Setelah mendalami sosok Yesus Kristus bagi dunia masa kini dan apa pandangan Postulan Pasionis dan pandangan  para teolog tentang siapa Yesus bagi mereka dan kontribusi karya mereka bagi iman Gereja, penulis menemukan bahwa Yesus itu adalah Allah yang mau bersolider dengan manusia. Ia mau datang ke dunia untuk meyelamatkan manusia. Ia rela menderita demi dosa umat manusia. Ia menanggung segala macam penderitaan dengan kehendak bebas. Oleh karena kebangkitan Yesus dari kematian, maka diri-Nya dan semua ajaran-Nya sudah dibenarkan oleh Allah.[7] Setiap orang yang percaya kepada-Nya akan memperoleh pembenaran demi nama-Nya. Pada awalnya manusia dibelenggu oleh beban dosa manusia awal. Manusia menanggung semua akibat dari dosa Adam. Ketiak Yesus hadir ke dunia semua beban manusia itu dihapuskan. Ia membayar dengan harga yang mahal untuk menebus umat manusia. Kebangkitan Yesus sebagai tanda kemenangan-Nya atas dosa, maut dan kekuatan jahat.[8] Berkat keprcayaan kita yang total kepada-Nya maka kita bisa memperoleh kebahagiaan. Kebahagiaan itu manusia rasakan bukan berarti manusia bebas dari sakit dan penderitaan tetapi bagaimana manusia menyadari bahwa penderitaan yang dihadapi bukanlah suatu malapetaka yang terus menghantui manusia. Penderitaan sebagai jalan pemurnian bagi hidup manusia. Maka mutlak diperlukan suatu kerelaan batin untuk menyerahkan diri untuk mengubah cara pandang kita tentang makna kehidupan yang bahagia.[9]    Â
Â
Daftar Pustaka
Â
I. Buku Sumber: Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Â
Alkitab Deuterokanonika, Jakarta: LAI, 2014.
Â
Boehlke, R. Robert, Siapakah Yesus Sebenarnya?, Jakarta: PT BPK GUNUNG MULYA, 1994.
Â
Dister, Nico, Syukur,Kristologi, sebuah sketsa, Yogyakarta: Penerbit Kanisiu, 1987.