Merkantilisme memiliki dampak yang kompleks pada berbagai negara yang mengadopsinya. Beberapa efek positif yang dapat dilihat adalah jaminan terhadap pasar untuk produk dalam negeri, perlindungan terhadap persaingan asing, dan kebijakan yang mendukung industrialisasi. Selain itu, merkantilisme mampu memberikan stabilitas ekonomi pada tahap awal perkembangannya.
Namun, di sisi lain, kebijakan proteksionis merkantilisme juga membawa sejumlah dampak negatif. Pembatasan perdagangan dapat membatasi kebebasan ekonomi, menyebabkan kekurangan produk tertentu, dan membatasi pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Pandangan bahwa perdagangan internasional adalah zero-sum game telah terbukti tidak berkelanjutan dan memberikan tekanan pada hubungan internasional.
Meskipun merkantilisme dianggap sebagai teori ekonomi yang kuno, ada peningkatan pelaksanaan kebijakan merkantilis pada masa modern. Hal ini sering disebut sebagai neomerkantilisme. Berbagai negara, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global, cenderung mengadopsi kebijakan proteksionis untuk melindungi kepentingan ekonomi dalam negeri mereka.
Contoh modern dari kebijakan neomerkantilis melibatkan pengenaan tarif impor, subsisd pelabuhan, dan restriksi perdagangan untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan internasional. Konflik perdagangan antara Amerika Serikat dan China dalam beberapa tahun terakhir mencerminkan gejala ini, di mana kedua negara menerapkan kebijakan proteksionis untuk mendukung kepentingan ekonomi mereka masing-masing.Dalam hal ini, dapat disimpulkan bagaimana sebuah kebijakan ekonomi dapat menjadi alat politik dan bagaimana dampaknya ketika melibatkan berbagai kepentingan.
Dalam kompleksnya ekonomi politik global, pemahaman tentang perilaku politik, ideologi, dan kebijakan membentuk dasar bagi pemahaman perubahan dan dinamika dalam interaksi antara politik dan ekonomi. Pemahaman ini relevan di tingkat nasional maupun internasional, dengan mempertimbangkan dinamika Ekonomi Politik Internasional  dan hubungan antar negara.
Konsep-konsep kunci, seperti minat, ideologi, dan institusi, memiliki peran penting dalam membentuk perilaku politik. Pengaruh minat individu dan kelompok masyarakat terhadap kebijakan membentuk dasar analisis. Ideologi, meskipun sering diabaikan, memberikan panduan moral dan nilai yang membimbing tindakan individu dan kelompok dalam masyarakat. Sementara itu, institusi, yang mencakup aturan politik dan konstitusi, memainkan peran yang krusial dalam membentuk struktur insentif dan batasan bagi individu dan kelompok di dalam ekonomi.
Pentingnya konteks global tidak dapat diabaikan, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi politik yang berkelanjutan. Menciptakan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi sambil menjaga lingkungan adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh berbagai negara di seluruh dunia. Sumber daya alam yang terbatas dan tekanan untuk mencapai kesinambungan ekonomi menjadi dua sisi koin yang harus dikelola dengan bijak.
Transformasi teknologi, perubahan iklim, dan dinamika demografi juga menjadi faktor kunci dalam mengembangkan kebijakan ekonomi yang responsif dan efektif. Hal ini tidak hanya melibatkan pemerintah sebagai pembuat kebijakan, namun juga kolaborasi antara sektor swasta dan masyarakat sipil. Berbagai langkah terarah dan terintegrasi diperlukan untuk mengatasi kompleksitas tantangan masa kini dan masa depan.
Pandangan dari "Economic Review: A Global Perspective" menggarisbawahi pentingnya faktor geopolitik dalam pemahaman ekonomi politik global. Dinamika kekuatan antar negara dan persaingan geopolitik memiliki dampak yang signifikan pada kebijakan ekonomi suatu negara. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H