Yesus mengajar, memberikan pengharapan baru, dengan tegas menekankan tingkah laku yang benar dan berusaha agar orang-orang menerima tanggungjawab untuk berubah dari keadaan mereka. Ia berkata kepada perempuan yang kedapatan berzinah, “pergilah dan jangan berbuat dosa lagi.” Dalam Yohanes 5, Ia menanggapi orang yang ada di kolam Bethesda dengan berkata “maukah engkau sembuh ?” Dalam kesempatan lain ia bertanya kepada seorang buta, “apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat Bagimu?” Sebaliknya untuk kita sendiri juga harus terus bertumbuh dan meningkatkan kredibilitas dan skill untuk bisa semakin maksimal didalam kehidupan pelayanan kita.
Yesus taat kepada Bapa. Pada satu hubungan yang istimewa antara Yesus dengan Bapa-Nya di Surga, dan ketaatan merupakan hal yang utama dalam hidup-Nya. Seperti dua ayat dari injil Yohanes, yaitu : “sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakana dan Aku sampaikan” (Yoh 12:49). Dan “Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya” (Yoh 17:4)
Yesus selalu berdoa kepada Bapa (Luk 5:15-16 ; Luk 6:12, 13). Yesus menunjukkan teladan bahwa doa merupakan unsur yang sangat penting dalam pelayanan seseorang.
Yesus disertai oleh Roh Kudus dan Kuasa Allah (Mat 7:29 ; Luk 3:21-22 ; Luk 5:17). Semua orang yang mengenal Kristus dan terpanggil dalam suatu pelayanan harus memiliki kuasa Firman Allah dibalik pelayanan mereka. Sebagian orang menyebut kuasa ini dengan pengurapan Roh Kudus.
Yesus menyelamatkan jiwa. Didalam pelayanannya Yesus menjadi teladan yang menyentuh hati melalui contoh-contoh konkrit yang ditunjukkan sepanjang hidup-Nya sehingga Ia banyak memenangkan jiwa-jiwa. Begitu juga kita diharapkan tidak hanya menerapkan teori dan pengajaran saja di dalam pelayanan, tetapi lebih kepada kehidupan pribadi kita sebagai orang Kristen, sehingga kita bisa menginspirasi dan memenangkan banyak jiwa untuk Tuhan.
Yesus berkorban, setia dan memikul salib. Tuhan Yesus berkorban, mengalami penderitaan, caci maki dan hinaan, disalibkan dan wafat, demi menebus dosa umat manusia. Dia setia memikul salib dan menjalani semua sampai akhir. Bahkan diatas kayu salib pun,
Yesus mengampuni orang-orang yang menyalibkan Dia (Luk 23:34) dan
Yesus menyelamatkan 1 jiwa lagi sebelum Ia wafat (Luk 23:43)
Memang tidak mungkin bagi kita untuk bisa menyamai apa yang Yesus telah perbuat untuk kita. Tetapi dengan adanya pemaparan ini penulis berharap agar pikiran dan hati kita bisa terbuka, dan kita bisa melihat bahwa begitu banyak hal yang kita bisa lakukan di dalam kehidupan pelayanan kita melalui teladan hidup Yesus Kristus. Teladan yang sudah Tuhan berikan kepada kita ini dapat menjadi pedoman pagi pelayanan kita yang tidak akan pernah pupus oleh waktu, untuk selama-lamanya. Biarlah segala puji hormat, kemuliaan bagi nama Tuhan Yesus. Amin.
KESIMPULAN
Seringkali istilah pelayanan dikaitkan dengan suatu kewajiban bagi sebagian orang dengan jabatan, kedudukan didalam organisasi tertentu, seperti seorang gembala, diaken, pemain musik didalam suatu gereja, seorang pendeta/hamba Tuhan dengan tugas dan misinya, seorang konselor dan sebagainya. Namun jika kita telaah lebih mendalam, pelayanan adalah suatu bentuk kegiatan positif yang disertai dengan keikhlasan dan ketulusan yang sebenarnya selalu kita temui dan dapat kita terapkan di sepanjang kehidupan kita tanpa memandang atau harus memiliki suatu jabatan dan kedudukan dalam organisasi tersebut, dalam hal ini gereja.