Â
- Kesatuan Gereja adalah persoalan hati. Betapa seringnya kita melupakan hal ini. Namun supaya tidak salah paham, maksudnya bahwa masalah hati bukanlah masalah perasaan yang bersifat emosional. Sama seperti cinta kasih yang sejati tidak bisa kekal kalau hanya bersifat emosional saja, demikian pula kesatuan Gereja tidak bisa hanya dilakukan pada taraf emosional.[32] Kesadaran membangun persatuan semua murid Kristus melalui usaha dan kegiatan ekumenis yang sudah dijalani sekian banyak tahun telah membawa hasil dalam beberapa bidang seperti adanya keterbukaan, doa bersama, kerrjasama, dialog terutama dikalangan pemimpin Gereja. Di balik keberhasilan itu masih ada persoalan fundamental yang menghambat. Persatuan Kristen. Hambatan tersebut non-teologis dan bersifat teologis. Untuk menghadapi hambatan-hambatan tersebut dibutuhkan kesabaran dan kekuatan yang berasal dari Roh Kudus. Dan bagi orang Katolik Konsili Vatikan II mengundang untuk tetap mendukung Gerakan ekumenis.[33] Menurut penulis pemisahan resmi Katolik dan Protestan lebih banyak melemahkan daripada menguatkan kita, baik ditinjau dari segi iman maupun dari segi praktis. Penulis juga melihat bahwa pembicaraan mengenai persatuan dilakukan ketika ada persoalan yang nyata dalam hidup bermasyarakat. Setiap orang Kristen harus menumbuhkan kesadaran dalam dirinya bahwa kesatuan Gereja itu perlu diwujudkan bukan karena adanya pihak yang dirugikan atau ancaman dunia melainkan didasarkan pada Kehendak Kristus.[34] Kita dituntut untuk maju dalam usaha ekumenis ini namun yang dihadapi sekarang adalah situasi sosial poltik yang serig masuk dalam ranah kehidupan beriman jemaat. Adanya politik identitas di kalangan penganut agama turut andil dalam menyulitkan usaha-usaha ekumenis.
- Â
- Partisipasi seluruh anggota Gereja Katolik dalam mendukung gerakan ekumenis merupakan sumbangan besar dan penuh makna dalam rangka mewujutkan persatuan kristiani.[35] Kita bisa melihat bahwa apa yang telah dirintis oleh Gereja Katolik dalam usaha ekumenis banyak nilai positifnya yang lahir. Segala sesuatu butuh proses untuk sampai pada tujuan utama. Dalam hal mengusahakan persatuan Gereja Kristus. Setiap kesepakatan hendaknya dijaga jangan sampai dilanggar atau dihilangkan dengan berbagaimacam alasan. Sekali lagi bahwa kesadaran akan persatuan itu bukan didasarkan pada kehendak manusia atau ancaman dunia melainkan kehendak Tuhan Yesus sendiri.[36] Â Â Â Â
Â
Daftar Pustaka
Â
Sumber Utama:
Â
Enggo, Yulianus, Gerakan Ekumenis Sebagai Jalan Menuju Kepenuhan Kesatuan Gereja Kristus, Tesis, Malang: STFT Widya Sasana, 2003.
Â
Hardiwikara, j., (penerj), Pedoman pelaksana prinsip-prinsip dan norma-norma ekumenisme, (Dewan Kepausan Untuk Persatuan Kristiani), Jakarta: Dokpen KWI, 1994.
Â
Sumber Pendukung:Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!