Mohon tunggu...
Andreas Neke
Andreas Neke Mohon Tunggu... Guru - Pegiat media sosial

Andreas Neke lahir di Sobo (Mangulewa) pada 08/03/80. Pendidikan Dasar di SDI Waruwaja. Pendidikan Menengah di SMPN 2 Bajawa dan SMAN Bajawa. Selanjutnya ke Seminari KPA St. Paulus Mataloko (2 tahun) , dan Pendidikan Calon Imam Kapusin (OFM Cap) di Sibolga (1 tahun), Parapat (1 tahun) , Nias (1 tahun), STFT St. Yohanes Pematangsiantar (4 tahun), TOP di Paroki St. Fransiskus Xaverius Ndondo (10 bulan), serta Pasca Sarjana (2 tahun). Pernah mengajar di SMA St. Clemens Boawae (2010-2017). Saat ini mengajar di SMK Sanjaya Bajawa. Aktif menulis opini di HU Flores Pos. Sudah menulis 2 buah buku yang berjudul REMAJA DAN PERGUMULAN JATI DIRINYA dan IMAN YANG MEMBUMI. Tinggal di Padhawoli, Kel. Trikora, Bajawa, Flores, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Kita: Makan Bergizi Gratis dan Tidur Siang di Sekolah

24 Januari 2025   09:02 Diperbarui: 24 Januari 2025   09:02 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini (Jumat, 24/01/2025), ketika membuka beranda Instagram, saya  memperoleh informasi dari Kompas TV tentang program tidur siang yang dilaksanakan di SMP Negeri 39 Surabaya. Program ini hanya berlaku setiap hari Rabu dan bersifat wajib bagi seluruh siswa. Harapannya adalah agar bisa menyegarkan pikiran dan memberi waktu istirahat buat siswa.

Dilansir dari Detik.com, Kepala SMPN 39 Surabaya, Rini Aswinarti menyatakan ini adalah terobosan baru dari sekolahnya. Belum permanen, program tidur siang baru memasuki proses uji coba pertama yang dilaksanakan setiap hari Rabu.

Dari uji coba program ini, Rini dan timnya akan melakukan evaluasi untuk menyempurnakan pelaksanaannya. Sehingga diharapkan bisa mencapai tujuan program yakni agar siswa lebih fokus belajar tanpa mengantuk di kelas.

"Semua siswa kami coba, kelemahannya di mana akan kami perbaiki. Kelebihannya apa? Berhubung kelemahannya, anak-anak itu ada yang bawa tikar. Pikiran saya nggak seperti itu. Memang kecerdasan itu berbeda-beda, kemampuan juga berbeda-beda," kata Rini

Kepala SMPN 39 Surabaya, Rini Aswinarti menyatakan ini adalah terobosan baru dari sekolahnya. Belum permanen, program tidur siang baru memasuki proses uji coba pertama yang dilaksanakan setiap hari Rabu.

Dari uji coba program ini, Rini dan timnya akan melakukan evaluasi untuk menyempurnakan pelaksanaannya. Sehingga diharapkan bisa mencapai tujuan program yaki agar siswa lebih fokus belajar tanpa mengantuk di kelas.

"Semua siswa kami coba, kelemahannya di mana akan kami perbaiki. Kelebihannya apa? Berhubung kelemahannya, anak-anak itu ada yang bawa tikar. Pikiran saya nggak seperti itu. Memang kecerdasan itu berbeda-beda, kemampuan juga berbeda-beda," kata Rini

Kepala SMPN 39 Surabaya, Rini Aswinarti menyatakan ini adalah terobosan baru dari sekolahnya. Belum permanen, program tidur siang baru memasuki proses uji coba pertama yang dilaksanakan setiap hari Rabu.

Dari uji coba program ini, Rini dan timnya akan melakukan evaluasi untuk menyempurnakan pelaksanaanya. Sehingga diharapkan bisa mencapai tujuan program yaki agar siswa lebih fokus belajar tanpa mengantuk di kelas.

"Semua siswa kami coba, kelemahannya di mana akan kami perbaiki. Kelebihannya apa? Berhubung kelemahannya, anak-anak itu ada yang bawa tikar. Pikiran saya nggak seperti itu. Memang kecerdasan itu berbeda-beda, kemampuan juga berbeda-beda," kata Rini

Dari sumber yang sama, ternyata masih ada sekolah yang menerapkan program tidur siang di sekolah, antara lain SD Islam Jami'atul Muslimin Dumai (Riau) dan SD Muhammadiyah IV Sidoarjo yang diterapkan pada tahun ajaran (2023/2024). Pada 2023, program tidur siang di sekolah menjadi mata pelajaran khusus di SD Muhammadiyah IV Sidoarjo. Program tidur siang dilaksanakan karena sekolah ini menggunakan sistem Full Day School.

Ternyata program tidur siang di sekolah juga diterapkan di China dan Jepang. Dikutip dari Kompas.com, Rabu (22/1/2025) Kementerian Pendidikan China pada April 2021 mengimbau sekolah untuk memastikan siswa mendapatkan tidur yang cukup. Pemerintah kemudian mengeluarkan serangkaian pedoman yang berisi rekomendasi durasi tidur. Pelajar sekolah dasar diwajibkan tidur setidaknya 10 jam sehari, sedangkan pelajar di sekolah pertama dan menengah atas masing-masing harus tidur selama sembilan dan delapan jam.

Tak hanya di China, Jepang juga punya program serupa. Program tidur siang di Jepang ada di sekolah dan tempat kerja. Program tidur siang di sekolah disebut hirune atau Kakogawa Siesta, sedangkan di tempat kerja disebut inemuri. Kebijakan jam tidur siang di sekolah telah menjadi bagian penting dalam menjaga kesehatan dan produktivitas pelajar.

Hirune ini memiliki dampak positif terhadap perkembangan siswa dan budaya belajar Jepang secara keseluruhan. Beberapa sekolah bahkan mengizinkan siswa membawa selimut atau bantal pribadi untuk meningkatkan kenyamanan tidur. Selain manfaat fisik, jam tidur siang juga mencerminkan budaya belajar Jepang yang vektor prestasi dan disiplin.

MBG dan Tidur Siang di Sekolah

Sampai tulisan ini dibuat, program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Ngada belum berjalan, walaupun pembicaraan tentang berlakunya dan persyaratan yang harus dipenuhi pihak sekolah sudah dibicarakan sebelum libur semester ganjil kemarin. Dan lebih lanjut, pemenuhan persyaratan kemudian ditindaklanjuti pihak sekolah pada minggu pertama masuk semester genap.

Saya tidak mempersoalkannya karena saya yakin program MBG akan terlaksana karena merupakan progam skala nasional, yang tentunya sudah dianggarkan dan akan dilaksanakan secara maksimal demi menjamin kesehatan masa depan generasi emas Indonesia.

Lebih lanjut, ketika program ini sudah dan sedang menjadi pembahasan untuk direalisasikan, kita masih harus berbicara lebih lanjut tentang Tidur Siang di Sekolah, yang kiranya juga perlu mendapat atensi serius.

Saya mengatakan ini "serius" karena berangkat dari fakta di sekolah-sekolah, dalam mana anak-anak yang tidak memiliki waktu tidur yang cukup di rumah atau memiliki waktu tidur tetapi tidak menggunakannya dengan baik.

Kita tahu alasannya. Menurut saya ada dua alasan utamanya yaitu kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak-anak, dan pengaruh pemanfaatan gadget yang berlebihan. Dua hal ini merupakan kenyataan yang tak terhindarkan.

Orang tua yang terlalu sibuk biasanya tidak memiliki waktu yang cukup untuk mendampingi anak-anak di rumah, termasuk memperhatikan pemenuhan kebutuhan tidur. Ini bisa terjadi karena kesibukan ataupun pemberian kebebasan yang berlebihan kepada anak-anak.

Pada sisi yang lain, dan ini lebih memprihatinkan karena sudah menjadi "penyakit", mana kala anak-anak telah ketagihan penggunaan gadget sehingga tidak hanya waktu tidur siang yang diabaikan, bahkan lebih parah dari itu adalah tidak memiliki waktu untuk tidur di malam hari.

Tak jarang anak-anak dengan kebiasaan ini akan ke sekolah dalam kondisi fisik yang tidak sehat. Mereka datang dengan membawa rasa ngantuk dan kondisi tubuh yang tidak segar sehingga sama sekali tidak memiliki kesempatan dan keinginan untuk mengikuti pelajaran. Mereka akan bertahan dalam lima sampai sepuluh menit, dan selanjutnya akan mengantuk dan tidur di kelas.

Ini tentunya akan sangat mengganggu proses pembelajaran di kelas. Bila terjadi sekali atau dua kali, tentu bisa dimaklumi, atau hanya terjadi pada siswa/i tertentu saja pasti juga akan dimaklumi. Tetapi persoalan mendasarnya jika terjadi pada kebanyakan siswa dan dalam waktu yang hampir secara terus-menerus. Ini tentunya perlu mendapatkan perhatian ekstra dan kebijakan baru untuk dapat mengatasi masalah ini.

Menurut hemat saya, program yang telah dilaksanakan oleh beberapa sekolah di atas, juga kebiasaan di China dan Jepang dapat menjadi acuan untuk mengatasi masalah pendidikan dewasa ini, karena kesehatan dan produktivitas tidak hanya menyangkut makanan bergizi tetapi juga waktu istirahat dan tidur yang berkualitas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun