Mohon tunggu...
Andreas Neke
Andreas Neke Mohon Tunggu... Guru - Pegiat media sosial

Andreas Neke lahir di Sobo (Mangulewa) pada 08/03/80. Pendidikan Dasar di SDI Waruwaja. Pendidikan Menengah di SMPN 2 Bajawa dan SMAN Bajawa. Selanjutnya ke Seminari KPA St. Paulus Mataloko (2 tahun) , dan Pendidikan Calon Imam Kapusin (OFM Cap) di Sibolga (1 tahun), Parapat (1 tahun) , Nias (1 tahun), STFT St. Yohanes Pematangsiantar (4 tahun), TOP di Paroki St. Fransiskus Xaverius Ndondo (10 bulan), serta Pasca Sarjana (2 tahun). Pernah mengajar di SMA St. Clemens Boawae (2010-2017). Saat ini mengajar di SMK Sanjaya Bajawa. Aktif menulis opini di HU Flores Pos. Sudah menulis 2 buah buku yang berjudul REMAJA DAN PERGUMULAN JATI DIRINYA dan IMAN YANG MEMBUMI. Tinggal di Padhawoli, Kel. Trikora, Bajawa, Flores, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Marialis Cultus (Tentang Menghormati Maria)

7 Juni 2024   10:03 Diperbarui: 10 Juni 2024   08:40 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/

Tema tentangnya terdapat juga dalam lectionarium. Lectionarium memuat bacaan tentang Maria atau teks-teks yang dianggap Marian, yang berdasarkan penafsiran yang hati-hati dan didukung pula oleh Tradisi Gereja. Di dalamnya memuat Sabda Allah yang selalu hidup dan berdaya, membeberkan seluruh sejarah keselamatan, dan memandang misteri Kristus secara lebih lengkap.

Demikian juga terdapat dalam revisi ibadat harian. Di dalamnya kita menemukan madah, antifon, dan doa permohonan yang mengandung kesaksian penting devosi kepada Maria.

Dan akhirnya dalam revisi buku-buku liturgi lainnya, yang menegaskan peran Maria sebagai model sikap spiritual hidup Gereja dan misteri kehidupan ilahi. Dalam setiap perayaan ini tampaklah Maria yang mendengar dan menyambut firman Allah dengan iman yang mendalam, perawan yang berdoa, perawan-ibu, perawan yang mempersembahkan diri kepada Allah, dan pengajar kehidupan rohani bagi segenap orang Kristen, yang dari padanya semua umat beriman dapat belajar bagaimana beriman dan menyerahkan diri kepada Allah.

3. Dorongan Praktek Devosi Kepada Maria

Konsili Vatikan II mendorong beragam bentuk ulah kesalehan yang berdampingan dengan ibadah liturgi yang sesuai dengan Magisterium. Ulah kesalehan lahir dari waktu dan tempat yang berbeda, karenanya perlu pembaharuan yang sesuai dengan prinsip Magisterium Gereja dan refleksi teologis. Di tempat pertama pantas diingat bahwa ulah kesalehan yang diarahkan kepada Perawan Maria harus dengan jelas mengandung aspek Trinitarian, aspek Kristologis, dan aspek ekklesial.

Aspek Trinitarian. Ibadah Kristen yang benar disampaikan kepada Bapa, Putra dan Roh Kudus, atau menurut rumus liturgi disampaikan kepada Bapa melalui Kristus dalam Roh Kudus. Pada Maria segalanya mengacu kepada Kristus dan bergantung pada-Nya. Dalam devosi, aspek Kristologis sangat ditonjolkan sehingga membantu menumbuhkan ibadah kepada Kristus sendiri.

Pribadi Maria dihubungkan juga dengan Roh Kudus. Seluruh hidup Maria sangat tampak intervensi Roh Kudus. Roh Kudus menguduskan Maria menjadi "makhluk baru". Maria adalah mempelai Roh Kudus. Roh Kudus memampukannya untuk sabar dalam iman, pengharapan, dan kasih. Maka dalam devosi, dengan perantaraan Maria, umat beriman memohon Roh Kudus untuk membangkitkan Kristus dalam diri mereka.

Aspek ekklesial. Devosi mempertegas kedudukan Maria secara wajar dalam misteri Gereja. Kaum beriman harus mengenal kembali perutusan Maria dalam misteri Gereja dan tempatnya dalam persekutuan dengan para kudus. Melalui devosi kepada Maria menjadi jelas bahwa umat beriman adalah anak-anak perawan Maria dan anak-anak Gereja. Keduanya bekerja sama melahirkan Kristus. Melalui devosi ini, umat beriman meneruskan keprihatinan Maria perihal kebenaran, perhatiannya kepada orang lemah dan miskin, serta perdamaian dan keadilan sosial.

Selain itu pula disadari bahwa devosi kepada Maria harus berdasar pada Kitab Suci, liturgi, ekumenis, dan antropologi. Bertalian dengan aspek biblis, dikatakan bahwa devosi kepada Maria harus mengacu pada Kitab Suci. Kitab Suci merupakan buku doa utama dan sumber inspirasi yang sejati dan teladan yang tak tertandingi. Devosi kepada Maria harus menimba sebanyak-banyaknya dari Kitab Suci, yakni kekuatan baru dan bantuan pasti, yang menguraikan rencana penyelamatan Allah.

Bertalian dengan liturgi, dikatakan bahwa devosi kepada Maria harus memperhatikan masa liturgi, sesuai dengan liturgi suci, mengalir dari liturgi, dan seharusnya devosi menghantar kepada liturgi.

Bertalian dengan aspek ekumenis disadari kesatuan antara kaum beriman Katolik dengan Gereja-gereja Ortodoks (mereka mempunyai bentuk-bentuk penghormatan kepada Maria dalam lirik yang indah dan ajaran yang tinggi), dengan Gereja Anglikan (karena teolog-teolog klasiknya sudah menunjukkan dasar biblis untuk ibadat kepada Bunda Maria, dan teolog kontemporer yang mengedepankan kedudukan Maria dalam hidup kristiani), dengan Gereja Reformasi (karena cinta akan Kitab Suci yang amat mendalam, melalui pemuliaan kepada Allah dengan kata-kata Perawan Maria). Dalam aspek ekumenis ini, orang-orang Katolik diajak untuk menghindari hal-hal yang berlebihan sehingga menyesatkan saudara-saudara kristiani lain. Umat Katolik diingatkan pula agar dalam devosi, bila Maria dihormati, maka Yesus dikenal, dikasihi, dan dimuliakan semestinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun