Mohon tunggu...
Andrea Wiwandhana
Andrea Wiwandhana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Digital Marketer

Menggeluti bidang digital marketing, dan saat ini aktif membangun usaha di bidang manajemen reputasi digital. Spesialis dalam SEO, dan Optimasi Google Business.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Mengapa Banyak Gen Z yang Menganggur Walaupun Mahir di Bidang Digital?

24 Juni 2024   21:43 Diperbarui: 24 Juni 2024   21:46 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Generasi Z, atau lebih dikenal sebagai Gen Z, adalah generasi yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an. Mereka dikenal sebagai generasi yang paling melek teknologi, mahir dalam dunia digital, dan sering kali dianggap sebagai penerus masa depan dalam berbagai industri. Namun, anehnya, banyak di antara mereka yang masih menganggur. Mengapa ini bisa terjadi? 

Meskipun Gen Z memiliki kemampuan digital yang luar biasa, banyak dari mereka yang merasa bahwa pendidikan formal yang mereka terima tidak relevan dengan kebutuhan industri saat ini. Kurikulum pendidikan sering kali tertinggal dari perkembangan teknologi, sehingga lulusan tidak memiliki keterampilan praktis yang dicari oleh perusahaan. Hal ini menciptakan kesenjangan antara pengetahuan teoretis dan kemampuan praktis yang dibutuhkan di dunia kerja. Pasar kerja saat ini sangat kompetitif. Setiap posisi pekerjaan yang diiklankan sering kali menarik ratusan hingga ribuan pelamar. Gen Z harus bersaing tidak hanya dengan sesama generasinya, tetapi juga dengan generasi milenial yang lebih berpengalaman. Pengalaman kerja dan keterampilan interpersonal sering kali menjadi faktor penentu, dan banyak Gen Z yang merasa kesulitan untuk memenuhi kriteria tersebut meskipun mereka memiliki keahlian teknis yang baik.

Pengalaman kerja adalah salah satu hal yang paling dicari oleh perekrut. Namun, banyak Gen Z yang baru lulus sekolah atau kuliah dan belum memiliki pengalaman kerja yang memadai. Mereka sering kali terjebak dalam lingkaran setan di mana mereka membutuhkan pengalaman untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi tidak bisa mendapatkan pengalaman tanpa pekerjaan. Magang dan pekerjaan paruh waktu selama masa studi dapat membantu mengatasi masalah ini, tetapi tidak semua memiliki kesempatan tersebut.

Gen Z dikenal sebagai generasi yang menginginkan fleksibilitas dan kebebasan dalam bekerja. Mereka lebih memilih lingkungan kerja yang tidak kaku, dengan jam kerja yang fleksibel dan kesempatan untuk bekerja dari jarak jauh. Sayangnya, banyak perusahaan yang masih menganut budaya kerja tradisional dengan jam kerja yang ketat dan ekspektasi kehadiran fisik di kantor. Hal ini membuat Gen Z merasa tidak nyaman dan sulit beradaptasi dengan lingkungan kerja tersebut.

Banyak Gen Z yang memiliki ekspektasi gaji yang tinggi segera setelah lulus. Mereka merasa bahwa kemampuan digital dan pendidikan mereka layak dihargai dengan gaji yang besar. Namun, realitas pasar kerja sering kali berbeda. Perusahaan biasanya mencari karyawan dengan kombinasi antara kemampuan, pengalaman, dan keterampilan interpersonal yang baik sebelum memberikan gaji yang tinggi. Ekspektasi yang tidak realistis ini sering kali menjadi penghalang bagi Gen Z untuk mendapatkan pekerjaan.

Dunia kerja saat ini sangat dinamis dan berubah dengan cepat. Teknologi baru, otomatisasi, dan perubahan dalam model bisnis mempengaruhi ketersediaan pekerjaan. Gen Z harus terus beradaptasi dan meningkatkan keterampilan mereka untuk tetap relevan di pasar kerja. Kemampuan untuk belajar hal baru dengan cepat dan beradaptasi dengan perubahan menjadi kunci untuk mengatasi tantangan ini.

Untuk mengatasi tingginya angka pengangguran di kalangan Gen Z, diperlukan pendekatan yang holistik dan terintegrasi. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. Peningkatan Kualitas Pendidikan:

    • Kurikulum pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan industri saat ini, dengan penekanan pada keterampilan praktis dan teknologi terbaru.
  2. Program Magang dan Pelatihan:

    • Mendorong lebih banyak program magang dan pelatihan yang dapat memberikan pengalaman kerja praktis bagi Gen Z.
  3. Fleksibilitas di Tempat Kerja:

    • Perusahaan perlu menciptakan lingkungan kerja yang fleksibel dan inovatif untuk menarik dan mempertahankan talenta Gen Z.
  4. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Worklife Selengkapnya
    Lihat Worklife Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun