Mohon tunggu...
Andreas Neke
Andreas Neke Mohon Tunggu... Guru - Pegiat media sosial

Andreas Neke lahir di Sobo (Mangulewa) pada 08/03/80. Pendidikan Dasar di SDI Waruwaja. Pendidikan Menengah di SMPN 2 Bajawa dan SMAN Bajawa. Selanjutnya ke Seminari KPA St. Paulus Mataloko (2 tahun) , dan Pendidikan Calon Imam Kapusin (OFM Cap) di Sibolga (1 tahun), Parapat (1 tahun) , Nias (1 tahun), STFT St. Yohanes Pematangsiantar (4 tahun), TOP di Paroki St. Fransiskus Xaverius Ndondo (10 bulan), serta Pasca Sarjana (2 tahun). Pernah mengajar di SMA St. Clemens Boawae (2010-2017). Saat ini mengajar di SMK Sanjaya Bajawa. Aktif menulis opini di HU Flores Pos. Sudah menulis 2 buah buku yang berjudul REMAJA DAN PERGUMULAN JATI DIRINYA dan IMAN YANG MEMBUMI. Tinggal di Padhawoli, Kel. Trikora, Bajawa, Flores, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Yahudi vs Non Yahudi (Uraian Eksegetis-Telogis atas Ef 2:11-22)

6 Juni 2024   14:58 Diperbarui: 6 Juni 2024   15:29 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/

Pengantar

Gereja adalah persekutuan orang-orang yang percaya kepada Kristus. Orang-orang yang percaya kepada Kristus hidup dalam status baru lewat pembaptisan yang diterimanya. Pembaptisan menjadikan seseorang anggota keluarga Allah. Dengan pembaptisan ini diharapkan agar setiap orang mampu melepaskan diri dari segenap ikatan masa lampau: latar belakang suku, budaya, bahasa dan lain-lain, yang dapat merusak status barunya dalam Kristus. Kenyataan menunjukkan sebaliknya. Kita akan melihat bagaimana jemaat Efesus bergumul dalam status lama kepada status baru dalam perikop 2:11-22.

1. Struktur

Perikop 2:1-10 melukiskan tentang kasih karunia Allah yang melimpah-limpah kepada orang-orang Kristen - kafir. Pelukisan ini sebenarnya sudah cukup bagus. Perikop 2:11-22 mau mengemukakan lebih lanjut aspek lain dari kasih karunia tersebut yakni perihal persatuan antara orang-orang Yahudi dan orang-orang kafir. Dengan demikian perikop ini akan dibagi dalam tiga bagian yakni: perpisahan karena perseteruan (11-12), perdamaian oleh darah Kristus (13-18), dan persatuan dalam jemaat (19-22).[1]

2. Uraian Eksegetis[2]

2. 1 Perpisahan karena Perseteruan (11-12)

Ayat 11: Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu - sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging...: "Karena itu" (dio) menghubungkan bab ini dengan bab sebelumnya (2:1-10), di mana keselamatan orang-orang beriman terjadi melalui pewartaan Kristus. Ef 2:11-22 memaklumkan konsekuensi keselamatan dalam tatanan sosial. Bab ini dilawankan dengan bab sebelumnya dan secara tegas diperkenalkan oleh kata kerja imperative present, "ingatlah" (mnmoneuete). Ungkapan "orang-orang bukan Yahudi menurut daging" menjelaskan bahwa Surat Efesus dialamatkan kepada seorang pendengar bukan Yahudi, atau kepada orang-orang bukan Yahudi pada umumnya. Keadaan masa lalu mereka disebut dalam 2:12,19, dan 3:1.[3] Paulus dalam surat kepada Jemaat Efesus berbicara sebagai seorang Kristen Yahudi. Perhatian utamanya adalah memaklumkan kesatuan antara orang-orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi dalam gereja. Dia memaklumkan dalam 2:18, "karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa".

yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya sunat, yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia: Frase ini mengakui pentingnya sunat sebagai tanda identitas Yahudi dalam dunia Yunani-Romawi. Ini menghadirkan kembali sebuah pengakuan akan adanya perseteruan di antara kelompok-kelompok masyarakat. Keterasingan digambarkan oleh orang-orang bukan Yahudi sebagai kelompok luar oleh orang-orang Yahudi. Mereka disebut "tak bersunat" (akrobystia). Ini merupakan kata yang sering kali digunakan Paulus dalam surat-suratnya baik dalam arti figuratif pun dalam arti literer untuk menerangkan pentingnya iman dalam Kristus (bdk. Rom 2:25-29; 4:10-12;5:6). Ini digunakan sebagai jalan untuk berbicara tentang orang-orang bukan Yahudi secara umum dalam Rom 3:30; 4:9; Gal 2:7; dan secara khusus Kol 3:11, yang menggambarkan penghapusan perbedaan antara orang-orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi dalam Kristus dengan terminologi yang sama: sunat dan tak bersunat. Penulis Efesus boleh jadi dipengaruhi oleh Kolose. Ini juga penting untuk membandingkan teks Kol 2:11 yang mengekspresikan perlawanan "sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia". Kol 2:11 menunjuk "sunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia", rupanya sebagai metafora untuk baptisan. Menarik mencatat bahwa cheiropoitos (dikerjakan oleh tangan manusia) digunakan dalam Septuaginta untuk menggambarkan penyembahan berhala (bdk. Yes 2:18; 10:11). Ef 2:11 menekankan sunat lahiriah (fisik). "Oleh tangan manusia" mengulang kembali penggambaran pada ayat sebelumnya. Sunat dari orang-orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi tanpa Kristus dalam kenyataannya disamakan.

Ayat 12: bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel...: Hoti (bahwa) pada permulaan ayat ini seperti dalam 2:11, menunjukkan bahwa klausa ini juga dihubungkan dengan kata kerja "ingatlah" dalam ayat 11. Ayat ini melanjutkan menjelaskan secara terinci keberadaan orang-orang beriman bukan Yahudi. Seperti dalam 2:1-3, hal yang sama dilukiskan dalam nada pesimistis. Perumpamaan memberikan kesan pencabutan hak milik atas rumah. Politeia dapat berarti kewarganegaraan, tetapi di sini disebut "persekutuan". Penerimaan orang-orang bukan Yahudi oleh jemaat Efesus digabungkan dengan status atau anggota masyarakat dan memahami keterasingan sebagai yang terpenting karena pencabutan beberapa hak yang diberikan oleh pemerintahan Romawi. Boleh jadi ayat ini juga adalah refleksi keluaran orang-orang bukan Yahudi dalam Perjanjian Lama (Kel 19:6; Mzm 80:8-9, 105). Asumsi pokok dalam 2:12 adalah bahwa orang-orang beriman bukan Yahudi sekarang adalah bagian dari persekutuan Israel. Dengan kata lain, penulis Efesus kelihatannya menyamakan Israel dengan gereja. Ini adalah perkembangan yang mencolok dalam hubungan yang tak perlu dipersoalkan lagi dalam surat-surat Paulus. Dengan kemungkinan pengecualian Gal 6:16, Paulus tidak menggunakan kata "Israel" untuk menunjuk komunitas orang-orang yang beriman kepada Kristus. Surat-suratnya kadang-kadang memberi kesan menganggap orang-orang beriman sebagai Israel sejati (bdk. Gal 3; Rom 4; Rom 9), tetapi ini secara sederhana membuktikan bahwa Paulus menyatakan keberadaan Israel juga dari luar kelompok. Pada satu sisi, dalam Rom 9:6 dia menyatakan bahwa tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel (Rom 9 4), tetapi pada sisi lain dia berbicara tentang pewarisan keistimewaan sebagai seorang Israel (9:4) dan juga kelalaian Israel pada masa lampau, yang mengejar dasar kebenaran atas dasar hukum, untuk mencapai kebenaran (Rom 9:31). Dalam kata-katanya, Paulus menyatakan kesaksian sebagai Israel sejati, Yahudi sejati, yang tidak berada dalam Kristus. Dalam pertentangan ini, Ef 2:11-22 kelihatannya secara sederhana tepat membahasakan keyahudian untuk menggambarkan identitas gereja.

....dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia: Kemudian kontras dalam bagian ini dapat dilihat secara khusus dalam perbandingannya dengan 2:12 dan 2:19. Kedua ayat ini menggunakan kata "tidak mendapat bagian" (xenoi). Bentuk jamak dari "ketentuan-ketentuan" menunjuk pada ketentuan-ketentuan Perjanjian Lama yang kadang-kadang disebut bersama (Im 26:42; bdk. Rom 9:4). Ketentuan-ketentuan berdasar pada janji Allah. Paulus sering kali menunjuk janji atau janji Allah (Rom 4: 13;9:4; Gal 3:16-29). Dalam 1 Tes 4:13 dia menggambarkan kelompok-kelompok luar dengan tanpa pengharapan. Gambaran "tanpa Allah" adalah terjemahan dari bahasa Yunani atheoi (atheis), yang menyatakan bahwa orang-orang beriman pernah hidup sebagai kelompok luar untuk menyatakan keselamatan yang mereka lukiskan sebagai tanpa Allah (Gal 4:8). Dugaan bahwa orang-orang kafir adalah bebal, tanpa Allah dihubungkan dengan ide Yer 10:25; 1 Tes 1:9; 4:5; Gal 4:8. Atheos adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan keadaan tanpa Allah atau tidak beriman. Kadang-kadang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang tidak pernah didengar dari Allah, tetapi juga menunjuk pada penolakan kepada Allah dan hukum-Nya. Dalam dunia Yunani-Romawi kata ini digunakan bertalian dengan pengabaian kepada ritus agama yang dilihat sebagai keselamatan fundamental. Bukti dari abad kedua mengindikasikan bahwa orang-orang Kristen dituduh atheis karena menolak berpartisipasi dalam praksis agama tradisional. Kata "atheis" digunakan untuk menyebut orang-orang Kristen yang dianggap sebagai kelompok luar dari kelompok sosial yang lebih luas. Walaupun bukti ini datang kemudian dari periode penulisan Efesus, kiranya tidak benar mengatakan bahwa bahasa ini digunakan penulis Efesus untuk menggambarkan hidup sebelumnya dari orang-orang kafir, yakni bahasa yang khusus dipakai oleh orang-orang tak beriman untuk mengkritik gereja. Orang-orang beriman boleh jadi disebut atheis bahkan kelompok-kelompok di luar Yahudi, karena ini adalah bukti bahwa orang-orang Yahudi disebut juga atheis dalam dunia Yunani-Romawi. Demikian halnya kekristenan abad kedua menggunakannya untuk menggambarkan orang-orang kafir/pagan.

2. 2 Perdamaian oleh Darah Kristus (13-18)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun