umum seperti anak lainnya. Seperti ini misalkan, nak, kamu kalo besar nanti mau jadi apa sih.? Lalu si anak dengan polosnya menjawab, aku mau jadi monster ma...

Apa yang anda lakukan bila mendengar cita-cita seperti itu.? Tersenyum tentu hal pertama kita lakukan. Namun bila kemudian ada orang tua bertanya seperti itu dan mendapatkan jawaban nyeleneh seperti; Sayang,. kalo kamu sudah besar, kamu mau jadi apa.? Si anak dengan tegas dan enteng menjawab, aku ingin menjadi copet papa..

Tentu bukan senyuman lagi hal pertama kita lakukan. Beberapa orang tua, tanpa sadar akan bergidik hatinya mendengar cita-cita yang tidak lazim itu. Banyak juga yang mungkin saja, langsung menghardik dan membentak si anak.

Teknologi dan industri games saat ini, sudah luar biasa pesat dan majunya. Sebagian orang tua bangga bila anak-anak mereka sudah dapat mengendalikan notebook,laptop, pc tablet dan ipad. Bahkan nyaris, kemanapun si anak pergi perangkat-perangkat seperti itu selalu dibawa dan menyertainya.

Nah, tanpa disadari oleh kita sebagai orang tua, ada banyak software-software permainan atau games yang telah terpasang yang dapat mengubah pola pikir dan daya imajinasi anak di usia-usia rentan tersebut. Nyaris kebanyakan si orang tua sendiripun tidak mengerti mengenai permainan atau games yang dimainkan si anak.

Bahkan terkadang perangkat-perangkat tersebut hampir sebagian besar terkoneksi kedalam jaringan global dunia internet dan tentunya tanpa adanya sensor, filternisasi, kunci dan kebijakan keamanan bagi si anak. Bahkan salah satu pusat lelang terbesar di internet "e-bay" pernah mendapat order pesanan, sebuah pesawat tempur dari seorang anak umur 5 tahunan.

Dalam industri perangkat lunak games, saat ini ada berbagai macam dan jenis games yang sangat tidak layak untuk dimainkan anak namun tidak mendapat perhatian dari pemerintah kita. Bahkan anak usia 3 hingga belasan tahun dapat disuguhi oleh permainan atau games pembunuhan, perampokan, penganiayaan, pencabulan bahkan 100 persen pornograpi.

Ada games yang semakin brutal atau semakin banyak kita merusak dan memukul bahkan membunuh, poin atau level kita semakin tinggi, atau semakin kita sering dikejar polisi akan semakin banyak uang kita, dan ada pula, semakin hebat kita merayu wanita dan bercinta dengannya, akan semakin besar poin kita, dan sebagainya.

Di beberapa negara eropa, timur tengah dan amerika sendiripun, tidak sedikit jumlah software games ini yang terkena sensor dan diharuskan ditarik dari peredarannya, bahkan dinyatakan terlarang untuk beredar.

Sayangnya pemerintah kita saat sedang sibuk dengan urusan korupsi, dan BBM apa lagi berharap dengan anggota dewan kita, duh, tidak mungkin sekali. Jadi walaupun sebenarnya ada yang mengurusinya, seperti dan hingga saat ini, tidak ada satupun kebijakan mengenai perangkat lunak permainan ini yang dilakukan, padahal sektor industri ini bukanlah sektor main-main.

Nyaris semua perangkat telekomunikasi, perangkat komputer dan perangkat-perangkat elektronik digital sudah mengakomodasi games sebagai salah satu komponen pelangkap dalam sistem mereka.

Tidak ada regulasi dan aturan yang mengatur mengenai software games di tanah kita, menjadikan sektor ini benar-benar merajalela. Remaja dengan geng motornya juga mencontoh games, mobil-mobil balap liar termasuk juga, bahkan mencoba bunuh diripun kemungkinan mencontoh dari games dan masih banyak lainnya.

Jadi sangat wajar jika ada keinginan atau cita-cita dari seorang anak umur 5 tahunan bila ditanyakan oleh orang tuanya, nak, kalo kamu sudah besar memang kamu mau jadi apa? Mama, aku mau diperkosa seperti di games itu.. Lalu kemana lembaga negara atau mereka yang konsen mengurusi masalah ini.?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun