Dengan naiknya gas, pedagang akan menyesuaikan kualitas bahan baku untuk menekan biaya operasional, akhirnya bahan-bahan makanan akan dicampur ke bahan baku yang kualitas rendah, atau ukuran makanan yang lebih kecil. Kualitas makanan yang rendah dapat berpengaruh terhadap kesehatan anak-anak sebagai pengonsumsi jajanan tersebut.
Adapula ekonom yang memprediksi bahwa pengubahan subsidi gas LPG tabung 3 kg akan menyumbang inflasi sekitar 0,5-0,6 persen. Selain itu, beberapa influencer di media sosial mengatakan, bahwa kenaikan harga gas LPG 3 Kg hanyalah akal-akalan Pertamina agar produk Bright Gas laku.Â
Pengubahan subsidi LPG 3 kg yang hanya ditujukan kepada rakyat miskin pun tidak sesuai dengan Perpres No. 104 Tahun 2007, di mana dijelaskan bahwa LPG 3kg diperuntukan kepada Rumah Tangga dan usaha mikro (tidak ada penjelasan harus rumah tangga miskin).
Pengurangan subsidi terhadap rakyat kecil dikontraskan dengan keputusan pemerintah dan DPR yang memberikan subsidi kepada konglomerat dan partai politik (meskipun jumlahnya jauh lebih kecil dibanding subsidi LPG). Pada 2018 misalnya, lima konglomerat sawit diberikan subsidi mega Rp 7,5 triliun, sementara itu partai politik ke depan akan mendapatkan dana bantuan sekitar Rp 6 triliun atau naik 48 kali lipat dari sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H