Devosi dan Latar Belakang Pemikirannya
1. Sejarah Singkat1. 1 Sejarah Singkat Devosi
Devosi kepada Santa Perawan Maria merupakan ulah kesalehan asli Gereja. Devosi ini cocok dan merupakan satu-satunya ibadah yang benar yang disebut kristiani, karena mengambil asal dan efektivitas dari Kristus, menemukan ekspresi yang lengkap dalam Kristus, dan memimpin melalui Kristus dalam Roh kepada Bapa. Dalam lingkup ibadah, devosi mencerminkan rencana penyelamatan Allah, di mana Maria menempati posisi istimewa dalam rencana penyelamatan Allah.
Selain itu disadari bahwa setiap perkembangan otentik ibadah Kristen harus diikuti oleh peningkatan yang cocok untuk penghormatan kepada Bunda Tuhan. Sejarah devosi telah menunjukkan berbagai bentuk penghormatan kepada Bunda Allah. Gereja telah menyetujui penghormatan ini dalam batas-batas yang sehat dan wajar, yang sesuai dengan doktrin iman Gereja. Melaluinya telah dikembangkan harmonisasi penghormatan kepada Kristus. Dewasa ini refleksi Gereja akan misteri Kristus menemukan akar dan puncak pada sosok seorang wanita yakni Perawan Maria, Bunda Kristus dan Bunda Gereja. Penghormatan kepada Maria telah menghantar kepada rencana penyelamatan Allah.
1. 2 Latar Belakang Pemikiran
Paus merasa merupakan panggilan atas tugasnya untuk meningkatkan devosi kepada Santa Perawan Maria. Panggilan ini tidak hanya untuk menafsirkan cita rasa Gereja dan kecenderungan yang menggerakkan umat beriman, tetapi bahwa bentuk-bentuk devosi ini adalah sangat mulia dan merupakan bagian dari keseluruhan lingkup ibadah yang suci.
Dengan maksud ini, Paus mendorong pembaruan dan pengembangan liturgi dan membantu partisipasi umat beriman dalam misteri ilahi seperti yang dipromosikan oleh Konsili Vatikan II. Pembaharuan liturgi harus dipahami dalam dasar dan penerapan yang benar yang sesuai dengan perilaku sosial, kepekaan masyarakat, ekspresi seni, surat, dan komunikasi sosial yang mempengaruhi manifestasi cita rasa keagamaan.
Disadari bahwa praktek-praktek kesalehan yang mengungkapkan cita rasa individu dan komunitas kristiani tidak memadai atau tidak cocok karena berhubungan dengan perilaku sosial dan budaya masa lampau. Namun demikian di banyak tempat orang mencari jalan baru untuk mengungkapkan hubungan dengan Allah. Ini dapat menyebabkan kebingungan bagi sebagian orang. Maka disadari bahwa devosi kepada Maria harus tetap memperhatikan tradisi dan perkembangan teologi dan ilmu pengetahuan agar memberi sumbangan pujian kepadanya.
2. Yang Seharusnya Ada dalam Devosi Kepada Maria di Masa Depan
Untuk maksud di atas dokumen ini bermaksud menghilangkan keraguan dan membantu perkembangan devosi kepada Maria. Bantuan ini dikaji dalam tiga aspek yakni aspek doktrinal, aspek pastoral, dan aspek liturgi. Aspek doktrinal memberi penekanan bahwa devosi kepada Maria memiliki aspek doktrinal yang sangat kaya. Demikian halnya dengan aspek pastoral, bahwa devosi kepada Maria memiliki efektivitas pastoral yang tiada bandingnya dan di dalamnya terkandung nilai yang mendalam.
Sedangkan bertalian dengan aspek liturgi, dokumen ini memfokuskannya pada buku-buku Ritus Romawi. Dikatakan bahwa reformasi liturgi mensyaratkan pembaharuan kalender liturgi dengan menyertakan peringatan Bunda Kristus, dengan memperhatikan tingkatan hari raya, tingkatan pesta, juga tingkatan peringatan yang bertalian dengan tempat ziarah lokal yang dibuat dalam penanggalan partikular. Ini harus tampak dalam keseluruhan siklus tahunan misteri Putranya dari masa Adven (Maria adalah model untuk mempersiapkan diri dalam menyambut Juru Selamat), masa Natal (Maria membawa Juru Selamat ke dalam dunia), dan dalam keseluruhan kalender liturgi sepanjang tahun (Epifani, Pesta Keluarga Kudus, Maria Bunda Allah, Maria Dikandung Tanpa Dosa Asal). Demikian halnya dengan revisi Doa Syukur Agung terdapat pula tema yang berkaitan dengan Maria, yang telah disusun secara harmonis. Dengannya tema tentang Maria mendapat tempat dalam jantung perayaan Gereja. Tema Maria dalam Doa Syukur Agung ini dilihat sebagai bentuk ungkapan penghormatan khusus Gereja kepadanya.