Mohon tunggu...
Andreas Neke
Andreas Neke Mohon Tunggu... Guru - Pegiat media sosial

Andreas Neke lahir di Sobo (Mangulewa) pada 08/03/80. Pendidikan Dasar di SDI Waruwaja. Pendidikan Menengah di SMPN 2 Bajawa dan SMAN Bajawa. Selanjutnya ke Seminari KPA St. Paulus Mataloko (2 tahun) , dan Pendidikan Calon Imam Kapusin (OFM Cap) di Sibolga (1 tahun), Parapat (1 tahun) , Nias (1 tahun), STFT St. Yohanes Pematangsiantar (4 tahun), TOP di Paroki St. Fransiskus Xaverius Ndondo (10 bulan), serta Pasca Sarjana (2 tahun). Pernah mengajar di SMA St. Clemens Boawae (2010-2017). Saat ini mengajar di SMK Sanjaya Bajawa. Aktif menulis opini di HU Flores Pos. Sudah menulis 2 buah buku yang berjudul REMAJA DAN PERGUMULAN JATI DIRINYA dan IMAN YANG MEMBUMI. Tinggal di Padhawoli, Kel. Trikora, Bajawa, Flores, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mosa (Pemimpin) dalam Perspektif Masyarakat Bajawa (Ngada)

5 Juni 2024   08:31 Diperbarui: 5 Juni 2024   08:58 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.nttsatu.com/wp-content/uploads/2018/01/IMG-20180128-WA0047.jpg

Pendasaran modern memberi uraian lebih lanjut bagaimana seharusnya menjadi seorang pemimpin yang baik, yakni harus mempunyai visi dan masa depan, mendorong kepada kemajuan, dan mampu memadukan antara memimpin dan mengatur.

 Kedua pendasaran di atas membolehkan kita untuk membuat beberapa kesimpulan tentang pemimpin yang ideal. Pertama, bijaksana dalam membimbing dan mengarahkan masyarakat. Kedua, melibatkan semua komponen masyarakat untuk mencapai kemajuan (prinsip partisipatif). Ketiga, mempunyai orientasi masa depan (prinsip antisipatif). Keempat, bekerja demi kebaikan bersama (bonum comunnae). Dan satu hal penting lain yang kiranya menjadi pegangan bagi pemimpin ialah tidak cepat merasa puas dengan apa yang sudah ada, tetapi senantiasa merasa "terganggu" akan beragam hal yang dapat membelenggu kemajuan agar tercapailah kesejahteraan masyarakat.

Bertalian dengan yang terakhir ini, pendasaran biblis memberikan gambaran tentang pemuka-pemuka Yahudi yang merasa terganggu dengan sikap Yesus yang menentang kemapanan, "Bagaimana engkau berani mengatakan kepada kami apa yang harus kami lakukan. Mengapa engkau melakukan perbuatan-perbuatan yang mengancam cara kami bertindak dan memimpin rakyat?" [1]

Kemarahan para pemuka Yahudi ternyata tidak menyurutkan maksud Yesus untuk mendobrak kemapanan yang berseberangan dengan visi Kerajaan Allah yakni cinta kasih, keadilan, dan kedamaian. Kenyataan ini menunjukkan pribadi Yesus sebagai seorang pemimpin sejati. Dia mempunyai visi yang jelas dan berjuang mewujudkannya walaupun ditentang oleh masyarakat dan pemuka-pemuka agama Yahudi.

Epilog

Kita telah melihat bersama gagasan mosa (pemimpin) dalam masyarakat Bajawa dan pemimpin dalam masyarakat modern. Pada akhirnya dapatlah disimpulkan bahwa kedua gagasan mempunyai keselarasan satu sama lain. Kedua gagasan tentang pemimpin di atas bisa menjadi landasan bagi para pemimpin masyarakat untuk memimpin dan mengatur masyarakat ke arah yang lebih baik.

Belajar dari gagasan tradisional, seorang pemimpin seyogyanya menjadi nahkoda yang menuntun "perahu" masyarakat menuju tujuan yang baik. Dan selain harus bijaksana dan mempunyai orientasi masa depan, seorang pemimpin yang baik seyogyanya juga mau belajar dari teori modern yang mengajarkan model partisipatif dan antisipatif.

Demikian kita mengerti bahwa kedua gagasan di atas saling mendukung satu sama lain. Seorang pemimpin yang baik hendaknya belajar dari kearifan lokal dan terbuka terhadap gagasan modern. Dengannya diharapkan lahirlah pemimpin ideal, yakni pemimpin yang mampu menggali kekayaan tradisional dan mengembangkannya dengan gagasan modern, guna menciptakan sebuah kehidupan yang layak bagi segenap anggota masyarakat. Pemimpin yang demikian adalah dia yang mampu berpikir global dan bertindak lokal.

[1] Bandingkan gagasan ini dalam perikop 1) Mat 12:1-15a; Mrk 2:23-28; Luk 6:1-5, 2) Mat 15:1-20; Mrk 7:1-23, dan 3) Mat 23:1-36; Mrk 12:38-40; Luk 11:37-54; 20:45-47.

Tulisan yang sama dapat dibaca dalam: 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun