Mohon tunggu...
Andre Satria
Andre Satria Mohon Tunggu... Lainnya - Pejuang Bidang Sosial - Penggemar Sepakbola Arsenal FC - Garuda di Dadaku

Orang biasa yang berfokus untuk mengimplementasi bidang sosial.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Toko Pizza, Usaha Pizza Rumahan yang Tetap Moncer di Tengah Pandemi

26 Agustus 2020   19:29 Diperbarui: 27 Agustus 2020   19:41 4106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gemara Shatwika atau yang dipanggil Gege tidak akan menyangka jika kebiasaan membuat pizza Italia ala rumahan sejak ia sekolah dasar di Amerika Serikat akan menjadi modal untuk usaha yang mendatangan keuntungan saat ia dewasa dan kembali ke Indonesia. 

Sang ibu pada waktu itu padahal hanya mengajarinya cara-cara dasar membuat pizza supaya Gege kecil bisa mandiri membuat pizza. Kegemarannya menyantap pizza yang menghantarkan Gege seringkali membuat pizza dan berani berkreasi dengan aneka rasa.  

Cita-citanya juga tidak pernah menjadi pengusaha. Dalam benaknya, ia hanya ingin menjadi industrial designer.

Inilah mengapa ia memberanikan diri untuk pergi dari Jakarta agar dapat menimba ilmu di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB). Selepas kuliah, karir pertama menjadikannya sebagai pegawai negeri di sebuah kementerian.

Selama bekerja, Gege masih sering membuat pizza sebatas sebagai salah satu menu makanan sehari-harinya. Sebuah kunjungan kawan lama Gege ke rumah yang bernama Adit yang menjadi pembuka jalan untuk keduanya menjalani dunia yang jauh berbeda daripada pekerjaan yang sudah ditekuni. 

Kala itu, Adit tak menyangka pizza yang disugguhkan ternyata pizza buatan tuan rumah. Adit melihat pizza buatan Gege sangat berpotensi menghasilkan keuntungan atau diartikan waktu itu menambah uang jajan kedua teman dekat ini.

Keduanya sepakat untuk melangkah lebih lanjut dengan target awal memastikan terlebih dahulu pizza yang mereka tawarkan rasanya dapat diterima oleh orang banyak dan mendapatkan kisaran harga yang dapat diterima pelanggan dari rasa yang ditawarkan. Caranya adalah melakukan banyak uji coba. 

Mulai dari melakukan berbagai Focus Group Discussion (FGD) dengan teman-teman dekat yang sekaligus melakukan uji coba rasa pizza hingga memberanikan diri berjualan produk pizza ke acara-acara skala kecil yang diadakan teman-teman. 

Segala cara uji coba dinilai sukses dengan indikator keberhasilan antara lain penilaian sangat positif yang datang tidak hanya dari teman-teman dekat, tetapi juga dari orang-orang yang tidak pernah mereka kenal sebelumnya.

Keduanya menjadi percaya diri dan bermimpi lebih besar daripada hanya menambah uang jajan. Namun, Gege dan Adit menyadari untuk bertahan di rimba dunia usaha, mereka perlu menambah satu orang lagi dalam tim yang dapat memperkuat mereka dari sisi bisnis dan keuangan agar usahanya tidak seumur jagung. 

Melalui jaringan pertemanan, Gege dan Adit bertemu dengan Jonathan yang masih teman Gege saat SMU. Jonathan saat itu dinilai dapat memperkuat tim karena memiliki latar belakang lulusan fakultas ekonomi jurusan accounting Universitas Atma Jaya dan memiliki pengalaman dalam dunia usaha melalui usaha kontraktor yang sudah dirintisnya.

Gege, Adit dan Jonathan menjadi sering bertemu untuk berdiskusi panjang tentang keinginan masing-masing dalam membangun usaha dan bagaimana mengelola usaha ke depan agar terbangun kesepahaman satu dengan lainnya. 

Bagi ketiganya, kesepahaman satu dengan lainnya merupakan fondasi yang penting untuk menghadapi tantangan terbesar dalam bisnis, yaitu para pendiri bisnis tetap dalam perahu yang sama walau bisnis berjalan dalam kondisi yang buruk.  

Setelah yakin satu dengan lainnya, ketiganya sepakat untuk meluncurkan usaha dengan produk berupa pizza italia ala rumahan pada tahun 2014. Gege pun memberanikan diri untuk keluar dari pekerjaannya dan terjun ke dunia usaha supaya fokus menggarap usaha ini.

Premium Pizza Salah Satu Menu Andalan Toko Pizza (Sumber : Instagram Toko Pizza)
Premium Pizza Salah Satu Menu Andalan Toko Pizza (Sumber : Instagram Toko Pizza)

Untuk merajut mimpinya, ketiga pengusaha muda ini berani merogoh kocek sendiri di mana sebagian besar modalnya dipergunakan untuk membangun outlet di daerah Cinere Depok yang diberi nama Toko Pizza.  Outlet mengambil tempat di sebuah garasi rumah yang disulap menjadi tempat makan terbuka berukuran mini. 

Konsep outlet sengaja dibuat dengan tema homey agar pelanggan-pelanggan yang datang merasakan nuansa seperti masuk ke sebuah rumah modern yang nyaman. 

Tidak heran bila banyak pelanggan yang betah berlama-lama sembari menikmati pizza yang menawarkan berbagai menu pizza dengan pilihan seperti Beef Sausage, Tuna Mayo, Vegetaria, Meat Premium dan Cheese Mushroom. 

Selain itu, tempat pembuatan pizza berada di sisi area makan yang membuat pelanggan mendapatkan sensasi aroma Pizza yang sedang dipanggang.

Toko Pizza berhasil memikat lidah sejak peluncurannya. Usahanya terus meroket hingga modal yang sudah dikeluarkan para pemilik dapat kembali dalam 3 bulan saja. 

Kenikmatan pizzanya menjadi buah bibir yang membuat media-media ternama berminat untuk meliput usaha ini. Telepon juga tidak berhenti berdering untuk menawarkan investasi dana untuk pengembangan jumlah outlet, bahkan membeli seluruh usaha. Seluruh ide atau tawaran pengembangan usaha ditampung dan dilakukan riset serta penyusunan rencana bisnis.

Tantangan usaha bukannya tidak pernah menghampiri. Di tahun 2017, Toko Pizza pernah membuka cabang di Bintaro bermitra dengan pihak ketiga. 

Sesaat setelah usahanya sudah mulai menampakan hasil, antara pihak ketiga dengan Toko Pizza terdapat perbedaan visi dalam mengelola usaha yang berakibat keduanya memilih untuk mengakhiri usaha. Ini menjadi salah satu pembelajaran penting bagi para pemilik Toko Pizza dalam pengembangan usaha ke depan.

Namun tantangan terbesar justru datang 6 tahun sejak peluncuran usaha dalam bentuk pandemi penyakit menular. Sejak diumumkan Presiden Joko Widodo pada tanggal 2 Maret 2020 bahwa adanya pasien pertama Covid-19.

Kemudian, disusul dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk wilayah Jawa Barat oleh Gubernur Ridwan Kamil pada tanggal 15 April 2020 sebagai upaya menyebaran Covid-19, Toko Pizza harus mengikuti seluruh arahan pemerintah dengan menutup outlet. 

Seluruh karyawan dirumahkan namun tetap mendapatkan insentif bulanan melalui pendapatan yang telah dicadangkan para pemilik untuk menghadapi situasi seperti ini dengan harapan karyawan tetap dapat bekerja kembali di Toko Pizza.

Toko Pizza sendiri kembali beroperasional penuh sejak diberlakukannya PSBB proporsional dengan mengadopsi protokol kesehatan dan mengubah jam operasional dari yang sebelumnya jam 17.00 -- 22.00 WIB menjadi 17.00 -- 20.30 WIB. 

Jika usaha lain mungkin mengalami kesulitan menjaring kembali pelanggan akibat pandemi Covid-19, hal ini tidak berlaku bagi Toko Pizza. Jonathan menuturkan fenomena ini kemungkinan selain dari rasa pizza, diakibatkan juga oleh strategi usaha berupa "buat pelanggan jadi temanmu" yang diterapkan sejak awal usaha berdiri.

Khusus strategi yang satu ini, para pendiri Toko Pizza memang menjadikannya sebagai faktor unik usaha. Sebagai salah satu cara untuk mewujudkannya adalah Gege, Adit atau Jonathan setiap malam selalu berusaha hadir di outlet untuk menyapa ramah pelanggan yang datang untuk makan. 

Tidak jarang dari yang sebelumnya tidak saling kenal, setelah datang ke Toko Pizza, sang pelanggan malah menjadi teman baik. Tegur sapa dan canda di media sosial yang kemudian terjadi antara akun Toko Pizza dan pelanggan tersebut menjadi hal yang lumrah.

Buah strategi "buat pelanggan jadi temanmu" tidak saja berhasil dengan cepat menjaring pelanggan, omset Toko Pizza juga melesat rata-rata hingga 40% setiap bulannya dibandingkan tahun sebelum. 

Padahal Toko Pizza tidak melakukan promosi-promosi diskon selayaknya usaha lakukan untuk cepat menjaring banyak pelanggan ataupun menambah jam operasional.

Hal ini membuat Gege, Jonathan, dan Adit bertambah yakin bahwa rasa pizza dan cara pelayanan pelanggannya memang telah mendapatkan tempat di hati pelanggan Sejak itulah, ketiganya ingin kembali membawa Toko Pizza ke level berikutnya melalui perencanaan dan pelaksanaan pengembangan usaha yang lebih matang.

"Dengan melihat pendapatan outlet selama pandemi Covid-19, kami ingin lagi membuka peluang untuk dapat mengembangan usaha Toko Pizza dan kali ini optimis berhasil karena sudah melalui banyak pengalaman. 

Rencananya untuk produk, opsi-opsi menu ingin kami tambahkan supaya pelanggan lebih mempunyai pilihan yang beragam. Sedangkan untuk penambahan outlet, kami targetkan untuk area Jabodetabek terlebih dahulu dengan mempertimbangkan kontrol kualitas produk dan operasional. Modal untuk pengembangan usaha, kami sedang berpikir dengan modal kami sendiri, pinjaman bank, atau bermitra. 

Semua sedang kami timbang-timbang dengan kriteria pastinya membawa kebermanfaatan baik untuk seluruh pihak, " ujar Jonathan menjelaskan saat bertemu di outlet nya dibilangan Cinere.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun