Mohon tunggu...
Andreas Pisin
Andreas Pisin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Biarpun Gunung-Gunung Beranjak Dan Bukit-Bukit Bergoyang Namun Kasih Setia-Ku Tidak Akan Beranjak Daripadamu

SEIRAMA LANGKAH TUHAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Paroki Salib Suci Menyumbung, Tantangan dan Peluang dalam Pelayanan Pastoral

4 Maret 2022   08:57 Diperbarui: 4 Maret 2022   09:00 1360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah acara mereka kembali hilang lagi dari dan kembali kepada pekerjaan mereka semula. Orang mudanya dengan situasi demikian maka kaum muda sangat rentan terjerumus ke dalam pergaulan bebas dan minu-minuman keras. Banyak yang putus sekolah karena sibuk mencari uang dan yang putus sekolah karena hamil di luar nikah. Kemudian sudah ada indikasi masuknya obat-obatan terlarang. Karena beberapa bulan yang lalu Polsek Sandai menangkap pengedar narkoba di Kecamatan Sandai Kabupaten Ketapang menurut pengakuan pelaku barang haram tersebut diedarkan di daerah Hulu Sungai termasuk daerah Menyumbung dan sekitarnya.[3]

 Maraknya Pertambangan Ilegal Penebangan Hutan Secara Liar

Kekayaan alam di wilayah paroki Salib Suci Menyumbung bukan hanya kayu, karet dan hasil hutan lainnya, tetapi juga emas.[4] Hadirnya tambang emas ilegal ini harus diakui membawa dampak positif dan dampak negatif.[5]

Dampak positifnya perekonomian masyarakat terdongkrak berkat harga emas yang selalu stabil boleh diakui bahwa para pendulang emas ilegal ini tidak mengenal Krisis Global karena waktu itu harga emas malah semakin tinggi. Banyak masyarakat yang mampu menyengkolahkan anak-anak mereka hanya dengan hasil mendulang emas. Bisa membeli sepeda motor, dan bisa menabung di Credit Union dengan istilah mengebom ke CU artinya ketika beruntung mendapat emas uang dari hasil menjual emas itu langsung disetorkan ke CU agar tabungan cepat besar dan bunga semakin besar juga.

Menurut pengamatan penulis dalam hal ini masyarakat bukan secara sengaja untuk merusak alam demi keuntungan sendiri, tetapi mereka tidak punya pilihan selain menjadi penambang liar atau buruh perkebunan kelapa sawit, yang kita tahu bahwa penambangan dan perkebunan sawit itu sangat merusak lingkungan. Perkebunan karet secara tradisional dipandang sebagai mata pencarian yang paling ramah lingkungan tetapi dengan keadaan harga karet yang tidak menentu membuat banyak masyarakat menjadikan pekerjaan menyadap karet hanya sebagai sampingan bahkan banyak kebun karet yang dibabat untuk pekerjaan penambangan. 

Dampak negatif dari pertambangan emas dan penebangan liar, harga emas yang melambung membuat para petani lupa pekerjaannya sebagai petani. Banyak ladang dan kabun yang terbengkalai ditinggalkan untuk bekerja sebagai pendulang emas.[6] Yang terjadi semua bahan makanan harus membeli dengan uang hasil mendulang emas itu. Karena sibuk mendulang emas, ladang tidak diperhatikan sehingga hasil panennya tidak mencukupi untuk kehidupan selama setahun. Bapa-bapa tidak pernah berburu atau memasang jerat untuk menangkap hewan buruan sehingga ketika mau makan lauk mereka harus beli ayam pedaging, ikan, dan sayuran pun harus membeli karena tidak sempat berkebun dan berburu karena disibukkan oleh pekerjaan mendulang emas. Ini masalah pola hidup masyarakat yang berubah, belum lagi kerusakan alam akibat penambangan dan penebangan liar. Sungai-sungai di daera yang ditambang mengalami keruksakan ekosistem. Meninggalkan limbah mercuri dan limbah material yang tidak bisa ditanami pohon atau digunakan lagi untuk berladang.

 Dalam hal ini Gereja dan pemerintah seolah dihadapkan pada dilema, di satu sisi pertambangan emas ini menggerakkan roda ekonomi masyarakat kecil di tengah himpitan kebutuhan ekonomi yang tidak bisa ditawar-tawar, di sisi lain kerusakan jangka panjang alam tidak bisa dihindari dan ini akan menjadi maslah baru bagi masyarakat sekitar ketika terjadi kemarau atau musim penghujan pemukiman rentan terendam banjir karena batang air tidak normal lagi. Gereja bekerja dengan pemerintah untuk memberi penerangan kepada masyarakat betapa pentingnya menjaga kelestarian alam untuk keberlangsungan hidup manusia. Perlu disediakan pembangunan ekonomi yang ramah lingkungan jika tidak hal ini akan menjadi suatu siklus kerusakan alam yang terus berulang dan sangat merugukan masyarakat itu sendiri. Karena di samping kerusakan alam dan terjadinya bencana ekologis di dalamnya juga akan timbul berbagai macam penyakit. Masalah ini perlu penyelesaian mendesak sebalum terlanjur rusak.

 Solusi Atas Permasalahan Di Atas

 Setelah mendalami permasalahan yang ditemui dalam pelayanan di paroki Salib Suci Menyumbung penulis menawarkan gagasan yang penulis anggap penting untuk meningkatkan kesadaran umat dalam hidup menggereja. Bukan hanya itu penulis juga menawarka beberapa hal yang berguna bagi peningkatan sumberdaya manusia dalam paroki Salib Suci Menyumbung.

 Paroki Mandiri

 Untuk mengatasi keterbatasan dana dalam pelayanan pada tahun 1999 pastor paroki waktu itu P. Matinus Dubalt, CP bersama dewan paroki dan pihak CU (Credit Union) membuat program paroki mandiri yaitu setiap orang mengumpulkan uang seribu rupiah setiap bulan lalu hasilny akan ditabung di CU agar berbunga. Dalam kurun waktu delapan tahun uang pangkal yang tersimpan di CU sudah mencapa satu miliar lebih dengan bungan sekitar lima belas juta sebulan.[7]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun