Mohon tunggu...
Andre Eka Saputra
Andre Eka Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Strategi Perang Dagang Amerika Serikat Dibalik Pemblokiran Huawei

29 Februari 2024   23:20 Diperbarui: 7 Maret 2024   13:50 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dan Tiongkok dalam dunia teknologi telah mencapai puncaknya, dengan pemblokiran yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap Huawei. Hal ini lebih dari sekedar konflik perdagangan, namun juga dapat dipandang sebagai bentuk dinamika politik yang melibatkan pertimbangan keamanan nasional, persaingan teknologi, dan usaha diplomasi global. 

Keamanan nasional menjadi alasam utama di balik tindakan Amerika Serikat yang melakukan pemblokiran terhadap Huawei. Pemerintah Amerika Serikat melihat Huawei sebagai sebuah ancaman potensial terhadap keamanan negara, dengan tuduhan penggunaan peralatan dan teknologi Huawei oleh pemerintah Tiongkok untuk melakukan kegiatan mata-mata dan sabotase. Hal ini terungkap dalam berbagai tindakan Amerika Serikat yang diumumkan pada Februari 2020.

Kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat dalam hal ini tidak dapat diabaikan. Peralatan dan infrastruktur 5G yang berkembang dan mendominasi dunia modern dapat digunakan untuk mengendalikan sinyal, komunikasi, dan jaringan lainnya, hal ini dapat menciptakan potensi risiko yang signifikan. Organisasi hak asasi manusia seperti Human Rights Watch melihat bahwa hal ini seharusnya dijalankan dengan mempertimbangkan berbagai prinsip hak asasi manusia dan tidak mengorbankan kebebasan digital.

https://www.nesabamedia.com/pemblokiran-huawei-di-inggris-disebut-penuh-kepentingan-politis-amerika/
https://www.nesabamedia.com/pemblokiran-huawei-di-inggris-disebut-penuh-kepentingan-politis-amerika/

Pemblokiran terhadap Huawei tidak dapat dipisahkan dari konteks perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Sebagai pemimpin dalam pengembangan jaringan 5G dan teknologi terkait, Huawei memberikan Tiongkok keunggulan strategis dalam era teknologi informasi. Oleh karena itu, Amerika Serikat mengambil langkah untuk memperlambat perkembangan teknologi Tiongkok dan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin teknologi global.

Menurut The Diplomat, pemblokiran yang dilakukan Amerika Serikat terhadap Huawei bukan hanya karena keamanan, namun juga mencerminkan upaya dari Amerika Serikat untuk menghambat dominasi Tiongkok dalam industri teknologi global. Dalam hal ini, persaingan yang terjadi tidak hanya bersifat ekonomi, namun juga menyangkut dominasi dalam sektor inovasi teknologi. Pemblokiran terhadap Huawei menjadi langkah dalam upaya Amerika Serikat untuk mempertahankan kepemimpinan teknologinya.

Langkah Amerika Serikat yang melakukan pemblokiran terhadap Huawei terkait erat dengan strategi keamanan nasional. Artikel dari Brookings menganalisis bahwa hal ini merupakan bagian dari upaya untuk melindungi infrastruktur teknologi dan komunikasi negara. Di era digital, di mana informasi dan teknologi menjadi kunci kestabilan suatu negara, pertahanan terhadap potensi ancaman hal tersebut sangat penting.

Strategi Amerika Serikat dalam pemblokiran tidak hanya melibatkan tindakan unilateral, namun juga mencakup diplomasi teknologi dan pembentukan aliansi dengan sekutu. Dalam laporan South China Morning Post, Amerika Serikat telah melakukan berbagai upaya diplomasi untuk membentuk persepsi global bahwa penggunaan teknologi dari Huawei dapat membahayakan keamanan.

Melalui tindakan diplomasi, Amerika Serikat berusaha mempengaruhi berbagai negara lain agar mengurangi ketergantungan pada peralatan dan layanan dari Huawei. Dengan membentuk aliansi dan persepsi tentang risiko keamanan yang terkait dengan teknologi Tiongkok, Amerika Serikat berharap dapat menciptakan solidaritas internasional dalam menanggapi ancaman potensial.

Dampak dari pemblokiran terhadap Huawei tidak hanya dirasakan dalam hubungan dagang bilateral antara Amerika Serikat dan Tiongkok, namun juga menciptakan dampak global pada industri teknologi internasional. Dalam analisis CNBC, berbagai perusahaan di seluruh dunia yang bergantung pada teknologi Huawei atau bermitra dengan Huawei menghadapi tantangan dalam rantai pasokannya karena pemblokiran yang dilakukan oleh Amerika Serikat.

Berbagai langkah ini menciptakan ketidakpastian dalam industri teknologi global dan memicu perubahan strategis di tingkat global. Berbagai perusahaan teknologi terpaksa mengubah strategi bisnis mereka, mencari alternatif untuk rantai pasokan, dan menyesuaikan diri dengan dinamika baru dalam hubungan ekonomi internasional.

Meskipun langkah pemblokiran terhadap Huawei memiliki tujuan yang jelas, namun hal ini dihadapkan pada sejumlah tantangan dan kendala. Respon tegas dari pemerintah Tiongkok menjadi salah satu aspek utama, dengan Beijing yang menyatakan tindakan Pemblokiran terhadap Huawei sebagai campur tangan yang tidak adil dan merugikan hubungan bilateral antara kedua negara.

Selain itu, pemblokiran ini juga menciptakan tantangan dalam keberlanjutan bisnis berbagai perusahaan teknologi global yang memiliki ketergantungan pada teknologi Huawei. Munculnya kesulitan dalam menggantikan infrastruktur yang sudah ada, mencari solusi alternatif, dan menyesuaikan diri dengan perubahan dalam rantai pasokan dapat menjadi hambatan signifikan bagi banyak perusahaan teknologi.

Seiring perkembangan situasi, masyarakat glonal harus memantau perkembangan yang dapat membentuk dinamika baru dalam geopolitik global dan memengaruhi arah perkembangan industri teknologi. Perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok tidak hanya mencerminkan pertempuran perdagangan tradisional, namun juga menandai era di mana teknologi menjadi senjata utama dalam persaingan kekuatan global.

Dampak dari konflik ini terhadap industri teknologi tidak hanya bersifat jangka pendek, namun juga menciptakan transformasi struktural dalam cara perusahaan global dalam menggunakan dan mengembangkan teknologi. Berbagai upaya memiliki potensi untuk membentuk kembali lanskap teknologi global dan mengarahkan perkembangan di masa depan.

Seiring dengan meningkatnya ketegangan, berbagai pertanyaan muncul mengenai dampak dari konflik ini terhadap inovasi dan kemajuan teknologi. Pembatasan akses terhadap teknologi dan pengetahuan yang diberlakukan oleh berbagai negara sebagai respons terhadap konflik ini dapat menghambat kemajuan teknologi global.

Dalam hal ini, Center for a New American Security melihat potensi dampak konflik ini terhadap kolaborasi global dalam penelitian dan pengembangan teknologi. Ketika pembatasan dilakukan, kolaborasi lintas batas antara ilmuwan, peneliti, dan perusahaan dapat terhambat, mengurangi laju inovasi dan penemuan teknologi.

Selain dampak pada industri teknologi, perang dagang dan pemblokiran teknologi ini juga memiliki implikasi ekonomi global yang luas. Tidak hanya perusahaan teknologi yang terkena dampak, namun juga berbagai sektor lainnya yang terintegrasi dengan rantai pasokan global.

Dalam analisis Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), WTO memberikan peringatan mengenai potensi terjadinya penurunan perdagangan global akibat ketidakpastian dan kebijakan proteksionis. Gangguan terhadap aliran perdagangan, terutama dalam sektor teknologi, dapat merembet ke berbagai sektor lain, hal tersebut menciptakan tantangan tambahan bagi pertumbuhan ekonomi global. 

Ketika perang dagang melibatkan sektor teknologi, pertanyaan mengenai etika dan kebebasan digital menjadi semakin relevan. Pemblokiran terhadap perusahaan teknologi dapat memicu pertanyaan tentang batasan kekuasaan negara dalam mengatur dan mengontrol ruang digital publik.

Organisasi hak asasi manusia, Human Rights Watch telah menggarisbawahi bahwa berbagai langkah pembatasan dapat mengancam kebebasan berbicara dan hak asasi digital. Membalas ancaman keamanan dengan pembatasan yang berlebihan dapat merusak integritas kebebasan digital global.

Pemblokiran terhadap Huawei oleh Amerika Serikat bukan hanya mengenai perdagangan atau keamanan nasional semata, namun juga mencerminkan pertarungan kompleks antara Amerika Serikat dan Tiongkok dalam ranah teknologi, diplomasi, dan etika. Hal ini menciptakan dampak yang meluas, dari munculnya ketidakpastian ekonomi global hingga pertimbangan etika seputar kebebasan digital.

Masa depan dari perang dagang masih tidak pasti, dan konsekuensinya terhadap perkembangan teknologi dan geopolitik global akan menjadi permasalahan dalam jangka panjang. Masyarakat global harus menemukan keseimbangan antara keamanan, inovasi, dan kerjasama internasional agar dapat menghadapi kompleksitas politik global yang semakin terglobalisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun