Mendengar kisah tentang seseorang yang bisa melihat hantu mungkin terdengar seperti cerita horor atau fiksi. Namun, bagi sebagian orang, pengalaman ini terasa nyata dan bisa sangat mengganggu. Fenomena melihat hantu atau entitas yang tidak nyata sering kali dikaitkan dengan kondisi psikologis tertentu. Artikel ini akan mengeksplorasi kemungkinan penyebab dari pengalaman ini, termasuk kemungkinan gejala psikosis.
Menurut para ahli psikologi, pengalaman seperti yang dialami Rina bisa jadi merupakan tanda dari kondisi psikologis yang lebih serius, seperti psikosis. Psikosis adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan membedakan antara kenyataan dan imajinasi. Gejala psikosis dapat mencakup halusinasi (melihat atau mendengar sesuatu yang tidak ada), delusi (keyakinan yang salah dan tidak dapat diubah meskipun ada bukti yang berlawanan), serta gangguan pemikiran dan perilaku.
Stres yang berlebihan bisa memicu episode psikosis, terutama pada individu yang sudah rentan terhadap kondisi ini. Beberapa gangguan mental, seperti skizofrenia atau gangguan bipolar, memiliki gejala psikosis sebagai bagian dari manifestasinya. Konsumsi narkoba atau alkohol dalam jumlah besar atau dalam jangka waktu lama juga dapat memicu halusinasi dan delusi. Pengalaman trauma, terutama di masa kanak-kanak, dapat berkontribusi pada perkembangan gejala psikosis di kemudian hari.
Jika seseorang mengalami gejala psikosis, penting untuk mencari bantuan profesional. Terapi kognitif dan obat-obatan antipsikotik adalah beberapa metode yang digunakan untuk mengelola kondisi ini. Dukungan dari keluarga dan teman juga sangat penting untuk membantu seseorang melewati masa-masa sulit.
Melihat hantu bisa menjadi pengalaman yang menakutkan dan membingungkan. Meskipun beberapa orang mungkin menganggapnya sebagai fenomena supranatural, penting untuk mempertimbangkan kemungkinan penjelasan psikologis. Psikosis adalah kondisi serius yang memerlukan penanganan profesional. Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami gejala-gejala ini, jangan ragu untuk mencari bantuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H