Sejak Ruben Amorim ditunjuk sebagai pelatih Manchester United pada 11 November 2024 dan memulai petualangannya di sana, terdapat dua situasi berbeda yang dialami oleh calon bintang masa depan MU yakni Marcus Rashford dan Alejandro Garnacho.
Keduanya dinilai mengalami penurunan performa oleh sang pelatih sehingga tidak dimainkan dalam laga derby Manchester, dan bahkan lebih buruk dari itu Rashford tidak diikutsertakan dalam tim pada pertandingan tersebut.
Keduanya dinilai tidak serius dalam sesi latihan, dan Rashford bahkan keluar malam pada Jumat sebelum pertandingan derby melawan City. Amorim diduga mendengar kabar tersebut, yang kemudian dibantah oleh kubu Rashford. Pada akhirnya Rashford tidak dimainkan selama 11 pertandingan berturut-turut.
Pada akhirnya menurut berita terbaru yang dilansir dari bola.net (Senin, 03/02/2025) disampaikan bahwa Manchester United dan Aston Villa kabarnya telah mencapai kesepakatan terkait kepindahan Marcus Rashford dengan status pinjaman. Pengumuman resmi bakal dilakukan sebelum jendela transfer musim dingin ditutup.
Garnacho mengalami hal yang berbeda. Walaupun santer dikabarkan untuk dijual, pada akhirnya dia diberi ruang untuk bermain bahkan Amorim menegaskan bahwa Garnacho adalah bagian penting dari MU. Ini dapat terjadi karena keseriusan dan niat baik sang pemain untuk bekerja keras dan mengikuti instruksi pelatih. Dan dalam beberapa pertandingan terakhir benar-benar terlihat peningkatan performa sang pemain.
Tak dipungkiri bahwa MU dalam asuhan Amorim adalah MU yang sedang berbenah. Dengan sepak terjangnya sebagai pelatih muda terbaik di benua Eropa, saya percaya bahwa MU akan mengalami perubahan di masa mendatang selama kepercayaan diberikan secara penuh kepadanya. Peralihan sikap kalem kepada sikap tegas dan bahkan sikap marah karena situasi para pemain MU yang tidak sesuai keinginannya menunjukkan profesionalitasnya sebagai seorang juru taktik.
Sebagai seorang pemimpin kiranya dia telah menunjukkan kapan harus bersikap kalem, kapan harus tegas, dan kapan harus keras. Ini penting untuk memberikan warna berbeda kepada para pemain dalam setiap situasi di mana seharusnya mereka bertindak sesuai dengan tuntutan situasi yang mereka hadapi. Sebagai seorang pelatih dia tahu bagaimana seharusnya bersikap kepada para pemainnya.
Belajar dari Amorim, kiranya penting untuk memiliki sikap tegas dan berani demi kemajuan dan kebaikan tim. Tim adalah prioritas bahkan harus mengorbankan calon pemain besar seperti Rashford dan Garnacho sekalipun. Yang penting adalah kualitas dan mentalitas, tetapi bukan status "kebintangan" seseorang.
Tak dipungkiri bahwa status "bintang" sering membuat orang lupa akan budaya disiplin dan kerja keras. Kenyataan ini membuat orang lupa diri sehingga mengabaikan tim. Dan sikap tegas Amorim ternyata berbuah manis, manakala MU selalu menang ketika Rashford tidak dimainkan.
Saya kira penting untuk kebaikan bersama (tim/lembaga/instansi), perlu mengambil sikap tegas atau bahkan keras kepada orang-orang yang menganggap dirinya "bintang". Biasanya orang-orang ini akan membuat dirinya penting dan mau dihormati. Ujung-ujungnya adalah mereka bertindak semena-mena bahkan mengorbankan kebaikan bersama melalui sikap dan perilaku yang tidak terpuji.
Belajar dari Amorim, sikap tegas dan keras seorang pemimpin adalah penting demi kemajuan dan kebaikan bersama. Tak boleh ada "anak emas" dan "anak tiri" dalam kebersamaan. Semuanya harus diperlakukan sama sehingga tidak ada tindakan "suka-suka".
Demikian perlu kiranya belajar dari Garnacho dan Rashford. Demi kebaikan dan kemajuan tim, semua orang harus dengan rela hati mau berubah sesuai tuntutan situasi dan kondisi. Ini dibuat oleh Garnacho. Situasi tidak dimainkan membuatnya lebih disiplin dalam berlatih dan bekerja keras demi kemenangan tim.
Ini artinya bahwa demi kebaikan bersama (tim/lembaga/instansi) semua orang harus meruba diri. Masing-masing orang harus berubah tanpa harus menuntut orang lain berubah. Jika tiap-tiap orang sudah berubah, secara otomatis kebersamaan (tim/lembaga/instansi) akan berubah. Dan tentunya, kemajuan dan kebaikan bersama akan tercapai secara maksimal.
Hal yang sama tentunya dalam kasus Rashford. Sikap tak mau berubah dan mau menang sendiri kiranya sikap yang tidak profesional. Sikap merasa diri paling hebat dan paling penting pastinya akan merusak kebersamaan. Sikap ini akan membawa kebersamaan (tim/lembaga/instansi) pada situasi yang makin terpuruk pada kondisi yang paling rendah. Ini layaknya ungkapan "duri dalam daging".
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI