Praksis nyata sila ke-empat yang terlihat dalam sistem kerakyatan Indonesia adalah semangat demokrasi. Menjadi sebuah kebanggaan bahwa dalam ber-Indonesia, masyarakat demokratis telah memberi warna di berbagai bidang kehidupan.
Dunia perpolitikan memberi contoh paling khas meskipun perbedaan pendapat dalam diskusi ruang publik selalu ada. Namun menimbang kembali bentuk keanekaragaman lainnya (suku, agama, ras, karakter) kapasitas dan sikap demokratis mesti selalu dipupuk.
Karena itulah, mengapa kebijaksanaan dalam permusyawaratan diperlukan. Agar setiap perbedaan itu bisa dibicarakan dalam nuansa persaudaraan. Contoh nyata, perbedaan dan pertentangan ide-ide para founding fathers justru mengantar mereka pada sikap terbuka dan sepakat untuk menerima keputusan final. Sikap demokrasi itulah kemudian mengantar mereka pada gagasan Indonesia merdeka.Â
Jika  empat sila di atas dihayati dan dihidupi, maka bukan hanya dalam konteks kini berindonesia, bangsa ini bisa adil, tetapi di tahun-tahun yang akan datang keadilan dan kesejahteraan tetap terjaga. Artinya, keadilan itu tidak akan diperjuangkan dengan ancaman dan paksaan melainkan diperjuangkan seturut cita-cita dan hak manusia sebagai citra Tuhan.Â
Singkat kata, lembaga pendidikan mengambil peran penting untuk semua hal di atas terutama di tengah polemik kebangsaan yang sensitif, hari-hari ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H