Â
Dari beberapa bukti yang ditemukan dalam Kitab Suci, tidak diragukan lagi bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias yang dijanjikan oleh Allah bagi manusia untuk membebaskan manusia dari dasa. Â Â
Â
6. Yesus Penyelamat Menurut AnselmusÂ
Â
      Anselmus membentangkan pemikirannya dalam beberapa karya, yaitu: Proslogion; Monologion; De Conceptione Virginali; De incarnatione Verbi dan terutama dalam karyanya "Cur Deus Homo" (mengapa Allah menjadi manusia). Dia menggunakan filsafat untuk berusaha memperdalam ajaran iman melalui paham intelektual. Terkenal slogannya: "Credo ut intelligam" (saya percaya untuk memahami) atau: Fides qaerens intelectum (iman mencari pengertian). Pemikiran Anselmus tentang siapa Yesus itu tertuang dalamkaryanya yang berjudul "Cur Deus Homo" ini berupa dialog dan isinya demikian: Dosa (ialah Adam yang menyangkut semua manusia, dosa asal, dan dosa-dosa perorangan, pribadi) menghina Allah dan merampas apa yang wajib diberikan kepada Allah. Dosa mengganggu dan merusak tata hukum, tata keadilan. Oleh karena Allah yang dihina, maka kejahatan dosa tidak berhingga. Manusia berdosa tidak dapat memberi silih yang sepadan dengan penghinaan tak terbatas. Hanya Allah yang dapat berbuat demikian untuk memulihkan keadaan yang  telah rusak itu.[5] Di lain pihak manusia juga wajib memberikan silih. Manusia makhluk yang terbatas tidak mungkin mampu menyilih dosa yang tidak terbatas. Maka atas kasih dan belas kasi-Nya Allah-Anak menjadi manusia Yesus Kristus, sekaligus Allah dan manusia. Ia tidak berdosa dan oleh karena itu pada dirin-Nya tidak terkena hukuman atas dosa ialah kematian. Maka untuk memberi silih bagi penghinaan yang terkandung dalam dosa manusia Yesus kristus, demi ketaatan-Nya kepada Bapa dan kasih-Nya kepada manusia, menjalani hukuman mati di salib sebagai sebagai pengganti manusia yang berdosa. Hanya dengan kematian itulah Yesus Kristus dapat memberi silih.[6]Â
Â
      Dengan menjadi manusia secara pari purna Yesus menjadi silih yang sepadan bagi dosa manusia yang tidak berbatas. Ia menjadi manusia menderita sengara demi dosa manusia. Ia datang ke dunia menjadi penyelamat umat manusia. Dia menjadi perantara antara Allah dan manusia, dan kepegntaraan-Nya ini bbukan berarti ia ada di tengah-tengah antara Allah dan manusia tetapi Dia berada dalam kedua kodrat itu. Ia sungguh Allah dan sungguh manusia. Dan karena itu maka Ia menjadi perantara antara Allah dan manusia.  Â
Â
7. Kesimpulan
Â