Belajar dari Amorim, sikap tegas dan keras seorang pemimpin adalah penting demi kemajuan dan kebaikan bersama. Tak boleh ada "anak emas" dan "anak tiri" dalam kebersamaan. Semuanya harus diperlakukan sama sehingga tidak ada tindakan "suka-suka".
Demikian perlu kiranya belajar dari Garnacho dan Rashford. Demi kebaikan dan kemajuan tim, semua orang harus dengan rela hati mau berubah sesuai tuntutan situasi dan kondisi. Ini dibuat oleh Garnacho. Situasi tidak dimainkan membuatnya lebih disiplin dalam berlatih dan bekerja keras demi kemenangan tim.
Ini artinya bahwa demi kebaikan bersama (tim/lembaga/instansi) semua orang harus meruba diri. Masing-masing orang harus berubah tanpa harus menuntut orang lain berubah. Jika tiap-tiap orang sudah berubah, secara otomatis kebersamaan (tim/lembaga/instansi) akan berubah. Dan tentunya, kemajuan dan kebaikan bersama akan tercapai secara maksimal.
Hal yang sama tentunya dalam kasus Rashford. Sikap tak mau berubah dan mau menang sendiri kiranya sikap yang tidak profesional. Sikap merasa diri paling hebat dan paling penting pastinya akan merusak kebersamaan. Sikap ini akan membawa kebersamaan (tim/lembaga/instansi) pada situasi yang makin terpuruk pada kondisi yang paling rendah. Ini layaknya ungkapan "duri dalam daging".
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI