Catalunya GP, tahun 2009, tiga lap menjelang finish, duo pembalap Team Yamaha bertempur memperebutkan posisi pertama. Mereka telah meninggalkan lawan-lawan mereka di baris terdepan beberapa lap lalu.Â
Yamaha YZR-M1 bernomor 46 ditunggangi Valentino Rossi berada di depan, sementara motor satunya bernomor 99 ditunggangi Jorge Lorenzo, hanya berjarak dengan selisih 0,2 detik di belakang. Musim 2009 sudah berlangsung lima seri dan Casey Stoner, pembalap Ducati tengah memimpin klasemen dengan selisih 5 point dari Lorenzo.Â
Rossi bertengger dibawahnya diikuti Dani Pedrosa dari Team Repsol Honda. Keempatnya merupakan para kandidat kuat perebut tahta juara MotoGP 2009. Rossi baru juara satu kali di Jerez.Â
Sementara Stoner sudah juara di Losail dan Mugello, dan Lorenzo di Motegi dan Le Mans. Catalunya GP merupakan home grand prix Lorenzo.Â
Seratus lima puluh ribu orang yang memadati Circuit de Barcelona -- Catalunya riuh ketika Lorenzo merebut posisi pertama saat mereka berdua melewati garis start dan memasuki Lap ke 24. Namun hal itu hanya berlangsung beberapa detik.Â
Menjelang braking zone pada bagian akhir straight, Rossi melakukan late braking dan kembali di depan Lorenzo. Ia menyalip dari sisi luar untuk memasuki turn 1.Â
Sebenarnya Lorenzo menunjukkan bahwa ia mampu lebih cepat di straight maupun hairpin. Memasuki turn 10 di La Caixa, Lorenzo menyerang dari sisi luar namun belum berhasil hingga memasuki turn 16, Lorenzo kembali mendapatkan momentum untuk overtaking di straight. Memasuki turn 1 pada final lap, Rossi melakukan late braking kembali, namun gerakan itu sudah diantisipasi oleh Lorenzo.Â
Ketika memasuki La Caixa, Lorenzo menoleh sedikit ke belakang, memastikan jaraknya dengan Rossi. Lalu masuk turn 10, left-hand hairpin, masuk gigi 2, Rossi menyerang dari sisi luar.Â
Lorenzo mempertahankan racing line, sementara Rossi mempertahankan jarak agar tidak kehilangan momentum. Di turn 14, right-hander, Rossi berusaha menyusup di sisi dalam, Lorenzo bertahan dengan sempurna, dan selepas turn 15 Rossi melakukan overtaking yang tidak disangka di sisi dalam memasuki turn 16, hingga finish.Â
Suara Guido Meda sang commentator membahana di siaran TV Italy; "Ce la fa! entrato, non ci credo! Non ci posso credere... cos'ha fatto, non ci posso credere, grande! Bravo! Rossi c'! Che gara, che sorpasso! Rossi c'! Che cavolo gli volete dire, bravo!" Kepalan tangan Rossi meninju ke angkasa. Ia baru saja mempercundangi rekan setimnya di home circuit nya sendiri.Â
Pada tahun itu Rossi keluar sebagai juara dunia, yang merupakan gelar juara dunianya yang ke-9 semasa karier balapnya.
Siapa tidak kenal pria jangkung asal Italy yang punya nomor start 46, dengan brand color kuning pada racing suit, Helmet yang dikenakannya? Valentino Rossi dikenal dengan beberapa julukan; "Rossifumi" yang terinspirasi dari Norifumi Abe; pembalap 500 cc asal Jepang yang membuat gebrakan pada tahun-tahun pertamanya.Â
Beberapa tahun kemudian di era MotoGP, Rossi dikenal dengan julukan "The Doctor", yaitu atas simbol respect, "gelar" kehormatan bagi Rossi. Dengan warna khas fluorescent yellow sebagai brand image pada atribut-atribut yang dikenakannya, Rossi juga pernah dapat julukan "highlighter pen" (seperti merk stabilo). Rossi juga kerap dipanggil dengan Vale, yang sebenarnya lebih merupakan kependekan nama saja.Â
Pada hari perlombaan, ia akan selalu menyaksikan awal balapan Moto3 untuk melihat berapa lama lampu start tetap menyala sebelum padam di awal perlombaan. Sebelum naik Motornya dalam tiap sesi, baik itu saat balapan, kualifikasi, ataupun latihan, ia akan memulai ritual pribadinya dengan, membungkuk sekitar dua meter dari Motornya, seperti sedang stretching. Kemudian  ia akan berjongkok dan memegang pasak kaki sisi kanan, dengan kepala tertunduk.Â
Banyak yang mengatakan itulah momen Rossi untuk fokus dan "berbicara" dengan Motornya. Ada juga yang mengatakan bahwa itu tak lebih dari kebiasaan sejak Rossi masih muda. Â
Konon Rossi selalu menempatkan satu sepatu boot di depan yang lain, serta satu sarung tangan di depan yang lain, dan bahwa dia selalu mengendarai motor dengan cara yang sama dan turun dengan cara yang sama, yaitu dengan mengayunkan kaki kanan ke bagian depan Motor.
Valentino Rossi lahir di Urbino, Marche, Italia. Ayahnya; Graziano Rossi adalah juara seri motor 250 cc di era 1977 s/d 1982. Rossi kecil memulai debut nya di motorsport saat berumur 5 tahun dengan sebuah Kart bermesin 100 cc hasil dari modifikasi sang Ayah.Â
Pada umur 11 tahun memenangkan Regional Championship Kart, dan kembali juara lagi pada tahun-tahun berikutnya. Rossi juga memenangi beberapa kejuaraan nasional Minimoto.Â
Untuk bisa balapan di kancah Formula 1, awal karier Rossi terbilang cukup baik dan sudah sesuai arah. Namun sayang karena terkendala biaya, Rossi harus banting setir ke Minimoto.Â
Dengan bantuan beberapa kolega Ayahnya seperti pembalap motor; Virginio Ferrari dan Claudio Lusuardi, Rossi mulai membalap dengan Cagiva Mito 125 cc di kejuaraan nasional Italia, dari tahun 1993 hingga 1995. Kemudian ia berpindah mengendarai Aprilia 125 cc dan ikut kejuaraan eropa, bertengger di urutan 3 klasemen.
Rossi resmi ikut balapan di World Championship kelas 125 cc pada tahun 1996 bersama Team AGV Aprilia. Pada tahun itu di kelas 500 cc ada Mick Doohan, Carlos Checa, Kenny Roberts Jr, Loris Capirossi dan di kelas 250 cc ada Max Biaggi dan Sete Gibernau yang kelak akan jadi rival-rival Rossi.Â
Rossi mencetak Pole Position dan mencicipi kemenangan pertamanya setelah bersaing sengit dengan Jorge Martinez di Brno, Czech GP pada tanggal 18 Agustus 1996.Â
Di tahun berikutnya Rossi berpindah ke team Nastro Azzuro Aprilia dan memenangkan 11 dari 15 seri yang digelar, termasuk menang di Circuit Sentul, Indonesia. Menobatkan Rossi sebagai juara dunia 125 cc.
Rossi pun naik kelas ke 250 cc di tahun 1998 dan mengganti RS125R nya dengan Aprilia RS250. Seperti yang dialaminya di kelas 125 cc; tahun pertama adalah pembelajaran.Â
Retire pada 2 seri pertama yaitu Jepang dan Malaysia, lalu jadi runner up di 3 seri berikutnya; Spanyol, Italia dan Perancis. Retire lagi di Madrid lalu kemenangan seri pertamanya di 250 cc di Belanda. Dengan total 5 kemenangan seri di musim 250 cc pertamanya mengganjar Rossi bertengger di posisi runner up pada klasemen 1998.Â
Dan pada tahun berikutnya, Rossi tak terbendung lagi. Sebagai satu-satunya pembalap Aprilia pada kelas 250 cc di tahun 1999, Rossi mendominasi dengan menjuarai 9 dari 15 seri yang digelar. Rossi bertarung melawan Loris Capirossi, Tetsuya Harada, Jurgen Fuchs dan Olivier Jacque dalam mendapatkan gelar juara dunia 250 cc yang merupakan title keduanya.
Sebelum era MotoGP, kelas tertinggi World Championship Motorcycle ada di kelas 500 cc. Tahun 2000 merupakan tahun pertama Rossi berlaga di 500 cc. Masih di Nastro Azzuro 500 cc dengan Honda NSR500.Â
Beruntung Rossi berkesempatan mendapat Mick Doohan sebagai mentor di tahun pertamanya, atas bantuan dari Jeremy Burgees; Chief Designer nya kala itu. Rossi berhasil juara pertama kalinya di 500 cc di Donington Park, Inggris pada race nya yang ke-9 setelah pertarungan sengit melawan Kenny Roberts Jr. Berkat pemilihan ban yang tepat di kala perubahan cuaca dari sesi kualifikasi hingga Raceday.Â
Di Track, Rossi bersaing dengan sesama Italiano; Max Biaggi dan Loris Capirossi. Persaingan dengan Capirossi terbilang cukup kondusif. Keduanya saling menghormati di dalam maupun luar lintasan. Berbeda dengan persaingan Rossi dengan Biaggi.Â
Pada tahun 2001 sebelum GP Suzuka, Biaggi pernah berkonfrontasi dengan Rossi di sebuah restaurant dengan berkata "cuci dulu mulutmu sebelum mengucapkan nama saya!".Â
Di Suzuka 2001, Biaggi dan Rossi memperebutkan posisi dan Biaggi Nampak menyembabkan Rossi keluar Track, namun Rossi bertahan. Dan beberapa lap kemudian Rossi overtake Biaggi sambil mengacungkan jari tengah kepada rival utamanya tersebut. Masih pada tahun yang sama di Catalunya, keduanya beradu mulut hingga konon adu jotos sebelum podium.Â
Dengan kemenangan selama tahun 2001 sebanyak sebelas kali; Rossi mendominasi dan memenangkan title 500cc pertamanya dengan 325 poin, unggul 106 point dari Biaggi. Rossi juga merupakan satu-satunya pembalap satelit (Team non-pabrikan) yang pernah meraih gelar juara dunia.
Selama musim, Rossi juga bekerja sama dengan pembalap Amerika Colin Edwards untuk balapan ketahanan Suzuka 8 hours dengan menunggangi Honda VTR1000SPW, dan merupakan pembalap Italia pertama yang memenangkan balapan bergengsi tersebut.
Pada tahun 2002 Rossi sama sekali tidak butuh waktu lama untuk menyesuaikan diri dari motor 500 cc 2-tak ke motor MotoGP dengan mesin 4-tak dengan mesin yang lebih bongsor; 990 cc.Â
Ia berpindah Team ke Repsol Honda dan mengganti NSR500 nya dengan Honda RC211V. Rossi juara pada race pertama di Suzuka, juara dua di Afrika Selatan dan setelahnya menggondol juara pertama selama tujuh race berturut-turut. Satu kali retire di Czech GP, Rossi mendominasi musim pertama MotoGP dengan menjuarai sebelas dari enam belas seri.Â
Juara dunia 2002 disematkan pada dirinya di Rio de Janeiro GP, sementara masih empat race tersisa. Selanjutnya Rossi terus berturut-turut menjadi juara dunia pada tahun 2003, 2004 dan 2005.
Pada akhir tahun 2003 kontrak Rossi dengan Honda Racing Corp. berakhir. Rossi pindah ke Team Pabrikan Yamaha, bersama teammate Carlos Checa. Â Banyak yang berspekulasi dan berpikir adalah taruhan besar Rossi pindah ke Team yang belum pernah juara. Namun seperti yang kita tahu, Rossi mematahkan anggapan-anggapan miring tersebut dengan juara seri sebanyak Sembilan kali dari total enam belas race di tahun 2004.Â
Rival terdekat Rossi pada tahun 2003-2004 adalah Sete Gibernau, pembalap Team Gresini Movistar Honda berkebangsaan Spanyol. Awalnya persaingan diantara keduanya cukup kondusif di dalam maupun luar lintasan. Namun hubungan mereka mulai memburuk pada musim 2004 dan memuncak dalam  "Insiden Qatar" di Qatar GP 2004.Â
Kala itu Rossi mendapatkan Penalty dan harus start paling belakang, dikarenakan beberapa personil Team Yamaha "membersihkan" permukaan grid tempat Rossi start, dengan tujuan untuk membantu traksi. Hal yang sama dilakukan oleh Team Honda Pons untuk pembalap mereka; Max Biaggi, hingga kena Penalty juga. Â
Sejumlah team, termasuk Team Gibernau; Gresini dan team Repsol Honda melayangkan protes dan meminta kepada Race Director agar Rossi diberi sanksi. Rossi dan chief engineer-nya, Jeremy Burgess, bersikeras bahwa mereka melakukan tidak lebih dari apa yang telah dilakukan banyak orang sebelumnya ketika dihadapkan dengan trek yang kotor (beberapa Circuit di UAE banyak pasir karena dekat dengan gurun) dan Rossi menuduh Gibernau berada di balik protes ini. Namun Gibernau membantah, tidak melakukannya.
Perseteruan keduanya memuncak pada Jerez GP 2005. Rossi start dari Pole Position sementara Gibernau posisi kedua. Keduanya saling overtaking sejak tikungan pertama selepas start.Â
Pada Final lap, Gibernau berhasil overtake Rossi di Dry Sack Curve. Rossi mencoba merebut kembali di Turn 9 Angel Nieto Curve; namun kemudian melebar dan Gibernau memimpin kembali.Â
Memasuki Lorenzo Curve, Rossi melakukan usaha terakhir dengan mencoba menyalip dari dalam di tikungan terakhir tersebut, hingga keduanya bersenggolan. Gibernau melebar, masuk gravel namun bisa kembali lagi ke lintasan. Sementara Rossi melesat menuju garis finish dan menjuarai Jerez GP 2005.Â
Gibernau sangat marah dan api permusuhan makin berkobar. Para pendukung Spanyol mencemooh Rossi ketika "Il Canto degli Italiani" -lagu kebangsaan Italia- membahana untuk merayakan kemenangan Rossi di Podium.
Setelah jadi juara dunia lima kali berturut-turut sejak kelas 500 cc tahun 2000 hingga MotoGP tahun 2005, Rossi harus menerima kenyataan pahit di Valencia GP; seri penghujung musim 2006.Â
Pada Penultimate race di Estoril, Rossi sudah menempati posisi teratas klasemen sementara dengan unggul 51 point dari Nicky Hayden, pembalap kebangsaan AS dari Team Repsol Honda yang membayanginya di posisi ke-2. Di seri pamungkas; Valencia GP hari itu Rossi menempati Pole Position.Â
Kesempatan juara dunia begitu besar. Namun sayang ia terjatuh di lap 10 dan harus puas finish di urutan-13. Seketika peta kekuatan berubah. Mahkota juara dunia 2006 MotoGP jatuh kepada Hayden yang finish di urutan-3 dengan perolehan akhir 252 points, unggul hanya 5 point dari Rossi.Â
Hayden hanya memenangkan dua race selama 2006, namun konsisten naik podium. Sementara Yamaha YZR-M1 tunggangan Rossi kerap mengalami sejumlah mechanical problem.
Rossi belum juga berhasil kembali ke tahta juara dunia di tahun 2007. Kala itu giliran Casey Stoner, pembalap berkebangsaan Australia yang unjuk gigi Bersama Team Ducati. Seiring dengan regulasi baru mengenai displacement 800 cc (dari semula 990 cc) yang diterapkan oleh Federale Internationale de Motocyclisme (FIM) Road Racing, Ducati merupakan salah satu Team yang mampu dengan cepat menyesuaikan diri dan menciptakan motor yang handal.Â
Walaupun punya output tenaga lebih kecil dari 990 cc namun dengan kubikasi lebih kecil membuat mesin 800 cc lebih ringan. Hingga memperbesar rasio perbandingan tenaga ke berat.Â
Efeknya Pembalap dapat melaju lebih panjang sebelum tiba di titik pengereman (late braking) dan memungkinkan mereka mencetak Lap tercepat.Dengan engine setting, powertrain yang tepat, dengan didukung Ban Michelin Pilot, Ducati Desmosedici GP7 tunggangan Stoner tidak tertandingi di lintasan.Â
Stoner memenangkan sepuluh dari total delapan belas race pada musim 2007 tanpa sekalipun retire. Kemenangan Ducati memutus dominasi motor dengan brand dari Jepang yang terus menang Grand Prix sejak 1973.
Tahun 2008, pembalap Yamaha bernomor 99; Jorge Lorenzo, pembalap berkebangsaan Spanyol, juara dunia kelas 250 cc dua kali, resmi jadi teammate Rossi di Yamaha, menggantikan Colin Edwards yang sudah Bersama Rossi sejak 2005.Â
Awalnya, hubungan Rossi dan Lorenzo cukup kondusif; Rossi memenangkan title 2008 sementara Lorenzo menderita dua tabrakan serius di Shanghai dan Laguna Seca hingga belum terbilang sebagai pesaing serius Rossi. Rossi lebih berkonsentrasi pada persaingannya dengan Casey Stoner yang makin intense pada di tahun itu.Â
Di Laguna Seca 2008; setelah saling menyusul, Rossi overtake Stoner di The Corckscrew. Aksi itu terbilang cukup agresif hingga menyebabkan Yamaha YZR-M1 tersebut melewati gravel dan kerb, kemudian dengan sekejab kembali ke lintasan dan nyaris bersentuhan dengan Desmosedici GP8 milik Stoner. Beberapa lap kemudian, di Turn 11 Stoner jatuh namun dapat segera bangkit kembali. Rossi memenangkan race tersebut.Â
Ketika Rossi ingin menjabat tangan Stoner di parc ferme, Stoner menolak. Pada konferensi pers, Stoner mengklaim bahwa beberapa tindakan Rossi dianggap agresif. Namun Rossi menyebut bahwa itulah balapan. Setelahnya Casey Stoner berkomentar, "Saya kehilangan rasa hormat terhadap salah satu pembalap terhebat dalam sejarah". Namun di seri berikutnya, Stoner meminta maaf kepada Rossi atas komentar tersebut.
Di Motegi, Rossi kembali mendapat kemenangan manis setelah bertempur dengan para rival pemburu juara dunianya. Dengan 281 points di klasemen sementara saat itu membuatnya tak terkejar lagi, dan otomatis menguncinya sebagai juara dunia 2009.Â
Di podium Rossi mengenakan kemeja dengan tulisan Bahasa Italia; "Scusate il ritardo" yang artinya "Maaf atas tertundanya (juara dunia)", menekankan kegagalan Rossi mendapat gelar dalam dua tahun terakhir. Dalam tiga seri terakhir Rossi tetap tampil maksimal dengan naik podium dan salah satunya juara juga di Sepang, Malaysia.
Fakta menarik: Kemenangan Rossi di dua circuit berbeda (Laguna Seca dan Indianapolis) pada negara yang sama (Amerika Serikat) pada satu musim, serta kemenangan di Motegi yang notabene merupakan circuit yang dimiliki Honda (pesaing Yamaha), adalah tercatat sebagai pertama kalinya dalam sejarah Yamaha Rider.
Rossi kembali ke puncak, menjadi juara musim 2008, memenangkan Sembilan dari total delapan belas race, dengan unggul 93 points dari Stoner.
Pada tahun 2009, kompetisi antara Rossi dan Lorenzo; teammate nya di Yamaha semakin nyata. Rossi mengalahkan Lorenzo dalam beberapa pertempuran seru seperti di Sachsenring, Valencia dan -yang paling diingat- balapan di kandang Lorenzo di Catalunya.Â
Di Dutch GP, TT Assen, Rossi juga merayakan kemenangannya yang ke-100 selama karier Balapnya, dan tercatat menjadi pembalap kedua dalam sejarah grand prix sepeda motor - setelah Giacomo Agostini - untuk mencapai 100 kemenangan. Rossi mengakhiri musim 2009 dengan mengantongi 306 points.Â
Unggul 72 points di depan Jorge Lorenzo yang bercokol di tempat kedua. Tercatat musim 2009 sebagai musim Juara Dunia Rossi dengan jumlah kemenangan terendah; yaitu hanya enam kemenangan.
Dengan hanya mengantongi 233 points dan dua kemenangan yaitu di Qatar dan Sepang, Rossi tertinggal 150 points dari Lorenzo dan 12 points dari runner up Andrea Dovizioso, sesama Italiano Rider. Namun ia tetap meyuguhkan pertarungan-pertarungan sengit di musim itu seperti di Motegi, Catalunya dan Indianapolis.
Setelah Rossi pindah ke tim Factory Ducati pada 2011, Lorenzo bertahan dengan tim Factory Yamaha dan persaingan menjadi dingin ketika Rossi berkinerja buruk di Ducati selama dua musim sementara Lorenzo berjuang untuk kejuaraan di kedua tahun, kalah dari Stoner pada 2011 tetapi menang gelar MotoGP keduanya pada tahun 2012.
Pada Agustus 2010 Rossi mengkonfirmasi sudah menandatangani kontrak dua tahun dengan Ducati. Ia pun menguji Desmosedici untuk pertama kalinya di Valencia pada 9 November 2010, membuat penampilan pertamanya sejak terakhir menggunakan Motor Italia tahun 1999 yaitu Aprilia. Sayangnya Ducati gagal memenuhi ekspektasi team pada tes kedua di Sepang, Malaysia dan membuat Rossi tidak puas yang saat itu tercatat 1,8 detik lebih lambat dari Honda milik Casey Stoner.
Rossi naik podium pertama dan satu-satunya yaitu di Le Mans, Perancis pada musim 2011. Ia berjuang melawan Yamaha Jorge Lorenzo dan Honda Andrea Dovizioso, menyalip keduanya untuk posisi kelima, sementara Dani Pedrosa dan Marco Simoncelli di barisan depan bertabrakan. Pedrosa retire sementara Simoncelli kena penalty.
Rossi mengakhiri musim 2011 dengan menempati posisi ke-7 dengan 139 poin, 211 poin di belakang juara Casey Stoner. Untuk pertama kali dalam karier Grand Prix nya; Rossi menyelesaikan musim tanpa kemenangan apa pun.
Sementara di musim 2012 ditutup dengan Rossi menempati posisi ke-6 dengan 163 poin, 187 poin di belakang juara Jorge Lorenzo
Pembalap cemerlang asal Spanyol Marc Mrquez bergabung di arena MotoGP pada tahun 2013. Â Mrquez menyatakan bahwa Rossi adalah idola masa kecilnya dan merupakan suatu kehormatan untuk bisa bertarung dengan sang legenda.Â
Bersaing sengit di lintasan, keduanya kerap saling bercanda pasca lomba. Rossi juga pernah mengundang Marquez untuk jajal motorcross di Ranch miliknya pada tahun 2014. Â
Persaingan keduanya memanas di musim 2015. DI GP Argentina, Mrquez start dari Pole dan bertempur melawan Rossi hingga terjadi kontak yang mengakibatkan Mrquez mengenai ban belakang Rossi dan ia pun jatuh. Rossi meraih kemenangan keduanya musim itu.Â
Peristiwa serupa terjadi di Assen beberapa bulan kemudian; Mrquez hendak overtake Rossi di Turn 16, yang merupakan chicane terakhir pada lap terakhir, Rossi berada di racing line, right hander dan bersenggolan dengan Marquez, Yamaha Rossi masuk gravel, namun bertahan dan sekejab masuk kembali ke lintasan, masih di depan Marquez dan memenangkan perlombaan.
Dan yang paling menghebohkan tentu saja Penultimate Race di Sepang, Malaysia 2015. Duel sengit selama tiga lap antara Rossi dan Marquez itu berujung keduanya bersenggolan di Turn 14 pada Lap ke-7, Marquez jatuh dan retire. Rossi lanjut lomba hingga finish ke-3.Â
Namun insiden dengan Marquez (yang menganggap Rossi melakukan aksi menjatuhkan Marquez) tersebut menyebabkan Rossi diganjar penalty dengan harus start paling belakang di Race berikutnya di Valencia yang merupakan race penghujung musim.Â
Agar bisa menang di musim 2015, jika Lorenzo menang lomba, Rossi yang di klasemen saat itu punya 312 points harus finish di urutan ke-2 agar dapat 20 points dengan hasil akhir 332 points dan mengungguli Lorenzo.Â
Rossi berjuang keras, start dari paling belakang hingga merangsek naik dan finish di urutan ke-4. Lorenzo juara dunia 2015 dengan unggul hanya 5 points dari Rossi yang runner up.Â
Rossi menganggap Marquez dengan sengaja memuluskan jalan Lorenzo (sesama Spaniard) menjadi juara dunia. Banyak yang menyayangkan kejadian dan tidak setuju dengan diganjarnya penalty pada Rossi di Valencia.Â
Dengan umur Rossi 36 tahun saat itu (bersaing dengan para rival nya yang jauh lebih muda) para penggemarnya menantikan ia bisa mempersembahkan gelar juara dunia terakhir.
Di Catalunya GP 2016, pasca finish keduanya berjabat tangan, Marquez mengucapkan selamat untuk Rossi yang hari itu menjadi juara setelah -seperti biasa- berduel dengannya. Dan juga atas nama sportmanship untuk mengingat Luis Salom, yang meninggal setelah menabrak dengan kecepatan tinggi di sirkuit Catalan.Â
Di Argentina 2018, saat memperebutkan posisi ke-5, Marquez berusaha menyalip ke tikungan terakhir, tetapi membentur area basah dan menyenggol Rossi hingga keluar jalur dan jatuh. Rossi retire dan Mrquez finish di posisi ke-5.Â
Setelahnya ia mendapat penalty 30 detik atas insiden tersebut. Pasca balapan, Marquez Bersama team Repsol Honda menyambangi garasi Yamah untuk minta maaf kepada Rossi. Namun kubu Yamaha tidak mau terima. Rossi pun tidak keluar menemuinya. Rossi menuduh Mrquez bahwa ia "menghancurkan olahraga kami" dengan mengendarai yang agresif.Â
Di San Marino 2018, Rossi menolak untuk menjabat tangan Mrquez dan berkata; "Kami tidak perlu menjabat tangan. Kami tidak memiliki masalah". Namun, satu tahun kemudian di GP Argentina 2019, Rossi dan Mrquez sekali lagi menjabat tangan masing-masing sesaat sebelum upacara podium, menunjukkan bahwa ketegangan antara kedua rider hebat tersebut telah mereda, sekali lagi.
Rossi juga mencoba Ferrari F1 pada Februari 2006 di Valencia dan mencetak waktu hanya 0,5 detik di belakang waktu terbaik milik Michael Schumacher. Dua setengah tahun kemudian di bulan November 2008, atas pencapaiannya sebagai juara dunia MotoGP 2008; Rossi mendapat hadiah untuk jajal Ferrari F2008 di Mugello.Â
Pada hari pertama Rossi menempuh 20 lap dan mencetak waktu 1,5 detik di belakang Kimi Raikkonen; juara dunia F1 2007 dengan Scuderia Ferrari.Â
Setahun kemudian di Desember 2019, atas kepentingan sponsor, Rossi dipertemukan dengan Lewis Hamilton; juara dunia F1 sebanyak enam kali. Keduanya bertukar tunggangan.Â
Rossi menjajal Mercedes AMG F1 W08 EQ Power+ milik Hamilton, sementara Hamilton menjajal Yamaha YZR-M1 milik Rossi. Seminggu kemudian Rossi bertarung di Gulf 12 hours di Yas Marina Circuit Bersama Luca Marini dan Alessio Salucci mengendarai Ferrari 488 GT3. Mereka menempati posisi ke-3 overall.
Kabar terbaru bahwa Rossi telah menandatangani kontrak 2021 dan 2022 bersama Team Satelit Petronas Yamaha. Bos Yamaha; Lin Jarvis siap support dan commit akan mempersenjatai Rossi dengan Yamaha YZR-M1 yang factory full-spec.Â
Razlan Razali sebagai Team Principle juga sudah menyiapkan tempat bagi Rossi serta para crew bawaannya sejak tahun 2000. Razali juga menambahkan bahwa tak aka nada yang special untuk Rossi. Sesuai dengan visi dan misi Team, mereka akan menjalankan segala rencana sejak awal dan juga menyiapkan pembalapnya yang lain; Franco Morbidelli. Â
Sembilan gelar Juara Dunia (termasuk 125 cc dan 250 cc), delapan puluh Sembilan kemenangan seri MotoGP, sebuah prestasi, passion seorang insan Motorsport dunia. Di usianya yang juga tidak lagi muda di kalangan pembalap maupun atlet olahraga lain, Valentino Rossi merupakan sosok yang dicintai para penggemarnya dan daya Tarik tersendiri bagi olahraga otomotif roda dua, road racing, MotoGP.Â
Rossi adalah inspirasi dan sosok sebagai salah satu manusia tercepat yang juga kerap mengalami kegagalan, baik di dalam maupun luar lintasan. Dan pada akhirnya ia akan memberikan contoh bagi kita semua untuk selalu berusaha, penuh semangat, percaya diri, sportif dan enjoy.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H