ersaingan sengit diantara keduanya pun berlangsung makin seru, ditahun-tahun kedepan mereka Bersama McLaren, bahkan hingga Prost pindah ke Ferrari. Namun terlebih dari itu, keduanya sadar bahwa sebagai rekan satu team, mereka harus bekerjasama untuk menahan gempuran team papan atas lainnya; Ferrari, Williams, Benetton, dan Lotus.Â
Di tahun pertamanya Bersama McLaren, Senna membukukan delapan kemenangan dengan 90 points, sementara Prost tujuh kemenangan dengan 87 points. Senna dinobatkan sebagai juara Formula 1 di tahun 1988 yang merupakan Mahkota Juara dunia F1 pertamanya.
Tahun berikutnya, persaingan antara Senna dan Prost makin menjadi-jadi seiring pertempuran-pertempuran sengit di lintasan dan perang psikologis antara keduanya.Â
Keadaan diperkeruh dengan timbulnya beberapa kontroversi seperti ketika Ron Dennis (team principle) menyatakan bahwa ditemukan perbedaan antara mesin Honda pada mobil Prost dan Senna.Â
Ketegangan dan ketidakpercayaan antara kedua pembalap meningkat ketika Senna overtake Prost sesaat setelah restart San Marino Grand Prix, sebuah langkah yang menurut Prost melanggar perjanjian pre-restart.Â
Senna menyangkal adanya perjanjian ini. Senna memimpin pada awal kejuaraan dengan kemenangan di San Marino, Monaco, dan Mexico, juga berhasil menang di Jerman, Belgia, dan Spanyol. Namun, gagal di Phoenix, Canada, France, Inggris, Italia, Brazil dan Portugal.
Saat start, Prost berhasil melesat lebih cepat dari Senna. Ini adalah hasil dari melepaskan Gurney Flap hingga membantu dari sisi aerodinamika.Â
Hal ini membuat mobil Prost lebih cepat di straight, namun lebih lambat melalui tikungan. Pada lap 46, Senna berusaha overtake Prost dari sisi dalam pada chicane terakhir. Prost mempertahankan racing line nya, memotong Senna dan bersentuhan roda dengannya.Â
Tabrakan itu menyebabkan kedua McLaren meluncur keluar Track. Prost keluar dari mobil, sedangkan Senna mendesak para marshal untuk melakukan push-start, menuju Pit dan mengganti Front Wing yang rusak pada mobilnya.Â