Mohon tunggu...
Andre Satria
Andre Satria Mohon Tunggu... Lainnya - Pejuang Bidang Sosial - Penggemar Sepakbola Arsenal FC - Garuda di Dadaku

Orang biasa yang berfokus untuk mengimplementasi bidang sosial.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ukur Peluang Arsenal Juara Musim Ini..

13 Agustus 2021   23:07 Diperbarui: 15 Agustus 2021   01:03 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Media Sosial Arsenal @Arsenal

Kekalahan atas Tottenham Hotspur, sang rival abadi, melengkapi rentetan hasil buruk Arsenal selama pertandingan persahabatan yang secara langsung menimbulkan kegaduhan di media sosial untuk kalangan penggemar Arsenal. Apa yang salah dengan tim sepak bola asal London ini?

Salah satu kesimpulan yang menarik dicermati adalah mulai diragukannya kemampuan Mikel Arteta selaku manager dan kemampuan Arsenal menjuarai sebuah kompetisi.

Tidak mengherankan memang mengingat di musim lalu Arteta hanya menghantarkan Arsenal peringkat 8 di Liga Inggris yang menyebabkan Arsenal tidak tampil di kompetisi Eropa pertama kalinya setelah 25 tahun, hanya sampai perempat final di Piala Liga Inggris setelah kalah telak 1-4 dari Manchester City, dan tersingkir oleh Southampton di babak keempat Piala FA setelah kalah 1 gol tanpa balas.

Seluruh rangkaian kegagalan ini menghapus kenangan manis Arteta setelah di musim pertama ia menangani Arsenal pada musim kompetisi 2019/2020 di mana ia berhasil memenangkan Piala FA dan memulai musim kompetisi 2020/2021 dengan memenangkan Community Shield setelah mengalahkan Liverpool.

Oleh karena itu, musim kompetisi 2021/2022 dapat dikatakan menjadi pertaruhan terakhir bagi Arteta. Ia tidak bisa lagi bersembunyi lagi pada anggapan memberi kesempatan pada manager baru sebab segala sesuatu yang ada di Arsenal saat ini sudah sesuai dengan arahannya, bukan warisan dari manager sebelumnya.

Lalu, pekerjaan rumah apa saja yang harus bisa ia selesaikan supaya berhasil di musim ketiganya di Arsenal?

Di lini pertahanan, selama 2 tahun terakhir lini ini memang terjadi perbaikan. Jika di Liga Inggris kompetisi 2019/2020 Arsenal kebobolan hingga 48 gol, musim 2020/2021 menurun menjadi 39 gol dan menjadi 3 tim terbaik dalam hal kebobolan paling sedikit dibelakang Manchester City dan Chelsea. Sayangnya hal ini masih belum membantu mendongkrak posisi di klasmen.

Dibandingkan dengan City dan Chelsea secara statistik untuk musim 2020/2021, Arsenal merupakan tim yang paling rendah dalam hal clean sheets atau jumlah pertandingan tim tidak kebobolan oleh lawan. City tercatat 19 pertandingan clean sheets, Chelsea 18 pertandingan, dan Arsenal hanya 12 kali clean sheets.

Arsenal melawan tim yang terdegradasi seperti Sheffield United, Fulham dan West Brom saja kebobolan gol. Untungnya, tim gedor Arsenal mampu mencetak gol saat melawan 3 tim tersebut dan memenangkan pertandingan, kecuali saat berhadapan dengan Fulham di kandang yang berakhir seri 1-1.

Sedangkan lawan tim big six Liga Inggris, Arsenal kebobolan 12 gol atau 30% dari total 39 gol yang berakibat Arsenal hanya memenangkan 4 pertandingan dari 10 pertandingan melawan tim big six. Untuk menjadi juara, biasanya rata-rata tim kebobolan tidak melebihi 35 gol.

Salah satu permasalahan utama pertahanan Arsenal adalah lini pertahanannya masih memberikan banyak ruang untuk lawan dapat melepaskan tembakan ke gawang.

Hal ini dapat disebabkan oleh pilihan formasi atau pemain yang dipilih Arteta pada saat pertandingan. Selama kompetisi Liga Inggris 2020/2021, berdasarkan statistik understat.com, Arsenal tercatat menerima tembakan ke gawang hingga 420 tembakan atau rata-rata tiap pertandingan Arsenal mendapatkan 11 tembakan lawan.

Jika dibandingkan dengan Manchester City yang tercatat hanya menerima 285 tembakan atau rata-rata menerima 7 tembakan tiap pertandingan dan Chelsea hanya menerima 337 tembakan atau rata-rata menerima 8 tembakan tiap pertandingan, Arsenal memang perlu berbenah. Area prioritasnya adalah saat lawan berada di area pinalti karena 55% dari 420 tembakan lawan berada di area tersebut.

Solusi yang dihadirkan Arsenal untuk membenahi lini belakang salah satunya adalah melakukan pembelian bek asal Brighton, Ben White, yang masih berusia 23 tahun dengan harga 50 juta Pound.

Sumber : Premier League Stats
Sumber : Premier League Stats

Harga pembelian Ben White sempat menjadi perdebatan apakah Arsenal membeli dengan harga yang berlebih atau sewajarnya.

Jika melihat statistik, Ben White dalam bertahan memang tidak lebih baik daripada bek Arsenal lainnya. Kekuatannya ada pada membaca permainan lawan sehingga dapat merebut bola saat lawan melakukan passing atau sering disebut kemampuan interception dan menguasai bola saat lawan kehilangan bola atau sering disebut recoveries.

Sedangkan dalam kemampuan melakukan tackle, duel merebut bola dengan lawan, dan duel di udara (aerial battles) untuk pemain usia 23 tahun sudah terbilang setara dengan pemain utama Arsenal namun masih perlu ditingkatkan.

Pembelian Ben White tampaknya dengan pertimbangan sudah berpengalaman di Liga Inggris dan investasi masa depan pada pemain muda.

Di lini tengah, Arsenal dituntut untuk mampu membangun serangan lebih baik. Sepanjang kompetisi Liga Inggris 2020/2021, Arsenal hanya mampu memasukan 55 gol ke gawang lawan.

Tidak jauh dari musim sebelumnya yang hanya 56 gol. Padahal sebelumnya rata-rata Arsenal bisa mencapai 70 gol per musimnya.

Permasalahan seretnya gol Arsenal musim 2020/2021 merupakan permasalahan yang tidak selesai dari musim sebelumnya yang diakibatkan oleh Arsenal gagal membeli Houssem Auoar dari Lyon dan malah membeli Thomas Partey dari Atletico Madrid.

Akhirnya Arsenal tidak ada pemain-pemain yang mempunyai kemampuan tinggi menciptakan peluang bagi rekannya mencetak gol. Hal ini dapat dilihat pada statistik yang bernama big chances created.

Jika dibandingkan dengan Manchester City, Manchester United, Liverpool, dan Chelsea yang menjadi 4 besar di kompetisi Liga Inggris 2020/2021, Arsenal merupakan tim terendah dalam menciptakan peluang. Arsenal hanya menghasilkan 45 big chances. Yang tertinggi adalah Liverpool yang mampu menghasilkan 82 big chances atau hampir 2 kali lipat dari Arsenal. Minimal Arsenal harus menghasilkan lebih dari 60 big chances seperti Chelsea untuk masuk 4 besar.

Sumber : Premier League Stats
Sumber : Premier League Stats

Dilihat dari pemain-pemain tengah Arsenal yang bertanggung jawab terhadap memberikan umpan, pemain yang paling punya kemampuan menciptakan peluang dan umpan adalah Bukayo Saka dengan menciptakan 11 big chances, 8 umpan berakhir gol (assisst), namun tidak pernah melakukan umpan terobosan (through balls).

Bila dibandingkan dengan Kevin De Bruyne yang membawa Manchester City membawa juara, Saka perlu jauh meningkatkan kemampuannya. De Bruyne pada Liga Inggris musim 2020/2021 mampu menciptakan 19 big chances, 12 umpan berakhir gol (assisst), dan 13 kali umpan terobosan (through balls).

Willian sebagai pemain sarat pengalaman dan baru di Arsenal yang diharapkan membantu Bukayo Saka performanya malah jauh dari harapan walau menghasilkan 5 big chances dan 5 umpan berakhir gol (assisst). Padahal saat di Chelsea pada 2 musim terakhirnya, Wilian rata-rata mampu menghasilkan 12 big chances dan 7 umpan berakhir gol (assisst).

Di musim ini, Arsenal harus kehilangan Dani Ceballos dan Odegaard yang masa pinjamnya habis dan harus kembali ke Real Madrid Kehilangan 2 pemain ini menjadi pekerjaan tersediri bagi Arsenal untuk mencari penggantinya mengingat kontribusi kedua pemain ini.

Hingga kini, di lini tengah Arsenal baru mendatangkan Albert Sambi Lokonga dari Anderlecht klub asal Belgia yang selama 4 musim di klub tersebut menghasilkan 67 chances dan 5 umpan berakhir gol (assisst).

Arsenal masih membutuhkan pemain tengah yang mampu memberikan umpan dan menciptakan peluang. Pemain yang rumornya sedang diincar Arsenal sudah sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. Setidaknya ada 4 pemain yang diincar, antara lain Odegaard (Real Madrid), James Maddison (Leicester City), Houssem Auoar (Lyon), dan Bernardo Silva (Manchester City).

Konon katanya, pemain yang paling favorit adalah Odegaard yang lebih sudah punya pengalaman di Arsenal dan usianya masih muda.. Namun secara kinerja, James Maddison harusnya pemain yang paling diincar Arsenal karena rata-rata setiap musimnya ia berhasil menghasilkan 9 big chances, 5 umpan berakhir gol (assisst), dan 16 umpan terobosan (through balls). Di urutan kedua adalah Bernardo Silva yang diikuti oleh Houssem Auoar. Sedangkan Odegaard justru berada diurutan terakhir.

Ganjalan terbesar untuk mendapatkan James Maddison ada pada harganya yang mencapai 60-70 juta Pound. Harga Bernardo Silva tidak jauh yang sekitar 50 juta Pound. Disusul Odegaard dengan harga 40-50 juta Pound.

Jika Arsenal ingin menghemat dana transfernya atau menginvestasikan uang ke lini lainnya, Arsenal dapat saja memilih untuk membeli Houssem Auoar yang hanya 20-25 juta Pound dengan uangnya didapatkan dari menjual Joe Willock ke Newcastle sebesar 25 juta Pound.

Houssem Auoar sendiri pada musim lalu di Lyon menghasilkan 4 umpan berakhir gol (assisst) dan 31 created chances. Tantangannya ia belum teruji di Liga Inggris.

Pada lini penyerangan, secara kemampuan yang memprihatinkan adalah Aubameyang. Yang biasanya mencetak gol lebih dari 20 gol setiap musim, pada musim lalu hanya mencetak 10 gol.

Lacazette masih konsisten mencetak 13-14 gol setiap musimnya. Namun tidak mengherankan jika kedua penyerang kelas dunia ini masih belum optimal dalam mencetak gol sebab asupan umpannya memang rendah. Jika lini tengah dapat diperbaiki, kedua penyerang ini dipastikan siap mengeksekusi peluang dan umpan menjadi gol.

Catatan pada lini penyerangan ada pada usia Aubameyang yang saat ini sudah menginjak 31 tahun, Lacazette yang sudah berusia 30 tahun dan kontraknya akan berakhir pada tahun 2022. Sedangkan Eddie Nketiah yang berusia muda belum bertumbuh dan masih membutuhkan jam main lebih banyak.

Arsenal gencar dikabarkan untuk mengincar Lautaro Martinez (Inter Milan). Sayangnya kemungkinan ini tampaknya tertutup mengingat Lukaku baru saja dibeli Chelsea sehingga Inter Milan tidak mau pemain penting di lini penyerangannya lagi.

Opsi lain, Arsenal berminat mendatangkan Tammy Abraham dari Chelsea yang dibandrol 40 juta Pound.

Dengan kondisi pada berbagai lini, jika Arsenal mau berbicara lebih banyak patut diperhatikan langkah transfer Arsenal pada musim panas ini yang tutup pada 31 Agustus 2021.

Di bulan Juni lalu, dirumorkan Arsenal mempersiapkan dana transfer sekitar 250 juta Pound sebagai komitmen pemilik sang keluarga Kroenke untuk mengembalikan Arsenal ke tingkat tertinggi. Sejauh ini, Arsenal sudah menghabiskan 84 juta Pound untuk Ben White, Albert Lokonga, dan Nuno Tavarez. 

Jika memang Arsenal memang memiliki dana transfer sebesar yang dirumorkan, skenario paling ideal Arsenal mendatangkan 3 pemain di mana 2 pemain yang berkemampuan menciptakan peluang dan umpan di lini tengah dan 1 penyerang berpengalaman agar peluag Arsenal masuk 4 besar lebih besar. 

Sedangkan untuk menjadi juara, tidak cukup hanya mendatangkan 6 pemain baru. Arteta harus mampu meningkatkan kemampuan Emile Smith Rowe, Pepe, Willian, dan Reiss Nelson dalam menciptakan peluang dan umpan berakhir gol (assisst).

Jika kinerja empat pemain ini masih seperti musim sebelumnya, lupakan saja gelar juara Liga Inggris. Skenario terbaiknya menargetkan juara piala FA agar bisa kembali bermain ke kompetisi Eropa musim depan.

Mari, kita nikmati Arsenal mengarungi musim kompetisi 2021/2022!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun