Mohon tunggu...
Andre Lolong
Andre Lolong Mohon Tunggu... Insinyur - Follow me @andre_gemala

Husband of a caring wife, father of two, car enthusiast, motorsport freak, Life learner..

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Common-Rail Direct Injection hingga Electric Vehicle, Upaya Menciptakan Udara Lebih Baik

25 Oktober 2021   00:03 Diperbarui: 2 April 2022   10:36 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lapisan fossil yang menjadi bahan utama untuk bensin kendaraan kita semakin menipis, sementara kebutuhan mobilitas bagi manusia semakin tinggi. 

Maka standar emisi kendaraan untuk emisi gas buang kendaraan baru, didefinisikan dalam serangkaian arahan Uni Eropa yang progresif, yaitu dengan menetapkan dan ketentuan tingkat emisi yang diizinkan yaitu EURO.

EURO adalah singkatan dari European Emission Standard (Standar emisi Eropa). Semakin tinggi indeks EURO nya, maka semakin rendah tingkat emisinya. Pada akhir tahun ini, Uni Eropa akan menerapkan standar EURO7 dan direncanakan mulai berlaku pada tahun 2025.

Sebagai informasi; EURO7 (untuk mesin bensin dan Diesel) bagi mobil penumpang/ pribadi, mempunyai ketentuan tingkat emisi (dengan satuan gram per kilometer) untuk Karbon Monoksida 0.3 dan Nitrogen Oksida 0.03.

Sementara kendaraan komersial di Indonesia sudah mengadopsi teknologi Common-Rail Direct Injection dengan EURO4. EURO4 (untuk mesin Diesel) bagi mobil penumpang/ pribadi, mempunyai ketentuan tingkat emisi (dengan satuan gram per kilometer) untuk Karbon Monoksida 0.5, Nitrogen Oksida 0.25, Hidrokarbon + Nitrogen Oksida 0.3 dan particulate standar 0.025.

Common-rail Direct Injection, yang banyak dijumpai pada mesin Diesel terkini, adalah sistem injeksi bahan bakar dengan metode droplet bertekanan tinggi pada Diesel hingga lebih efektif dan menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna. 

Mesin Diesel dengan system Common Rail perlu didukung dengan bahan bakar dengan kadar sulfur rendah 500 ppm, demi menghasilkan emisi lebih rendah. 

Selain itu perlu punya Cetane Number 53, yaitu Indeks Setana yang merupakan tingkat pengukuran seberapa tinggi kualitas pembakaran di ruang bakar. Dengan pembakaran lebih baik, maka akselerasi lebih enteng dan suara mesin lebih halus.

Coba bandingkan dengan bahan bakar diesel dengan kadar sulfur lebih tinggi (hingga 3500 ppm) dan Cetane Number lebih rendah, yaitu 48. Mobil dengan mesin Diesel seperti ini biasanya punya gas buang hitam pekat. Kandungan sulfur, air dan sedimen yang tinggi pada bahan bakar Diesel bisa menyebabkan masalah besar. 

Untuk air dan sedimen dapat ditanggulangi dengan pemasangan filter. Namun kadar sulfur harus ditekan serendah mungkin dengan bahan bakar diesel berkualitas baik. Hasilnya rendah emisi dan lebih ramah lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun