Kualitas seorang mosa dilembagakan dalam ungkapan yang menjadi keharusan dalam kepemimpinannya, yakni maku-maku ana ngalu, be'o-be'o ana eko, yang berarti bijaklah dalam memimpin dan senantiasalah waspada. Ungkapan ini mengandung arti bahwa seorang pemimpin harus bijak dan mampu mengarahkan para anggotanya kepada kebaikan. Dengannya seorang mosa menjalankan fungsi sosial demi kepentingan dan kebaikan komunitas masyarakat.
Uraian singkat di atas mengandung beberapa konsep dasar yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seorang yang memegang kendali atas hidup bersama. Dia haruslah seorang yang bijaksana. Dia berperan untuk mengarahkan masyarakat agar mencapai tujuan bersama. Dalam kepemimpinannya dia harus melindungi anggota yang dipimpinnya. Dan, kualitas penting lain seorang pemimpin ialah harus waspada dalam pengertian mempunyai orientasi masa depan (future oriented) demi kebaikan bersama.
Pemimpin dalam Gagasan Modern
Pada pembuka tulisan ini telah dikatakan bahwa seorang pemimpin adalah seorang leaders. Dalam arti ini, seorang pemimpin harus tampil sebagai pembawa atau pemegang impian, dan serentak dengan itu seorang yang mampu mendorong ke arah perubahan yang lebih baik.
Dalam arti pertama, seorang pemimpin harus memiliki visi dan misi yang jelas serta melaksanakan visi dan misi itu untuk mewujudkan impian masa depan. Visi dan misi kiranya lahir dari hasil pemikiran bersama dan bukan hasil kerja sang pemimpin saja. Dan dalam praksisnya, seorang pemimpin harus tetap berpegang teguh pada visi dan misi itu dan tidak membiarkannya lenyap karena desakan masyarakat ataupun karena selera pemimpin semata.
Dalam arti kedua, seorang pemimpin harus berusaha menantang masyarakat agar makin menumbuhkan kesadaran akan kemajuan ke arah yang lebih baik. Seturut gagasan ini, seorang pemimpin harus terus mendesak masyarakat agar tidak tinggal dalam status quo, atau merasa puas dengan keadaan yang sudah ada, padahal yang seharusnya adalah terus mencari dan menemukan apa yang belum tetapi yang seharusnya ada. Ini berarti bahwa seorang pemimpin harus mampu mengambil bagian dalam dorongan (impetus), yakni memberikan pemikiran dan semangat agar masyarakat mau merubah pola pikir dan cara kerja untuk merealisasikan masa depan yang lebih baik.
Tuntutan kepemimpinan mengharuskan seorang pemimpin tidak merasa sudah enak (mapan), senang, dan pasti dapat bekerja. Dunia bisnis mengajarkan bahwa banyak perusahaan gagal karena tidak mampu mengatur dan menyesuaikan diri terhadap tuntutan pasar, produk, dan sumber yang terus berganti. Ini berarti bahwa seorang pemimpin haruslah mampu mendorong ke arah kemajuan, memperluas batas-batas, dan mencari alternatif-alternatif guna mencapai kemajuan.
Gagasan modern memberi petunjuk bagaimana seharusnya memimpin. Seorang pemimpin harus mampu memadukan antara memimpin (leading) dan mengatur (managing), dengan tekanan yang lebih kepada kepemimpinan dari pada pengaturan. Memimpin adalah menolong masyarakat untuk menentukan kemana mereka ingin pergi, yakni apa yang akan merupakan visi dan misinya.
Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang mampu mendengarkan kebutuhan masyarakat, tahu mencari dan menemukan orang yang berkompeten dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, dan mengundang partisipasi masyarakat untuk menggapai kemajuan yang lebih baik.
Mosa-Pemimpin Masa Kini
Belajar dari gagasan tradisional (mosa-pemimpin dalam masyarakat Bajawa) dan pemimpin dalam gagasan modern, kiranya dapat ditarik sebuah benang merah yang bisa menjadi acuan bagi pemimpin masa kini. Gagasan tradisional mengajarkan bahwa seorang pemimpin adalah seorang yang memegang kendali atas hidup bersama. Dia harus seorang yang bijaksana, mempunyai orientasi masa depan, dan berjuang demi kebaikan bersama (bonum comunnae).