Mohon tunggu...
ANDREO LEOPRAYOGA
ANDREO LEOPRAYOGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya tertarik mengangkat suatu isi ditengah keresahan masyarakat dengan maksud mencari alternative penyelesaian.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pembelajaran Daring Siswa Sekolah Menengah Kejuruan terhadap Jumlah Pengangguran

6 Juni 2022   22:09 Diperbarui: 6 Juni 2022   22:18 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu saja pembelajaran daring ini dilakukan melalui rumah masing-masing dengan tetap saling terkoneksi melalui kelas virtual. Para siswa dengan guru berinteraksi hanya sebatas melalui zoom sebagai kelas virtual. 

Yang mana waktu dalam proses pembelajaran sangat terbatas dan mungkin saja pembelajaran terganggu dikarenakan gangguan jaringan. Interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa hanya sebatas virtual sehingga tidak dapat sepenuhnya terkontrol agar proses belajar mengajar berlangsung maksimal.

      Sekolah Mengah Kejuruan (SMK) sangat terkendala dalam penyampaian materi kepada siswanya dalam proses pembelajaran saat diterapkannya kebijakan tersebut. Sehingga berdampak terhadap pemahaman materi siswa yang akan berakhir menyuplai jumlah pengangguran. Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mengalami kesulitan pemahaman materi dikarenakan dalam proses pembelajaran lebih banyak praktek yang mana harus berinteraksi 

langsung dengan guru pembimbing dan juga interaksi dengan objek kejuruan masing-masing. Sedangkan melalui pembelajaran daring siswa hanya melihat melalui layar handphone ataupun laptop, tidak dapat menyentuhnya secara langsung agar pemahaman siswa lebih matang dan mengerti secara detail terhadap kejuruannya.

      Keterbatasan dalam proses pembelajaran daring bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan momok terbesar yang sedang dihadapi. Dengan begitu banyaknya praktek yang tidak dapat dimaksimalkan dalam proses pembelajaran. Sehingga skill para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tidak mumpuni dikarenakan pemahaman siswa terhadap kejuruannya. 

Yang mana seharusnya siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) saat setelah kelulusannya diharapkan memiliki skill yang mumpuni terhadap kejuruannya. Hal ini sangatlah krusial dikarenakan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dipersiapkan langsung turun di dunia kerja setelah kelulusannya. Nyatanya setelah ditetapkannya kebijakan sekolah daring, para siswa yang kelulusannya mendapat pengajaran secara daring tidak memiliki skill yang diharapkan dunia kerja.

      Skill yang tidak mumpuni ini tidak dapat dibawa kedunia kerja, sehingga tidak dapat bersaing dengan pesaing lain yang jenjang pendidikannya lebih tinggi. Lulusan Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) tidak memiliki skill kejuruannya masing-masing, dengan begitu dunia kerja akan menolaknya mentah-mentah. Dampak yang timbul dikarenakan tidak mumpuninya skill para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tersebut yang pada akhirnya meningkatnya jumlah pengangguran.

    Dimasa pandemi ini semua kebijakan perlu kajian lebih mendalam mengingat ini merupakan hal yang baru bagi bangsa dan dunia. Dimana harus mengkontrol laju penyebaran virus corona tetapi lini lain harus tetap berjalan tidak hanya kesehatan. Untuk saat ini kebijakan pembelajaran daring belum memiliki alternatif  

selain harus terus meningkatnya performa pendukung dalam melancar jalannya pembelajaran daring. Walaupun dampak yang ditimbulkan sangat krusial khususnya bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pemerintah akan terus mengkaji kebijakan tersebut dengan diharapkan para siswa terus beradaptasi semaksimal mungkin.

      Dengan adanya data dari BPS menjadi pemicu segala pihak terkait mengenai lulusan Sekolah Menegah Kejuruan sebagai penyumplai tertinggi pengangguran. Ada nya sistem yang harus dibenahi guna menekan jumlah pengangguran yang dihasilkan lulusan Sekolah Menegah Kejuruan. 

Yang mana para siswa kesulitan praktek bila melalui kelas virtual yang akan berdampak terhadap pemahaman materi kejuruannya. Sehingga saat akan melamar ke dunia kerja terjadinya penolakan dikarenakan skill para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan tidak sesuai kebutuhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun