Mohon tunggu...
R. ANDRY DANOESUBROTO
R. ANDRY DANOESUBROTO Mohon Tunggu... Wiraswasta - Antivirus Analyts

Tinggal di Lampung, CEO sebuah perusahaan Internasional Freight Forwading

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ketika Anak Ingin Menjadi Monster

7 Maret 2012   02:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:25 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada games yang semakin brutal atau semakin banyak kita merusak dan memukul bahkan membunuh, poin atau level kita semakin tinggi, atau semakin kita sering dikejar polisi akan semakin banyak uang kita, dan ada pula, semakin hebat kita merayu wanita dan bercinta dengannya, akan semakin besar poin kita, dan sebagainya.

Di beberapa negara eropa, timur tengah dan amerika sendiripun, tidak sedikit jumlah software games ini yang terkena sensor dan diharuskan ditarik dari peredarannya, bahkan dinyatakan terlarang untuk beredar.

Sayangnya pemerintah kita saat sedang sibuk dengan urusan korupsi, dan BBM apa lagi berharap dengan anggota dewan kita, duh, tidak mungkin sekali. Jadi walaupun sebenarnya ada yang mengurusinya, seperti dan hingga saat ini, tidak ada satupun kebijakan mengenai perangkat lunak permainan ini yang dilakukan, padahal sektor industri ini bukanlah sektor main-main.

Nyaris semua perangkat telekomunikasi, perangkat komputer dan perangkat-perangkat elektronik digital sudah mengakomodasi games sebagai salah satu komponen pelangkap dalam sistem mereka.

Tidak ada regulasi dan aturan yang mengatur mengenai software games di tanah kita, menjadikan sektor ini benar-benar merajalela. Remaja dengan geng motornya juga mencontoh games, mobil-mobil balap liar termasuk juga, bahkan mencoba bunuh diripun kemungkinan mencontoh dari games dan masih banyak lainnya.

Jadi sangat wajar jika ada keinginan atau cita-cita dari seorang anak umur 5 tahunan bila ditanyakan oleh orang tuanya, nak, kalo kamu sudah besar memang kamu mau jadi apa? Mama, aku mau diperkosa seperti di games itu.. Lalu kemana lembaga negara atau mereka yang konsen mengurusi masalah ini.?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun