Persaingannya dengan Alain Prost, Nigel Mansell hingga Michael Schumacher selalu menarik untuk disimak. Namun karena keterbatasan siaran di Televisi, saya jarang melihat live Race nya.Â
Dulu TV andalan masih TVRI dan RCTI saja. Kadang ada siaran ulang atau highlight beberapa series. Bahkan pernah Monaco Grand Prix ditayangkan secara Live. Hingga pada tahun 1999 TransTV menayangkan Live GP F1 setahun penuh.Â
Waktu berlalu, pembalap-pembalap baru berdatangan dan menjadi juara. Mobil-mobil Formula 1 berevolusi. Engine serta paket Aerodinamika berubah mengikuti regulasi. Teknologi makin mendominasi mobil; digital, drive by wire, hybrid. Tujuannya tentu saja atraksi dan safety.
Ayrton Senna Da Silva lahir di Sao Paulo, Brazil pada tanggal 21 Maret 1960. Ayah; Milton da Silva merupakan tuan tanah dan Ibunda Neide Senna da Silva, merupakan keluarga philanthropy.Â
Senna anak tengah, kakak perempuannya bernama Viviane dan adik laki-laki Leonardo. Anak kidal itu tidak terlalu pintar dalam pelajaran-pelajaran sekolah.Â
Kuliah bisnis nya pun tidak berjalan lancar dan berakhir dropped-out. Namun kecintaannya pada mobil yang membawanya menjadi pembalap professional. Senna menjadi pembalap Kart dan ikut dalam Karting World Championship tahun 1977 dan menjadi runner-up pada tahun 1979 dan 1980. Ia meneruskan karier nya ke Formula Ford 1600Â di Inggris, kemudian Formula Ford 2000, British Formula 3 pada tahun 1982.Â
Semuanya juara klasemen. HIngga 1984 Senna bergabung dengan Team Toleman-Hart pada tahun 1984, yang merupakan perdananya balap F1. Sebenarnya Lotus dan Brabham tertarik merekrut Senna. Namun terkendala berbeda keinginan dengan sponsor utama masing-masing.
Pada tahun 1986 Senna menjuarai Spanish dan Detroit GP, menempati posisi 4 overall. Di tahun 1987 Lotus berpartner dengan Camel dan memakai mesin V6 Turbocharged Honda. Di tahun terakhirnya itu bersama Lotus, Senna mempersembahkan kemenangan di Detroit dan Motreal, menempati posisi 3 di akhir klasemen.