Mohon tunggu...
Andrea Wiwandhana
Andrea Wiwandhana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Digital Marketer

Menggeluti bidang digital marketing, dan saat ini aktif membangun usaha di bidang manajemen reputasi digital. Spesialis dalam SEO, dan Optimasi Google Business.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengamati Situasi Politik Indonesia dari Kacamata Teori Paradigma Naratif

20 Juni 2024   13:25 Diperbarui: 20 Juni 2024   13:25 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: allianz.co.id

Indonesia, sebagai negara demokrasi terbesar di Asia Tenggara, selalu menyajikan dinamika politik yang kompleks dan menarik untuk dianalisis. Dalam memahami situasi politik Indonesia, teori paradigma naratif dapat menjadi alat yang berguna untuk mengeksplorasi bagaimana narasi-narasi yang berkembang membentuk persepsi publik dan mempengaruhi keputusan politik.

Teori paradigma naratif berfokus pada bagaimana narasi atau cerita yang disampaikan dalam media, pidato politik, dan wacana publik dapat membentuk realitas sosial dan politik. Narasi ini bukan hanya sekedar rangkaian kata, tetapi merupakan struktur yang memiliki kekuatan untuk membangun atau merusak kepercayaan, identitas, dan kebijakan publik. Dalam konteks politik, narasi dapat digunakan untuk mempengaruhi pemilih, mengkonstruksi identitas nasional, serta menentukan musuh dan sekutu.

Indonesia memiliki sejarah panjang dengan narasi politik yang kuat, mulai dari era perjuangan kemerdekaan hingga reformasi dan era digital saat ini. Setiap periode sejarah membawa serta narasi-narasi yang membentuk identitas nasional dan mempengaruhi arah politik negara.

  1. Narasi Persatuan dan Kesatuan

    • Narasi ini muncul kuat selama masa perjuangan kemerdekaan dan tetap bertahan hingga kini. Slogan "Bhinneka Tunggal Ika" adalah contoh bagaimana narasi ini digunakan untuk mempersatukan berbagai kelompok etnis, agama, dan budaya di Indonesia. Pada masa Orde Baru, narasi ini digunakan oleh pemerintah untuk menekan perbedaan dan mengkonsolidasikan kekuasaan.
  2. Narasi Reformasi

    • Krisis ekonomi dan politik pada akhir 1990-an memicu gerakan reformasi yang menggulingkan rezim Orde Baru. Narasi ini menekankan pada demokratisasi, transparansi, dan penegakan hukum. Reformasi membawa perubahan besar dalam sistem politik Indonesia, termasuk desentralisasi dan pemilihan umum langsung.
  3. Narasi Keberagaman dan Toleransi

    • Di tengah tantangan globalisasi dan isu-isu identitas, narasi keberagaman dan toleransi menjadi penting. Pemimpin politik dan tokoh masyarakat sering menggaungkan pentingnya keberagaman dan toleransi untuk menjaga keutuhan bangsa. Narasi ini menjadi semakin relevan dalam menghadapi berbagai konflik horizontal yang sering terjadi di Indonesia.
  4. Narasi Pembangunan dan Kesejahteraan

    • Narasi pembangunan dan kesejahteraan ekonomi sering menjadi tema utama dalam kampanye politik. Presiden Joko Widodo, misalnya, sering menggunakan narasi ini untuk mempromosikan proyek infrastruktur dan program-program ekonomi yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Dampak Narasi terhadap Politik Indonesia

Narasi politik memiliki dampak yang signifikan terhadap dinamika politik di Indonesia. Beberapa dampak tersebut antara lain:

  1. Membentuk Persepsi Publik

    • Narasi yang dominan dalam media dan wacana publik dapat membentuk persepsi masyarakat terhadap isu-isu tertentu. Misalnya, narasi mengenai korupsi dapat membentuk persepsi negatif terhadap pejabat publik dan mempengaruhi hasil pemilihan umum.
  2. Menggerakkan Massa

    • Narasi yang kuat dan emosional dapat menggerakkan massa untuk bertindak, baik itu dalam bentuk dukungan politik atau protes. Gerakan reformasi 1998 adalah contoh bagaimana narasi reformasi dan keadilan sosial berhasil menggerakkan masyarakat untuk menuntut perubahan.
  3. Mempengaruhi Kebijakan

    • Narasi politik dapat mempengaruhi kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Kebijakan desentralisasi, misalnya, didorong oleh narasi tentang pentingnya distribusi kekuasaan dan partisipasi lokal dalam pemerintahan.

Mengamati situasi politik Indonesia dari kacamata teori paradigma naratif memberikan perspektif yang kaya tentang bagaimana narasi membentuk realitas politik. Narasi bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga instrumen kekuasaan yang dapat membentuk persepsi, menggerakkan massa, dan mempengaruhi kebijakan. Dalam konteks Indonesia, narasi tentang persatuan, reformasi, keberagaman, dan pembangunan terus memainkan peran penting dalam menentukan arah politik negara. Oleh karena itu, memahami dan mengkritisi narasi-narasi ini menjadi kunci untuk mengerti dinamika politik Indonesia secara lebih mendalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun