Itu adalah hampir 50% dari waktu sehari, jika sudah dikurangi waktu tidur mereka. Delapan jam di sekolah, delapan jam di rumah dan delapan jam tidur dari malam hingga pagi.Â
Di sekolah para anak kita mempelajari banyak sekali hal. Bukan hanya Matermatika dan Bahasa Indonesia, melainkan bersosialisasi, bagaimana bermain Bersama, berbagi, bekerjasama, berkomunikasi yang baik, berekspresi dan masih banyak lagi.Â
Naaah delapan jam di sekolah itu kini sementara dikompensasi di dalam rumah. Tantangan bagi kita orangtua bagaimana agar hal-hal tersebut diatas dapat dikonversi menjadi kegiatan-kegiatan positif di rumah.
Ini merupakan pengalaman baru bagi mereka sebagai siswa, bagi para Guru yang menjadi pengajarnya dan juga bagi kita sebagai orangtua yang kudu mengawasi jalannya proses itu agar efektif dan efisien.Â
Sesungguhnya homeschooling bagi para siswa sekolah bagus dalam menselaraskan pemikiran mereka akan kemajuan jaman. Memberikan new experience. Video meeting selain untuk tatap muka dengan guru, bisa jadi obat kangen bagi siswa untuk bertemu dengan para teman biarpun hanya lewat layar LCD.
Putra saya sudah belajar di rumah sejak tengah Maret lalu. Pelajaran-pelajaran yang diberikan dari sekolahnya tidak banyak. Hanya dua mata pelajaran per hari; video meeting dengan Guru di Google Meet dilanjutkan baca materi dan kerjakan soal di Google Classroom.Â
Setiap hari mulai dari jam 8 pagi, dan selesai jam 10 atau jam 11 siang. Setelah selesai, lalu apa? Santai nonton TV atau bahkan main game boleh-boleh saja. Tapi perlu diatur agar tidak berlebihan. Dan juga agar anak mengerti bahwa sebenarnya ini adalah hari Sekolah. Bukan hari libur yang membuat mereka bisa "leha-leha".
Beberapa contoh tugas sekolah anak saya; dari mata pelajaran Seni Rupa, berupa gambar atau pekerjaan tangan. Setelah selesai, difoto lalu di submit di Google Classroom. Di sub menu Classwork tiap Mata Pelajaran, ada take picture button dan submit button.Â