- Sistem pemerintahan dan prinsip-prinsip yang membentuk negara, seperti demokrasi, monarki, atau republik.
  - Nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh negara, seperti kebebasan, keadilan, persamaan, dan supremasi hukum.
  - Hubungan antara agama dan negara, termasuk apakah negara menganut agama resmi atau jika ada pemisahan antara agama dan negara.
Selama menjelaskan kedua orientasi ini, penting untuk menjaga keseimbangan, menghindari sikap yang prejudis, dan menghormati pluralisme agama serta kebebasan beragama yang dilindungi oleh banyak konstitusi negara. Setelah dapat memahami orientasi tersebut baru bisa untuk memikirkan kemungkinan yang terjadi, yaitu apakah negara dapat berkembang jika tidak terpaku terhadap agama? .
Negara yang tidak terpaku pada agama mungkin memiliki beberapa keuntungan dan tantangan dalam hal pembangunan dan perkembangan. Meskipun ada beberapa argumen yang bisa diberikan untuk kedua sisi, ada baiknya untuk memberikan beberapa poin utama dari keuntungan dan tantangan demi menjelaskan apakah negara lebih mudah berkembang jika tidak terpaku pada agama. Yang akan dipaparkan terlebih dahulu adalah keuntungan yang memungkinkan jika agama tidak jadi pacuan terhadap pemebangunan negara dan perkembangan negara :
1. Kebebasan Berpikir dan Inovasi
Negara yang tidak terlalu terpaku pada agama mungkin cenderung memberikan lebih banyak kebebasan berpikir dan inovasi. Tanpa batasan agama yang ketat, negara dapat menciptakan lingkungan yang mendorong kebebasan berpikir, pemikiran kritis, dan penelitian ilmiah. Ini dapat mempromosikan perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, dan ekonomi yang lebih maju.
2. Toleransi dan Keharmonisan Sosial
Ketika negara tidak terlalu terpaku pada agama, ada peluang yang lebih besar untuk membangun masyarakat yang toleran dan harmonis. Negara dengan keragaman agama yang besar sering menghadapi tantangan dalam mempertahankan keamanan dan stabilitas sosial. Dalam situasi seperti itu, negara yang tidak terpaku pada agama mungkin dapat mengembangkan kerangka hukum dan kebijakan yang menghormati dan melindungi kebebasan beragama, sehingga mempromosikan harmoni dan kerukunan antaragama.
3. Pengelolaan Sumber Daya yang Efisien
Ketika negara tidak terpaku pada agama, keputusan pembangunan dapat lebih berfokus pada kepentingan masyarakat secara keseluruhan daripada dogma agama tertentu. Hal ini dapat menyebabkan pengelolaan sumber daya yang lebih efisien dan alokasi anggaran yang lebih baik untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan sektor-sektor penting lainnya. Dalam hal ini, negara memiliki lebih banyak fleksibilitas untuk merencanakan dan melaksanakan program pembangunan yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat.